Bab XXII

8 4 0
                                    

Minggu pagi seperti biasa amera pergi berjamaah ke gereja, hanya sendirian dan bagaimana dengan cesar? Entahlah, pria itu sudah pergi entah kemana tanpa memberi tahu kepada amera dia mau pergi kemana. Setelah selesai beberapa jemaat juga sudah meninggalkan tempatnya, dan di situ lah amera melihat cassie yang duduk disana tepat di seberang sana amera melihatnya. Wanita itu memejamkan matanya tampak khyusyuk berdoa. Kemudian amera berniat menghampiri nya.

"Selamat pagi nona cassie," sapa amera kemudian duduk di samping cassie. Senyum tipis nya merekah.

Cassie yang tak menyadari keberadaan amera sontak membuka matanya dan menoleh ke arah wanita yang tadi memanggil nya. Cukup terkejut mendapati amera di sampingnya.

"Se-selamat pagi mrs harland."

"Sebuah kebetulan bisa bertemu dengan mu lagi," Kata amera, tak pernah amera berniat untuk memperlakukan cassie dengan buruk. Kesalahan itu bukan lah sepenuhnya salah gadis itu, pikir nya setelah tahu hubungan gadis itu dengan cesar.

"Be-benar," jawab nya terbata-bata kemudian merunduk. Entah kenapa setiap kali cassie bertemu dengan amera, kegelisahan dan ketakutan selalu saja muncul.

"Jangan takut aku tidak akan melakukan apapun." Amera mengatakan itu setelah ia sadar bahwa cassie tampak takut ketika menghadapinya itu bahkan terlihat jelas dari mimik wajahnya. "Apa kau takut jika aku marah pada mu setelah aku tahu hubungan mu dengan cesar, tapi-"

"Aku sudah tidak ada lagi hubungan dengan nya," tukas cassie hingga membuat amera terkejut.

"Kau putus dengan nya? Kapan?" Tanya amera kepada cassie.

"Beberapa minggu yang lalu. Dia yang meminta hubungan ini berakhir." Dokter bilang kalau cesar takkan ingat pada kenangan nya tiga tahun silam, dan amera yakin betul bahwa cesar sudah menjalin hubungan tiga tahun bersama cassie. Itu berarti cesar tidak ingat dengan hubungan nya bersama cassie, namun aneh nya mengapa cesar malah mengingat nya apakah dirinya sudah pulih? Amera bertanya-tanya dalam benak nya.

"Sebenarnya aku ingin meminta maaf pada mu mrs harland, tentang hubungan ku dengan cesar. Seharusnya aku tidak menjadi orang ketiga dalam pernikahan mu. Aku sungguh minta maaf," ujar cassie merasa bersalah atas apa yang telah terjadi, dan apa yang telah ia lakukan pada amera.

"Kau tidak perlu minta maaf nona cassie, aku dan cesar, kami tidak pernah saling mencintai-"

"Kau salah mrs harland, cesar memutuskan ku karena dia memilih mu. Itu berarti dia mencintai mu," cassie mengatakan nya dengan begitu yakin namun sayang nya perkataan itu tak membuat amera percaya.

Wanita itu terkekeh rendah. "Mana mungkin dia mencintai ku nona cassie, mungkin saja dia memutuskan mu karena ada wanita lain. Kita tidak tahu pola pikir pria, bisa saja itu terjadi."

Namun cassie masih dengan pendirian nya, dia menggeleng dengan pasti. "Aku sudah lama mengenal nya, dia bukan pria seperti itu."

Amera hanya tersenyum saja, ada rasa tak percaya pada ucapan yang cassie lontarkan. "Anggap saja aku percaya pada perkataan mu nona cassie."

"Kalau begitu aku pamit dulu," tambah amera bangkit dari duduknya kemudian meninggalkan cassie di tempatnya.

_______

"Kau kenapa, sejak pulang dari gereja kau tak mengatakan apapun. Apa kau sakit?" Tanya cesar menatap amera dengan khawatir, bagaimana tidak? Sejak pulang dari gereja, amera mengunci dirinya di dalam kamar dan setelah makan malam baru lah dia keluar itupun cesar yang memanggil nya.

