Jika kemarin Jake memilih membolos karena menjaga saudaranya, maka hari ini Jake memilih untuk masuk sekolah karena kebetulan ada ulangan matematika tidak mungkin seorang Jake melewati mata pelajaran kesukaannya.
Pagi-pagi sekali Jake pulang kerumah untuk mandi dan sarapan menaiki mobil papa dengan Satya yang menyetir.
Jake memaksa papa mengizinkan Satya menyetir karena tidak mungkin ada taksi dipagi buta.
Satya juga yang mengantarkan Jake kesekolah sedangkan Satya sendiri memilih tetap membolos menjaga Jayden selama kakanya belum sadar.
"Aku titip pesan, kalo ada yang nanya kemana Satya yang tampan ini. Bilang aja sibuk, sibuk berbakti menjadi adik yang baik" ucap Satya percaya diri sebelum Jake keluar dari mobil.
Jake hanya mengerlingkan mata menanggapi celotehan Satya yang tak bermutu lalu keluar dari mobil begitu saja membuat Satya mendumal kesal.
"Ya!! Jake lo gak tau diri ya anjing bilang terimakasih kek!!"teriak Satya membuka kaca jendela menyoraki sang kembaran yang tidak tau diri.
Satya ingat sekali bagaimana anak itu menyeret Satya yang sedang tertidur dengan nyenyak dibangku tunggu, tanpa mengatakan apapun melempar kunci mobil begitu saja padanya.
Jake sendiri mengabaikan teriakan Satya, berjalan santai masuk kegerbang sekolah beruntung suasana sekolah masih sepi karena Jake berangkat lebih pagi dari biasanya.
Jake menengok kembali kebelakang ingin melihat apakah Satya sudah pergi atau belum namun netra matanya tak sengaja melirik kearah sebuah mobil yang berhenti didekat pintu gerbang, remaja seusianya baru saja keluar darisana tapi bukan itu yang menjadi fokus Jake tetapi seseorang dikursi pengemudi yang menjadi fokusnya.
Tubuhnya seketika menegang, air matanya seketika meluruh, Jake tidak tau harus bereaksi seperti apa. Hingga tepukan keras dari Chandra dibelakangnya menyadarkan Jake dari kenyataan bahkan mobil yang dinaiki seseorang itu pun sudah pergi menyisakan ruang kosong dihatinya yang kembali terbuka.
"Loh, Jake? Lo nangis gara-gara tepukan gue?" Tanya Chandra ketika melihat air mata Jake.
"Bego" setelah mengucapkan kata tersebut Jake pergi begitu saja mengabaikan Chandra dibelakang, suasana hatinya benar-benar keruh sekarang.
"Singkat, padat, bego."gumam Chandra sedikit berlari menyusul Jake yang sudah berjalan jauh masuk kedalam sekolah.
Selama pelajaran berlangsung fokus Jake tidak benar-benar mengikuti pelajaran bukan karena memikirkan kedua saudaranya dirumah sakit tapi tentang pertemuan tak terduga dengan seseorang itu.
Jake juga tidak kenal dengan remaja laki-laki yang keluar dari mobil, ia harus mencari tau siapa remaja laki-laki yang ia lihat tadi pagi bersama seseorang itu.
"Jake, Satya gak masuk lagi?" Tanya salah satu siswi dikelas mereka bernama Windy.
"Lo liat anaknya ada gak?! Kalo ada berarti sekolah kalo gak ada berarti gak sekolah, masa gitu aja harus nanya lagi" ketus Jake hari ini suasana moodnya sedang buruk.
"Santai aja kali, Windy juga nanya baik-baik" tegur Chandra sedari tadi kalo diperhatikan Jake selalu memarahi semua orang yang bertanya, seperti bukan Jake.
"Apa?! Lo mau marah juga sama gue?" Sewot Jake.
Sebelum Chandra kembali menjawab, Gio lebih dulu menghentikan Chandra untuk tidak menjawab pertanyaan Jake bisa panjang urusannya nanti.
"Udah Chan" Gio menyentuh pundak Chandra sembari menggeleng memberi isyarat untuk berhenti.
Chandra menghela nafas,"Lo kalo lagi banyak pikiran mending cerita kekita jangan marah-marah gak jelas semua orang lo jadiin samsak, bisa rusak citra anak baik yang lo bikin susah-susah selama ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family || Enhypen
AcciónSeandainya waktu dapat kembali diputar, Hilmi tidak ingin kehilangan siapapun. Seandainya Hilmi bisa membagi kasih sayang sama rata pada putra-putranya, ia tidak akan pernah hidup dalam penyesalan. Hilmi mungkin bisa merelakan wanita yang sangat ia...