Ketiganya kini berada diarea bermain sambil menunggu jadwal tayang film yang akan ditayangkan satu jam lagi, Jayden sudah memesan tiket lewat aplikasi. Sebelumnya mereka mampir ketempat yang Julian katakan untuk makan malam.
Sakala, Julian, dan Riki sampai kekenyangan karena terlalu banyak memesan sehingga sekarang baterai ketiga bocil itu full terbukti dari mereka bertiga yang semangat menyeret Jayden ke area bermain.
"Kak Jay, adek mau main bom-bom cal"
"Kak Jay, ayo kesana ih. Lian mau main kuda terbang"
"Kala mau main ke ujung sana. Katanya ada permainan baru"
"Abis main bom cal, adek mau lempal bola sama Ian"
"Terus nanti main dor-doran, yuk"
"Kala juga mau ikut"
Jayden kewalahan mengikuti ketiganya kesana kemari mencoba berbagai macam permainan, ia hampir menelepon Jake juga Satya untuk datang membantu karena tidak sanggup menghadapi tiga bocil yang super duper aktif. Tapi urung saat mengingat mereka pasti sedang sibuk dengan urusan osis juga basket.
Jayden berkali-kali mencoba menetralkan nafas, duduk dibangku yang disediakan. Namun, Julian dan Riki selalu kompak menarik dirinya saat baru saja duduk untuk mencoba berbagai macam permainan. Ketiganya bahkan menantang Jayden bermain pump it up.
"Kaka, ayo coba main. Kala mau nantang battle lagu bite me" ucap Sakala ketika Jayden baru saja datang sembari ditarik oleh Julian dan Riki karena tetap duduk ditempat mereka bermain tadi.
Jayden melihat permainan didepan lalu bergantian melihat Sakala yang memohon meminta untuk mencoba, Jayden tidak bisa menolak ia pun lantas mengiyakan ajakan Sakala bermain pump it up.
Julian dan Riki bersorak kegirangan melihat bagaimana kedua kakanya begitu mahir bermain, Julian sampai merekam sebagai dokumentasi dan akan ditunjukkan pada Jake juga Satya.
Peluh keringat kini membanjiri Jayden padahal baru satu ronde bermain pump it up dengan Sakala, anak itu kembali mengajak untuk ronde ke-2 jika saja waktu tidak mengingatkan Jayden film yang akan mereka tonton segera mulai.
"Kaka ayo satu kali lagi" ajak Sakala
Jayden melambaikan tangan,"yahh..sebentar..lagih filmnya hah akan tayang hah kitah harush kesanah hah sekarang"
"Kalo gitu ayo kesana, adek lupa" Riki berujar dengan heboh lalu menarik Julian dengan cepat keluar area bermain menuju bioskop kebetulan berada dilantai yang sama.
Sakala juga berlari menyusul keduanya, meninggalkan Jayden dibelakang masih mencoba mengatur nafasnya yang sedikit kesulitan. Ia baru sadar siang tadi dia lupa meminum obat, malam ini dia juga belum meminum obat lagi karena ketinggalan dirumah atau mungkin obatnya habis Jayden tidak ingat.
Sakala menyadari Jayden masih tertinggal dibelakang, berbalik mendapati sang kaka yang masih berjongkok ditempat sembari meremat dada kirinya. Buru-buru ia kembali menghampiri Jayden.
"Kak Jay, gak papa? Kaka maaf Kala lupa malah ngajak main, obat kaka dimana? biar Kala ambilin" Jayden menggeleng menghentikan Sakala yang mencoba mengobrak-abrik tas bawaannya mencari obat milik Jayden. Jayden berusaha tampil baik-baik saja tidak ingin membuat sang adik khawatir.
"Kaka, gak papa Kala. Ayo kita susul Lian sama adek" Jayden bangkit dibantu Sakala, menuntutnya menuju bioskop.
Sakala sendiri merasa bersalah akibat ulahnya kakanya menjadi seperti sekarang.
"Kaka, beneran gak papa?"
Jayden tersenyum lalu mengangguk meyakinkan Sakala bahwa dirinya sudah baik-baik saja, walau tidak bisa ditutupi nafasnya masih terasa berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family || Enhypen
ActionSeandainya waktu dapat kembali diputar, Hilmi tidak ingin kehilangan siapapun. Seandainya Hilmi bisa membagi kasih sayang sama rata pada putra-putranya, ia tidak akan pernah hidup dalam penyesalan. Hilmi mungkin bisa merelakan wanita yang sangat ia...