Chapter 16

299 47 6
                                    

Malik membaca catatan-catatan kecil yang ia tulis di buku jurnalnya. Ternyata, Malik sudah menghabiskan lima lembar kertas untuk menuliskan semua hal-hal kecil yang ia lihat di apartemen ini. Ketika, Malik membaca semua tulisan kecil miliknya di lima lembar kertas di dalam jurnalnya itu. Selalu ada rasa sesak yang membuat Malik ingin menangis ketika dia membacanya.

Di detik itulah, Malik menyadari, bahwa begitu banyak manusia di dunia ini yang belum bisa menemukan arti dari bahagia yang sebenarnya.

Para tetangganya yang ada di apartemen ini, terlalu memikirkan bagaimana cara mereka bisa bertahan hidup disaat keadaan dunia tidak baik-baik saja. Mereka semua tidak memiliki pikiran untuk menyisihkan waktu mereka untuk mencicipi apa itu kebahagiaan yang sesungguhnya.

Tidak. Malik bukan ingin mengatakan bahwa para tetangganya ini tidak bisa bersyukur akan nikmat Tuhan yang telah ia berikan kepada mereka.

Malik hanya ingin semua penghuni di apartemen ini, memiliki sebuah alasan yang bisa membuat mereka bahagia meskipun hal tersebut hanyalah hal yang sederhana.

Tetapi, Malik tahu kalau dia tidak bisa langsung menghakimi bahwa semua penghuni di apartemen ini terlalu mengejar dunia dan tidak mau mencaritahu kebahagiaan mereka.

Malik tidak ada di posisi mereka dan belum pernah berada di posisi mereka.

Bisakah suatu hari nanti, Malik melihat tawa lepas dari para tetangganya itu?

Malik terbangun dari berbaringnya, dia meraih laptop yang ia taruh tidak jauh dari kasur lipatnya. Dia menghidupkan laptopnya itu dan mencari aplikasi microsoft word.

Kesepuluh jemarinya dengan lincah mengetikkan sesuatu di laptopnya.

"Mungkin, ada baiknya gue mencoba genre cerita yang lain selain fantasi. Mumpung otak gue lagi berfungsi dengan baik."

***

Nevan berjanji, jika dia mendapatkan gaji pertamanya, maka dia akan membawa Rafa makan enak di sebuah restoran terkenal di dekat apartemen mereka.

Dia sangat berterima kasih kepada tetangganya yang satu itu karena telah memberitahukan info lowongan ini.

Setelah Rafa memberitahu Nevan kalau dia sudah melaporkan ke bos nya bahwa Nevan ingin bekerja sebagai supir pribadi si bos. Nevan langsung mengirimkan sebuah pesan ke bosnya Rafa yang bernama Masykur.

Bos dari Rafa itu sudah berusia 55 tahun. Rumah si bos tidak jauh dari kantor tempat Rafa bekerja.

Ternyata, tempat kerja Rafa berada di dalam sebuah perumahan. Tempat kerja Rafa merupakan sebuah rumah satu lantai yang dialih fungsikan menjadi sebuah kantor. Dan rumah tersebut bersebelahan dengan rumah Pak Masykur.

Makanya, Rafa bisa tahu kalau bosnya ada di rumah atau tidak. Terkadang, Pak Masykur pagi-pagi sekali harus pergi karena ada acara dan mengikuti sebuah pertemuan di antara para pemilik perusahaan konsultan lainnya.

Rafa hanya cukup melihat dari ruang kerjanya, karena jendela ruang kerjanya itu mengarah ke garasi rumah Pak Masykur. Jika mobil Pak Masykur tidak ada, itu artinya bosnya itu tidak akan ke kantor sampai sore.

Dan pagi ini, Nevan disuruh oleh Pak Masykur untuk datang ke rumahnya karena pria tua itu memiliki acara pertemuan antara seluruh pemilik perusahaan konsultan di daerah mereka di sebuah hotel.

Acara diadakan pukul 8 pagi sehingga Nevan langsung bergegas ke rumah bos barunya itu dan sudah tiba di sana pukul 7 pagi.

"Wah, ternyata kamu disiplin juga, ya Nevan?" ucap Pak Masykur yang terlihat suka dengan Nevan yang tiba tepat waktu.

[FF NCT DREAM] Anak Tangga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang