Jauzan tidak ada memejamkan matanya dari semalam.
Isi kepalanya begitu penuh sehingga dia tidak ada keinginan untuk beristirahat sejenak. Meskipun Malik mengatakan kalau dia akan meminjamkan uangnya ke Jauzan, tetapi dia harus mencari sisanya. Dan jumlahnya pun juga cukup banyak. Itu semua karena Jauzan sepenuhnya bertanggung jawab mengganti uang ganti rugi itu.
Kevin dan Firman kabur, mereka berdua saat ini sedang dicari oleh bos tempat Jauzan dulu bekerja dengan bantuan polisi. Bosnya Jauzan itu langsung mengancam Jauzan, kalau dia juga ikut kabur seperti Kevin dan Firman, maka Jauzan akan ia jebloskan ke penjara dengan hukuman seberat-beratnya.
"Zan, makan dulu yuk, gue udah buatin mie goreng" ucap Nevan sambil mengintip ke dalam kamar Jauzan.
"Gue cuma bisa bikin mie goreng, tapi kalo lo mau makan yang lain, bilang aja, gue beliin" ucap Nevan lagi.
Jauzan hanya bergeming di atas tempat tidurnya. Melihat hal itu, membuat Nevan membuka pintu kamar Jauzan lebar-lebar lalu dia berjalan masuk ke dalam untuk melihat keadaan Jauzan.
Sepupunya itu terlihat kurang tidur. Tidak ada semangat di sorot mata Jauzan membuat Nevan menatap sendu sepupunya itu. Dia berjalan mendekati Jauzan, lalu ia duduk di pinggir tempat tidur sambil menepuk pundak Jauzan dengan pelan.
"Zan, please, lo makan dulu. Lo mau makan apa? Gue beliin apa pun yang lo mau" ucap Nevan ke Jauzan.
Sejak semalam Jauzan menolak makan membuat Nevan kebingungan bagaimana cara dia membujuk Jauzan supaya dia mau makan. Tidak masalah kalau Jauzan tidak mau memakan mie goreng instant buatannya, kalau Jauzan ingin memakan yang lain, Nevan akan langsung belikan, yang terpenting Jauzan mau makan.
"Gue nggak selera makan, Van" ucap Jauzan yang bergerak untuk membelakangi Nevan.
"Jangan gitu, Zan. Lo bisa mati karena nggak makan-makan" ucap Nevan yang berusaha membujuk Jauzan.
"Tinggalin gue sendiri."
"Gue beliin makanan, nanti jangan lupa dimakan."
Nevan menatap lekat Jauzan yang tidak sekali pun menjawab ucapan Nevan atau pun membalikkan tubuhnya menghadp ke Nevan. Melihat hal itu, Nevan berjalan keluar dari kamar Jauzan, dia bersiap pergi ke rumah Pak Masykur karena akan mengantar pria tua itu ke acara temannya.
Ketika Nevan keluar dari unit apartemennya, dia melihat Malik juga keluar dari unitnya.
"Mau ke mana, bang?" tanya Nevan.
"Ketemu temen, sekalian jengukin Rafa."
Jawaban dari Malik itu membuat Nevan langsung teringat dengan Rafa. Sepertinya nanti dia akan menjenguk Rafa.
"Oh iya, lo mau pergi kerja?" tanya Malik dan Nevan menganggukkan kepalanya.
Malik menyerahkan sebuah amplop ke Nevan.
"Kasihin ke bos nya Rafa, ini surat resign dia."
Nevan terdiam.
"Rafa berhenti kerja, Van. Dia mau fokus sama pengobatannya dia."
***
"Chan, kenapa nggak mau pergi kuliah sama Kiki? Kalo Chan nggak rajin masuk, nanti telat lulusnya, loh" ucap Rafa ke Chanan yang sedang mengupaskan jeruk untuk kakaknya makan.
Tadi Kiki datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Rafan dan Chanan, sekalian dia juga ingin mengajak Chanan pergi ke kampus bersama. Tapi, Chanan tadi tidak mau pergi ke kampus karena dia ingin berada di dekat kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Anak Tangga Terakhir
FanfictionBanyak yang mengatakan apartemen sederhana dan kecil ini dikutuk. Rata-rata yang tinggal di sana adalah orang-orang yang memiliki masalah hidup dan pada akhirnya memilih untuk mengakhiri hidup mereka di unit apartemen mereka. Banyak desas-desus yan...