Bab X

14 5 0
                                    

Keesokan paginya amera datang menjenguk cesar, bahkan bryan juga ada disana menjaga cesar sejak kemarin. Tapi tampaknya cesar masih dalam keadaan kritis, amera melihat luka di bagian kepala cesar dan itu cukup parah. Entah bagaimana itu bisa terjadi padanya.Amera menghela napas.

"Dia sangat ceroboh," ujar bryan kepada amera, wanita itu melirik bryan sejenak masih duduk tenang di samping cesar.

"Aku sudah katakan padanya jangan mabuk saat mengemudi, tapi lihat sekarang. Dia sangat keras kepala," tambah bryan namun amera tak memberi respon. Bagi nya itu semua adalah takdir, dan semoga hal ini bisa menjadi pelajaran bagi cesar di kemudian hari.

"Ku dengar dari ayah, kau dan cesar akan bercerai. Apa itu benar?" Tanya bryan membuat amera menoleh pada pria yang tengah duduk di sofa sana.

"Iya, kurasa kakak juga sudah tahu alasannya. Sungguh, aku sudah tak tahan lagi dengan pernikahan ini, aku dan cesar tidak saling mencintai. Kami tak sama dengan kau dan lia kalian saling mencintai, penuh kasih dan kami tidak seperti itu. Aku sudah muak kak bryan. Aku sudah tak sanggup lagi."

Bryan menghela napas dia tahu betul bagaimana sikap adik nya kepada amera, walaupun semua nya berasumsi pernikahan mereka bahagia tapi bryan tahu betul bahwa semua itu adalah sandiwara. Dan dia juga merasa kasian pada amera, wanita itu sama sekali terjebak bersama cesar.

"Aku mengerti, kau sama sekali tak salah amera,cesar lah yang salah. Aku minta maaf atas nama cesar, jika kau memang betul ingin bercerai tak apa. Kau juga berhak memilih kebahagiaan mu sendiri, jangan membuat pernikahan ini menjadi halangan bagi mu untuk mencari kebahagiaan."

"Terimakasih saran nya kak bryan," ujar amera tersenyum.

Bryan mendeham seraya berdiri. "Aku akan pergi merokok keluar, kau tolong jaga dia dulu ya."

"Iya."

Bryan pun melangkah pergi dari tempat itu menuju halaman depan rumah sakit. Sedangkan kini amera masih menatap lekat sang suami ataukah di sebut calon mantan suami.

"Eungh....."

Mata cesar sedikit terbuka bahkan jari-jari nya bergerak membuat amera terkejut sekaligus senang. Akhirnya cesar sadar juga.

"Kau sudah sadar?" Tanya amera dengan lembut.

Namun cesar masih keliatan bingung, bahkan masih sempat mengedarkan pandangan nya ke arah sekitar.

"Kau siapa?" Pertanyaan cesar membuat amera terkejut, mengapa cesar bertanya seperti itu padanya.

"Aku amera, kau tak ingat?"

Cesar mengerutkan dahi nya dengan tatapan yang menunjukan kebingungan, seperti benar-benar tak ingat siapa wanita yang berada di depan nya kini.

"Amera siapa? Aku tak kenal."

Amera yang semakin terkejut segera bergegas memanggil dokter, bahkan ia juga sempat menelepon bryan. Dan setelah mendengar berita baik bahwa adiknya telah sadar, bryan pun menelepon keluarga nya. Ia tak ingin keluarga nya semakin khawatir setidaknya dengan berita ini bisa membuat keluarga nya lega.

_____________

"Bagaimana keadaan nya dokter?" Tanya bryan. Setelah mendengar cerita dari amera, pria itu sungguh terkejut. Mengapa hal ini bisa terjadi pada adiknya. Mengapa cesar tak ingat dengan amera bahkan ia juga tak ingat bagaimana ia bisa berada di rumah sakit.

"Maaf tuan sepertinya, tuan cesar mengalami amnesia sementara. Mungkin karena luka pada bagian kepala nya yang begitu parah membuat nya seperti ini. Ia tak ingat pada tiga tahun sebelumnya."

his farewell attemptTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang