Sejak tadi cesar hanya duduk mengamati amera dengan cukup lama, ternyata ia baru tahu bahwa amera adalah wanita yang sangat profesional dalam pekerjaan nya. Dia tampak begitu hidup ketika sedang bekerja, mungkin pekerjaan itu sudah seperti hidup nya. Tentu saja karena amera menghabiskan sebagian hidup nya untuk pekerjaan nya, baginya karier adalah sesuatu yang sangat berharga bagi amera. Ia sangat bergantung pada karier, dan juga pendidikan nya, ia tak ingin bergantung pada pria mana pun termasuk cesar sekaligus. Karena menurutnya pria itu fleksibel, bisa kapan saja berubah dan bisa kapan saja meninggal kan kita. Berbeda dengan pendidikan dan juga karier, amera sangat menghargai kedua hal tersebut.
"Baiklah istirahat sebentar, nolan dan merisca. Kalian juga harus ganti pakaian untuk pemotretan selanjutnya," ucap amera mengakhiri aktivitas semua orang yang berada disana untuk rehat sejenak. Mata amera seketika teralihkan pada cesar yang tengah duduk sendiri disana, kemudian amera pun menghampiri nya.
"Kau yakin tetap ingin disini, aku masih lama cesar," ucap amera duduk di sebelah cesar seraya menghela napas panjang guna membuang segala penat di dalam pikiran.
"Tidak masalah, aku bisa menunggu mu hingga selesai."
Amera tak menyauti perkataan cesar, ia benar-benar sangat lelah, sekarang ia hanya butuh istirahat walau sebentar saja. Mata amera terpejam hingga membuat nya tak sadar bahwa kini cesar tengah curi-curi pandang padanya.
"Apa kau-"
"Mera," tukas nolan menghampiri keduanya dengan senyum yang ramah, namun berbeda dengan cesar. Ia sangat tak suka kala melihat nolan di hadapan nya. Bahkan ia sampai mengutuk nolan dalam hatinya.
"Kenapa?"
"Alessa bilang dia mau bicara sama kamu, katanya ada hal penting yang mau di bicarakan."
"Benarkah?" Tanya amera.
"Iya, sepertinya sangat mendesak. Kau harus menemui nya."
Karena tak ingin alessa menunggu, amera segera beranjak dari duduk nya. "Baiklah, kalau begitu aku tinggal sebentar ya cesar," ucap amera sebelum pergi meninggalkan cesar, dan pria itu hanya mengangguk pelan seraya merekah senyum tipisnya.
Setelah kepergian amera, kini yang tersisa hanya nolan dan juga cesar. Cesar kemudian berdiri menatap tajam ke arah nolan, kedua nya mantap ia taruh di saku celana.
"Kau sengaja kan?" Tanya cesar tak terima kala nolan menghampiri mereka hanya untuk membuat amera menjauhi nya. Jika benar itu ulah nolan, ia tak akan segan-segan kepada nolan.
Nolan berdecak dengan senyum tipis nya, tentu saja itu bukan ulah nya. Alessa memang benar-benar butuh bicara dengan amera namun sepertinya cesar yang salah paham pada nya. "Ck, kau ini bicara apa. Aku sama sekali tak mengerti apa yang sedang kau bicarakan."
Cesar memutar bola mata dengan malas dan masih tidak percaya dengan apa yang nolan katakan. "Jangan berpura-pura tidak tahu, kau sengaja kan menjauhkan amera dari aku. Hei, ku peringat kan pada mu. Bahwa kau lah yang seharusnya menjauhi amera. dia itu istri ku," jelas cesar dengan serius.
Sedangkan nolan terkekeh mendengar nya, apa kah suami dari amera itu memang punya tempramen yang buruk. "Kau bilang dia istri mu, sejak kapan kau menganggap nya istri mu. Lalu apakah dia mencintai mu?" Tanya nolan mengangkat dagunya, ia tahu betul bahwa pernikahan kedua nya hanya atas dasar di jodohkan bukan karena atas dasar saling mencintai. Bahkan nolan bisa melihat sorot mata amera tanpa cinta untuk cesar.
Sedangkan cesar hanya diam membungkam mulutnya, tentu ia tahu mana mungkin wanita itu mencintai nya.
"Kenapa kau diam, apa amera tak mencintai mu, benar begitu?" Nolan tertawa lepas seakan-akan ia telah berhasil membuat cesar malu dan sadar akan posisi nya di dalam hati amera. "Jika dia mencintaimu dia tak akan mungkin meminta cerai dari mu, dan aku sangat mengenal amera. Karena kami sudah berpacaran selama tiga tahun, kau bayangkan saja tiga tahun kami berpacaran. Semua hal sudah kami lalui bersama, kami sudah melakukan banyak hal. Dan dia sangat mencintai ku, kami saling mencintai. Dan kau pun harus sadar bahwa dari awal amera itu adalah milik ku dan akan terus menjadi milik ku," ucap nolan dengan penuh penekanan pada akhir kalimatnya.
Mata cesar menyalah emosi, kesal ia mendengar perkataan nolan dan juga sungguh menyakitkan. Urat lehernya bahkan juga sudah menimbul, ia menguatkan rahang nya. "Kau tidak perlu membawa masa lalu ke masa depan. Kalau dia memang mencintai mu lalu kenapa dia memilih ku untuk ia nikahi."
Nolan berdecak. "Dia hanya terpaksa bukan benar-benar keinginan nya sendiri. Kau seharusnya sadar akan hal itu cesar, kau mungkin tak tahu, tapi amera itu masih mencintai ku dia hanya marah pada ku tapi tenang saja, dia akan kembali pada ku. Tunggu saja sebentar lagi," ucap nolan menepuk pundak cesar dengan pelan. Namun cesar tak sesabar itu, ia menarik kera baju nolan mendekati tubuhnya. Ingin sekali ia memukul wajah si nolan hingga babak belur, berani sekali ia mencoba merebut amera dari cesar. Itu tak akan mungkin terjadi.
"Kau dengarkan aku, jangan berani kau mendekati amera lagi walau hanya seujung rambut nya. Atau kau akan berurusan dengan ku." Nada berat dan penuh amarah cesar lontarkan. Matanya menyalah merah padam menandakan bahwa ia benar-benar sedang marah sekarang.
"Aku tidak mau."
"Kau..."
Mendengar jawaban nolan seperti ingin menantang nya membuat amarah cesar sudah tidak tertahan kan lagi. Ia mengepal tangan kanan nya dan ingin melayangkan pukulan keras kepada nolan.
Nolan terkekeh. "pukul saja aku, kita lihat bagaimana reaksi amera jika ia tahu bahwa kau mengacaukan model nya."
Seketika juga cesar menghentikan tindakan nya dan mendorong tubuh nolan menjauh dari dirinya, ia sungguh tak ingin mengacaukan pekerjaan amera. Namun kemarahan itu tak bisa ia pungkiri, ia masih kesal dengan ucapan nolan barusan.
"Kau ini sangat tempramental, kau seharusnya tahu bahwa amera tak suka dengan pria pemarah. Dia tak akan mungkin menyukai mu."
"Diamlah! Atau aku akan menghabisi mu," gertak cesar dengan kesal. Sangat menyebalkan bisa bertemu dengan nolan.
Nolan menghela napas. "Aku tidak takut dengan ancaman mu, mau kau bilang apa aku tetap tidak akan menjauh dari amera. Menyerahlah mr harland, kau bukan tandingan ku, cinta amera masih berpihak kepada ku bukan kepada mu. Kalau begitu aku permisi. "
Nolan kemudian pergi meninggalkan cesar yang masih dalam kondisi kesal. Sungguh jika bukan memikirkan nolan adalah model amera, cesar tak akan mungkin menahan emosinya. Bisa saja tadi nolan sudah di pukuli oleh cesar hingga babak belur, namun sayang nya nolan begitu pengecut.

KAMU SEDANG MEMBACA
his farewell attempt
RomanceDeskripsion: Dua tahun menikah amera tak pernah merasakan kehangatan dalam pernikahan tersebut. Kedua pasangan tersebut tidak pernah saling mencintai, mereka menikah karena di jodohkan oleh pihak keluarga bukan keinginan mereka sendiri. Dan pada akh...