Satya baru membuka mata ketika menyadari Jake sudah tidak ada disampingnya. Satya lantas bangkit memakai kembali Jaket yang tadi digunakan sebagai selimut, berjalan pelan kearah pintu memperhatikan Jayden dari jendela kecil disana.
Satya tidak berani masuk, hatinya tidak siap melihat lebih dekat Jayden yang tampak tenang dalam tidurnya seolah suasana sekitar suara elektrokardiograf dan dinginnya ruangan tidak menganggu tidur lelap Jayden.
Tangannya mengepal, kepala menunduk ketika setetes air mata mulai turun membasahi pipi. Satya paling tidak suka melihat orang yang selama ini selalu menjadi penguatnya harus terbaring lemah diranjang pesakitan, Satya takut kehilangan Jayden untuk selamanya.
Suatu malam saat Satya terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk dan tidak bisa tertidur lagi, Satya memilih keluar kamar berjalan pelan menuruni tangga menuju dapur berpikir untuk membuat sesuatu.
Sesampai didepan dapur Satya malah mendapati Jayden yang ternyata sedang membuat sesuatu, dia berniat mengejutkan sang kaka namun sebelum itu terjadi Satya langsung menyadari kalau kaka tidak boleh dikejutkan.
Jayden yang menyadari ada seseorang mendekat berbalik melihat Satya yang baru saja masuk kedapur.
"Satya, kamu belum tidur?"
"Emm, aku..aku kebangun" jawab Satya sedikit terbata.
"Apa Satya mimpi buruk? Mau kaka buatkan coklat atau susu? biasanya kamu akan langsung tidur lagi kalo minum salah satu diantara keduanya?" Tawar Jayden
Kakanya terlewat hapal kebiasaan Satya jika terbangun dimalam hari tanpa menunggu jawaban Jayden langsung membuatkan susu hangat lalu memberikan pada Satya yang masih terdiam sejak Jayden menawarkan minum.
"Kamu melamun, hmm?" Tanya Jayden menyadarkan Satya yang terdiam.
"Eh, ini susu untukku?" Bingung Satya saat Jayden memberikan segelas susu buatannya.
"Tentu saja, ayo kita minum dimeja. kaka juga baru selesai membuat coklat" Jayden mengangkat cangkir miliknya, menarik Satya duduk dimeja makan menikmati secangkir coklat dan segelas susu ditengah heningnya malam.
Keduanya sama-sama terdiam Satya dengan pemikirannya dan Jayden yang terus memperhatikan sang adik.
Jayden tiba-tiba bangkit berjalan mendekat kearah Satya, tanpa banyak bicara Jayden memeluk Satya mengusap punggung lebar adiknya.
"Satya mimpi buruk, ya? Kalau mau nangis, nangis aja. Kaka bakal nemenin Satya disini"
Perkataan Jayden memang biasa tapi bagi Satya itu benar-benar luar biasa air matanya tanpa sadar meluruh menenggelamkan kepalanya keperut sang kaka dan memeluknya erat.
"Satya punya kaka yang selalu ada, jangan pernah ragu untuk cerita apapun. Kaka akan selalu menjadi pendengar semua curhatan Satya, jangan ragu kalo setiap malam Satya mimpi buruk kamar kaka akan selalu terbuka untuk Satya. Kaka juga akan maju paling depan kalau ada yang berani nyakitin dek Satya"
Perkataan Jayden malam itu selalu Satya ingat kala pemikirannya penuh, Satya yakin jika dia tidak pernah sendiri ada Jayden yang selalu siap menjadi pelindungnya.
"Kak Jay, gimana kaka mau jadi pelindung Satya kalau kaka sekarang tetap tidur? Gimana kaka mau kuatin Satya ngelawan Argatra kalau kaka bahkan hanya diam saat Satya cerita" lirih Satya sembari mengusap air matanya.
Dia tidak mau terlihat lemah, ia harus kuat untuk dirinya sendiri dan Jayden.
Tak lama Jake datang sembari menenteng kresek kecil ditangan lalu menyerahkannya pada Satya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family || Enhypen
AcţiuneSeandainya waktu dapat kembali diputar, Hilmi tidak ingin kehilangan siapapun. Seandainya Hilmi bisa membagi kasih sayang sama rata pada putra-putranya, ia tidak akan pernah hidup dalam penyesalan. Hilmi mungkin bisa merelakan wanita yang sangat ia...