Setelah semalam Mira menginap dirumah Hilmi membantu mengurus Sakala dan Julian, pagi ini Mira bangun lebih awal berniat membuat sarapan sederhana untuk Hilmi juga anak-anaknya.
Mira sendiri tidur dikamar tamu, tidak mungkin Mira tidur dikamar utama bersama Hilmi yang statusnya saja masih menjadi pacar.
Hilmi sendiri tidak masalah kalo Mira memang mau, sejujurnya Hilmi memang sedikit terbuka dengan hal seperti itu tapi sebagai papa yang baik mana mungkin Hilmi memberi kesan buruk pada putra-putranya.
Dengan serius Mira memotong sayuran sebagai bahan membuat sarapan, Hilmi yang baru saja keluar dari kamar sudah rapi memakai jas lengkap berjalan menghampiri Mira didapur lalu tanpa suara Hilmi memeluk pinggang Mira dari belakang.
Mira terkejut dengan perlakuan Hilmi yang sedikit intim lalu berbalik menghadap Hilmi wajahnya kini berjarak sangat dekat dengan sang atasan.
Hilmi sendiri tersenyum mengangumi kecantikan Mira yang semakin hari setiap dipandang semakin cantik, sembari satu tangannya terangkat menyelipkan helaian rambut Mira yang menutupi wajah cantiknya kebelakang telinga.
Hilmi hampir khilaf, kalo saja suara deheman dari belakang tidak menyadarkan keduanya jika mereka masih berada dirumah. Hilmi langsung melepas rangkulan tangan dipinggang Mira berbalik melihat Satya yang kini berdiri sudah rapi memakai seragam lengkap.
"Ekhm, kalo mau mesra-mesraan tolong kondisikan tempat dan waktu" tegur Satya lalu melengos pergi begitu saja tidak jadi masuk kedalam dapur mengambil minum.
Moodnya langsung hancur melihat mereka berdua bermesraan. Dengan kesal ia menghempaskan diri kesofa diruang keluarga. Ternyata melihat Hilmi bermesraan dengan perempuan selain mama membuat hatinya semakin tak karuan.
Walaupun Arin nampak jahat, tapi seperti yang pernah dikatakan Jayden Arin tetaplah mama yang melahirkan Satya dan posisi mama tidak bisa digantikan siapapun sekalipun orang baik seperti tante Arin.
Tak lama Jayden keluar dari kamar menghampiri Satya yang memang masih berada diruang keluarga sembari melamun. Satya yang merasa ada seseorang mendekat lantas menoleh melihat Jayden yang kini rapi menggunakan seragam siap untuk kesekolah.
"Loh, kak Jay sekolah? Kenapa gak istirahat aja dirumah, kaka semalam aja demam lagi. Emang sekarang udah gak lemes?" Tanya Satya langsung bangkit menyentuh kening Jayden yang masih sedikit terasa hangat.
Sebenernya saat tengah malam demam Jayden kembali naik, Satya yang belum tidur karena kesulitan masuk kealam mimpi harus bolak-balik mengganti air untuk mengompres kening Jayden.
"Lemes dikit, tapi kaka hari ini ada ulangan sejarah" jawab Jayden dari wajahnya memang masih terlihat pucat, tubuhnya juga masih lemas tapi mau bagaimana lagi ia tidak mau ikut ujian susulan dikantor, nanti dia tidak bisa bertanya pada Denis yang kemampuannya cukup bisa dipercaya dipelajaran sejarah.
"Kaka masih demam, nanti kalo kaka pingsan disekolah gimana?
"Gak akan, kaka anak kuat. Eh iya papa udah masak?"
Mendengar kata papa, Satya kembali mengingat kejadian tadi dengan malas ia mengangguk,"ada tante Mira sama papa lagi masak. Kak Jay gak usah kesana deh, gak usah bantuin juga udah ada tante Mira yang bantuin"
"Tapi tadi adek minta dibikin omelette katanya dia gak mau makan kalo bukan buatan kaka" ujar Jayden berniat melangkah menuju dapur sebelum Satya kembali menahan tangannya.
"Kaka gak usah kedapur ya, tunggu disini aja"
Jayden mengerutkan alis bingung, kenapa Satya seperti melarangnya untuk pergi kedapur, lagian Jayden hanya mau membuat omelette request Riki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family || Enhypen
Short StorySeandainya waktu dapat kembali diputar, Hilmi tidak ingin kehilangan siapapun. Seandainya Hilmi bisa membagi kasih sayang sama rata pada putra-putranya, ia tidak akan pernah hidup dalam penyesalan. Hilmi mungkin bisa merelakan wanita yang sangat ia...