Nevan langsung berlari sekuat tenaga ketika dia melihat sebuah mobil menabrak Lia. Pemuda itu sangat shock karena melihat tubuh Lia tergeletak dan dipenuhi oleh darah di jalanan tersebut. Nevan tidak peduli akan apa yang terjadi pada Lia, dia memutuskan berlari sampai pada akhirnya dia menemukan halte. Disaat bus berhenti di halte itu, tanpa memikirkan apa pun, Nevan langsung menaiki bus.
Dia benar-benar tidak menyangka bahwa akhirnya akan menjadi seperti ini. Nevan tidak berhenti menggigit ujung kukunya karena dia sangat gugup dan takut. Nevan takut jika Pak Masykur benar-benar akan menyeretnya ke penjara. Dan, Nevan takut jika Pak Masykur akan selalu mencarinya sampai dia berhasil memasukkan Nevan ke penjara
Nevan merasa hidupnya menjadi tidak tenang. Dia juga gelisah dan merasa bahwa bus ini berjalan dengan sambat lambat. Rasanya, Nevan ingin melompat dari bus lalu dia berlari pulang ke apartemen.
Ketika bus itu berhenti di sebuah halte, Nevan langsung saja turun tanpa perduli di halte mana bus ini berhenti. Dia hanya memilih berlari dan terus berlari sampai pada akhirnya dia melihat gedung apartemen tempat ia tinggal.
Nevan menaiki tangga dengan cepat dan membuka pintu unitnya. Dia berlari ke kamarnya dan langsung mengeluarkan semua bajunya di lemari, Nevan memasukkan baju-baju tersebut ke dalam tas. Setelahnya, Nevan keluar dari kamar dan mencari apa pun di ruangan itu yang bisa dia jual.
Nevan pun masuk ke kamar Jauzan. Dia menemukan laptop Jauzan lalu masukkan laptop Jauzan ke dalam tas untuk ia jual.
Nevan juga melihat jam tangan milik Jauzan, lalu dia memasukkan jam itu ke dalam tas. Tatapan mata Nevan tertuju pada celengan milik Jauzan. Celengan tersebut berada di dalam lemari dan disembunyikan di balik baju. Nevan pun mengambil celengan itu dan memasukkannya ke dalam tas.
"Apalagi yang bisa gue bawa?" gumam Nevan sambil terus melihat keadaan di sekitar.
"Ck, bodo ah! Sekarang gue harus ke ATM dan narik semua uang gue" ucap Nevan.
Dia pun berjalan dengan cepat keluar dari unit apartemennya.
***
Setelah memakan sebungkus roti serta satu botol air mineral di kantin rumah sakit. Malik pun kembali ke ruangan ICU sambil membawa kantung plastik berisikan roti dan minum untuk Chanan serta Jauzan.
Laki-laki itu masih memikirkan penjelasan dari Dokter Rian bahwa Malik tidak bisa mendonorkan tulang sumsumnya karena anak itu dulunya memiliki riwayat sakit kanker. Dokter Rian hanya tidak mau mengambil risiko apalagi jika risiko tersebut berhubungan dengan nyawa keduanya. Baik pasien dan pendonor.
Dokter Rian berpesan pada Malik bahwa Chanan harus melakukan pemeriksaan supaya bisa diketahui apakah Chanan memiliki sumsum tulang yang cocok untuk Rafa atau tidak.
"Sekarang, biayanya.." gumam Malik.
Selama ini, Malik lah yang mengurus administrasinya Rafa. Sayangnya, BPJS milik Rafa tidak bisa meng-cover semua biaya pengobatan Rafa. Sehingga, Malik harus memikirkan cara bagaimana mengisi kekurangan biaya pengobatan Rafa.
Rafa pernah mengatakan kalau dia memiliki tabungan dan juga emas yang dulu sempat ia beli. Tetapi, setelah Malik hitung lagi semua total biaya pengobatan Rafa, masih ada sisa yang cukup banyak untuk menutupi kekurangan tersebut.
Sebenarnya, sisa uang tersebut bisa dikatakan tidak terlalu banyak jika saja Malik memiliki uang. Sayangnya, kartu kredit milik Malik diblokir oleh orang tuanya. Uang yang selama ini Malik gunakan adalah tabungannya sendiri yang merupakan hasil menulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Anak Tangga Terakhir
FanfictionBanyak yang mengatakan apartemen sederhana dan kecil ini dikutuk. Rata-rata yang tinggal di sana adalah orang-orang yang memiliki masalah hidup dan pada akhirnya memilih untuk mengakhiri hidup mereka di unit apartemen mereka. Banyak desas-desus yan...