Bab XVIII

14 5 0
                                    

Jari jemari cesar tak henti-hentinya mengetuk meja, rahang nya yang tajam dengan sorot mata yang tertuju hanya pada satu objek membuat raut wajahnya tampak serius. Ya, dia masih tak bisa melupakan perkataan amera kemarin tentang perpisahan, apa yang membuat wanita tersebut bisa berpikir seperti itu.

Srek.

Kertas yang tadi nya tersusun rapi di atas meja, seketika berserakan di lantai karena ulah pria tersebut.

"Sialan! Apa yang wanita itu pikirkan?"

Cesar bertanya-tanya dalam benak nya, mengapa wanita itu sangat menginginkan perpisahan. Ia berdiri dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celana kemudian berbalik menatap ke arah kaca jendela.

"Lihatlah, akan ku buat kau tak bisa lagi mengatakan perpisahan."

_________

pukul 12.08

"Maafkan aku karena terlambat nona cassie," ujar cesar menghampiri salah satu meja di sebuah restaurant. Dia memang sudah membuat janji temu bersama cassie melalui pesan.

"Tidak apa-apa."

Cesar duduk berhadapan dengan cassie, tampaknya cassie sudah menunggu lama di sana, itu terlihat bahwa minuman yang wanita itu pesan sudah tak tersisa.

"Aku terkejut ketika melihat berita tentang kecelakaan yang di alami oleh mu. Apa kau baik-baik saja?" Tanya cassie dengan raut wajah khawatir. Sebenarnya setelah melihat berita tersebut, ia ingin menjenguk cesar namun niat itu ia urungkan. Karena ia tahu betul jika ia datang kesana maka keluarga cesar sudah pasti tak suka dengan kedatangan nya.

"Aku baik-baik saja, hanya saja aku mengalami amnesia. Dokter bilang aku tak mengingat tiga tahun silam."

Cassie terkejut hingga menutup mulut nya dengan satu tangan. Apa itu berarti cesar juga tak ingat dengan hubungan mereka? Jawaban nya sudah sangat jelas. Dia memang tidak ingat.

"Ja-jadi maksud mu kau juga tak ingat dengan hubungan kita?"

Cesar menghela napas sesaat. "Aku tahu karena bryan yang mengatakan nya, tapi jujur saja aku masih tidak ingat betul," ujar cesar dengan pelan.

"Dan aku ingin bertemu dengan mu karena ku rasa hubungan kita baiknya di akhiri saja."

Walau hati kecil cassie terasa begitu sakit mendengar nya namun ia paham bahwa hubungan mereka memang sudah tak bisa lagi di lanjutkan. Sebagai seorang wanita tentu cassie ingin diberi sebuah kepastian namun cesar tak bisa memberikan nya. Dan keputusan ini sudah begitu tepat. Lagipula hubungan itu dari awal memang sudah salah.

"Ya aku mengerti, tak apa cesar kau tak perlu merasa tak enak pada ku. Hubungan kita memang sudah seharusnya berakhir, lagipula di malam kau mengalami kecelakaan, hubungan kita sudah berakhir di malam itu juga."

"Begitu kah?" Tanya cesar sedikit terkejut, sedangkan cassie mengangguk pelan dengan senyum tipis nya.

"Kau yang memutuskan nya, walaupun awal nya aku merasa tak rela. Tapi setelah di pikir-pikir hubungan kita memang sudah salah. Jadi sudah sebaik nya di akhiri saja."

Senyuman cesar merekah sambil menatap ke arah cassie. "Terimakasih sudah mau mengerti," ucap nya dengan senang walaupun masih merasa tak enak pada cassie.

his farewell attemptTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang