Bab XVII

11 4 0
                                    

Setelah pulang, amera membersihkan diri kemudian menganti pakaian santai dengan rambut yang ia ikat tinggi ke atas.

Tok...tok...

Suara pintu kamar nya di ketuk dari luar, entah siapa amera tak tahu. Namun ia masih sibuk mengikat rambutnya.

"Amera, apa kau sudah pulang? Aku membawa kan mu makan malam, aku sungguh minta maaf soal kemarin-"

Ucapan cesar terhenti kala pintu kamar telah di buka oleh si empu.

"Kenapa?" Tanya amera dengan ketus.

"Aku membawakan mu makan malam sebagai tanda permintaan maaf ku soal kemarin malam. Kau pasti marah pada ku."

"Aku tidak marah."

Cesar menatap amera sesaat, penampilan biasa dari amera membuat nya merasa terpikat apalagi jika tanpa make up. Amera masih terlihat menawan walau tampil seperti sekarang.

Amera mendeham. "Kau bisa pergi sekarang, aku sangat lelah. Jadi aku ingin istirahat sekarang."

"Tapi aku bawakan ini untuk mu, aku sendiri yang memasak nya khusus untuk mu. Tak bisakah kau mencobanya sedikit."

Cesar menyodorkan nampan berisi sepiring nasi goreng yang ia buat sendiri sebagai permintaan maaf pada amera tadi.

Amera menghela napas dan menerima nampan tersebut dari tangan cesar. "Terimakasih, kau boleh pergi sekarang."

Bruk

Pintu kembali ditutup oleh amera, meninggalkan cesar yang berdiri di depan pintu sendirian. Sebenarnya ia ingin meminta maaf atas sikap nya selama ini tapi bibir nya tak mau bicara, dan dia juga ingin bertanya alasan mengapa amera bersikap pura-pura tidak tahu tentang perselingkuhan tersebut setelah kecelakaan yang cesar alami. Ia ingin tahu tapi ia juga takut, takut jika amera mengungkit perceraian. Ia tak ingin hal tersebut terjadi.

________

Paginya adalah hari libur, seperti biasa amera tak pergi bekerja begitu juga dengan cesar. Mereka tak pergi kemana-mana, hanya berada di rumah seharian ini.

"Dimana nyonya?" Tanya cesar ke dapur untuk mengambil secangkir air minum. Ia baru saja selesai mandi dan akan sarapan namun tak melihat amera di meja makan ataupun di ruang tv.

"Nyonya di perpustakaan tuan," ucap salah satu pelayan yang sedang membereskan belanjaan.

"Nanti tolong bawakan kopi saya ke perpustakaan ya."

"Baik tuan."

Cesar melangkah menuju ruang perpustakaan untuk menemui amera. Ia penasaran apa yang sedang wanita itu lakukan di sana. Sebelumnya rumah cesar memang memiliki perpustakaan dan bahkan ruangan itu menjadi ruangan favorit amera. Disana ia bisa tenang sambil membaca berbagai macam buku yang ia inginkan.

"Apa yang sedang kau baca hm?" Tanya cesar berdiri di belakang amera, sontak saja membuat amera berbalik karena terkejut mendapati cesar yang berdiri di belakang nya.

"Kau mengagetkan ku," gerutu amera.

Sangking penasaran nya, cesar sampai melirik buku yang sedang amera pegang. Tampaknya wanita itu memang suka membaca.

"Apa yang sedang kau baca?"

"Ini novel."

Amera berbalik kemudian melangkah menuju kursi dengan sebuah meja kecil yang diatas nya bertumpuk buku-buku.

his farewell attemptTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang