Akhir pekan Hilmi benar-benar mengabulkan keinginan Julian untuk pergi bertiga bersama Jayden.
Jake sendiri sudah pergi Jum'at sore berlibur ke Bandung bersama Chandra dan Gio dengan menaiki kereta.
Jake bilang Chandra mengajak kedua temannya berlibur ketempat bagus di Bandung dan menginap dirumah kakanya.
Walaupun sempat terjadi keributan karena Satya, Sakala, dan Riki yang tidak diajak. Untuk mendapat izin ketiganya Hilmi sampai harus mengeluarkan uang lebih juga kartu agar tiga putranya bisa pergi kemanapun yang mereka mau.
Awalnya Jayden kebingungan sebab papa hanya mengajak dirinya dan Julian, dia bahkan sempat berdebat dengan Hilmi untuk mengajak ketiga adiknya juga. Jayden tidak tega apalagi sibungsu hampir menangis sebab papa tak mengajaknya pergi.
Tapi Julian berhasil meyakinkan Jayden bahwa ini adalah permintaannya pada papa setelah ia berhasil memenangkan juara 2 di lomba puisi.
"Kak Jay, ini permintaan Lian ke papa jadi kak Jay jangan nolak ya. Lian yang minta sama papa buat pergi bertiga aja tanpa yang lain"
"Kenapa? Kok cuma kaka yang diajak? Terus yang lainnya gimana? Kasian adek kalo nanti gak diajak dia pasti nangis" jawab Jayden, ia beneran tidak tega harus meninggalkan tiga adiknya dirumah.
Tidak tau apa yang akan terjadi jika ketiganya bener-bener ditinggalkan bertiga dirumah?
"Kaka jangan mikirin hal lain, oke? Hari ini Lian mau kita berdua habisin waktu buat senang-senang tanpa mikirin orang lain, ayo" Julian menarik tangan Jayden pergi menuju mobil yang sudah papa siapkan untuk pergi hari ini.
Biarkan papa yang membujuk anaknya yang lain, kalo Jayden terus didalam bisa saja acaranya batal sebab dia tidak tega melihat adik-adiknya yang tidak diajak.
Hilmi, Julian dan Jayden kini sudah berada ditempat yang sama saat terakhir kali mereka pergi berlibur, taman bermain.
"Kita mau ngapain kesini lagi?" Bingung Jayden, ia pikir Julian dan Hilmi akan mengajaknya pergi ke mall untuk membeli hadiah karena Julian memenangkan juara.
"Ya mau main, masa kesini kita mau tidur" jawab Julian
"Iya kaka tau, tapi emang Lian mau main apa? Harusnya kalo kesini jangan ajak kaka tapi kak Satya atau bang Kala mereka pasti bisa ajak Lian main sepuasnya disini" ucap Jayden sangat menyayangkan pilihan Julian karena lebih memilih mengajaknya pergi ketempat bagus seperti ini.
Jayden sendiri tidak selalu bisa menemani Julian mencoba semua permainan.
"Lian gak akan main, kak Jay"
"Terus kalo gak mau ngapain kesini?"
"Jay, Lian tuh minta papa buat ajak Jay kesini karena dia mau liat Jay main sepuasnya, Lian bilang terakhir kali kesini Jay gak sempet nyoba banyak permainan, jadi sebagai gantinya Lian mau sekarang Jay bebas pilih apapun yang mau Jay coba" sahut Hilmi menghampiri keduanya setelah mengantri membeli tiket.
Perkataan Hilmi barusan berhasil membuat Jayden tidak bisa berkata-kata, ia melirik Julian disampingnya yang tersenyum sembari mengangguk membenarkan perkataan papa.
Jayden menutup wajah dengan kedua tangannya saat dirasa pipi dan matanya terasa memanas sebab merasa terharu.
"Kak Jay jangan nangis ih, hari ini kaka cuma boleh tertawa dan tersenyum. Kak Jay hari ini kita tukeran posisi yuk kak Jay adiknya Lian kakanya. Kak Jay bebas minta main apapun sama Lian dan Lian bakal turutin semua kemauan kak Jay. Anggap hari ini semua waktu punya kak Jay" Julian menarik tangan Jayden yang menutupi wajahnya mengusap air mata yang mengalir di pipinya yang tirus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family || Enhypen
ContoSeandainya waktu dapat kembali diputar, Hilmi tidak ingin kehilangan siapapun. Seandainya Hilmi bisa membagi kasih sayang sama rata pada putra-putranya, ia tidak akan pernah hidup dalam penyesalan. Hilmi mungkin bisa merelakan wanita yang sangat ia...