"Tidak ada."

Cesar mendengus dengan perasaan sedikit kesal, apa yang sebenarnya terjadi pada wanitanya itu. Dia tidak banyak bicara hari ini bahkan sampai mengunci diri di dalam kamar. "Jika aku punya salah katakan saja, jangan buat aku pusing sendiri memikirkan nya."

Amera terdiam kemudian menatap lurus kedepan, ke arah cesar tepatnya. "Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan pada mu."

"Apa itu?"

"Kau kenal cassie?" Tanya amera dengan mimik wajah serius, dan cesar terkejut mendapat pertanyaan tersebut.

Cesar mendeham. "Uhm..y-ya aku mengenal nya."

"Jadi kau sudah tahu tentang hubungan mu dengan nya?"

"Apa?! Tidak, aku tidak ingat," jawab cesar mengalihkan pandangan nya ke sisi lain seraya meneguk kopinya.

"Kau berbohong, tadi pagi aku bertemu dengan nya, dia bilang kalau kau dan dia sudah putus. Dia mengatakan kalau kau yang memutuskan nya beberapa minggu yang lalu."

"Oh baiklah aku tahu, tapi aku tahu itu dari bryan. Aku belum benar-benar ingat."

Amera menghela napas. "Jadi kau sudah tahu bukan?"

"Y-ya aku tahu," jawab cesar terbata-bata.

"Kalau kau sudah tahu, mari berpisah saja."

Sontak saja perkataan amera membuat cesar terkejut, tiba-tiba saja amera mengatakan ingin berpisah. Padahal cesar sebelum nya sudah yakin bahwa amera sudah tidak lagi mengungkit masalah perpisahan namun sekarang mengapa amera berpikir untuk berpisah.

"A-apa yang kau katakan?! Berpisah? Apa kau tahu apa yang baru saja kau katakan?" Mata cesar melebar dengan rasa tidak percaya atas apa yang telah amera katakan barusan.

"Cesar, hubungan kita ini tidak lah berjalan dengan baik. Walaupun kita sudah menikah secara resmi, tapi kita tak perna layaknya pasangan suami istri sesungguhnya. Kita sama-sama terjebak disini, kau dan aku tidak saling mencintai. Jadi untuk apa di lanjutkan."

Cesar berdiri sambil mengebrak meja makan dengan keras. "Tapi aku tidak ingin berpisah, aku tahu aku salah tapi tak bisakah kau memaafkan ku. Kita bisa mulai dengan lembaran baru."

"Cesar dengarkan aku-"

"Kau yang dengarkan aku, kita tak akan berpisah, tidak akan. Jika kau mengungkit masalah ini lagi aku akan merobek mulut kecil mu lalu akan ku kurung kau di sini dan tidak akan membiarkan mu pergi ke mana pun," ancam cesar kemudian pergi meninggalkan ruang makan sambil mengacak-acakan rambutnya.

Sedangkan amera hanya bisa menghela napas, cesar memang sulit di ajak bicara. Kenapa cesar sangat bersikeras untuk tidak bercerai padahal dirinya saja tidak mencintai amera. Jadi untuk apa di lanjutkan.

_______

"Sial kau amera!" Umpat cesar melempar cerutu nya dari jendela mobil. Dengan kecepatan penuh mobil yang cesar kemudikan melaju di jalan raya.

"Kau ingin berpisah hm, aku akan pastikan kau tak akan mendapatkan nya. Kau dan aku akan mati dan hidup bersama. Tak ada yang bisa menghalangi nya, akan ku pastikan itu."

Cesar semakin melajukan kecepatan mobilnya di jalan raya, hingga mobilnya berhenti tepat di sebuah bar. Bar milik teman kakaknya. Setelah turun dari mobil, cesar mengambil cerutu nya kemudian mengapit nya dibibir, membakar ujungnya hingga asap nya mengebul ke atas dan barulah ia masuk ke dalam tempat tersebut.

his farewell attemptTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang