22

983 88 67
                                        

Setelah mendapat kabar kalau Jayden sekarang sudah sadar semua orang terkecuali Satya dan Riki kini berada diruang rawat Jayden.

Julian bahkan menempel erat tidak mau lepas dari Jayden, anak itu terisak keras karena takut kaka tidur lagi. Sakala juga berdiri disamping sang kaka ada setitik rasa bersalah, dia ingin meminta maaf tapi tidak tau harus memulai dari mana.

Jake duduk disofa memperhatikan kedua adiknya yang tidak ingin beranjak atau memberi celah padanya mendekati Jayden.

"Kalian berdua bisa awas gak? Abang juga mau peluk kak Jay" titah Jake

"Gak mau, aku masih kangen sama kak Jay" tolak Julian mempererat pelukannya dengan sang kaka.

"Kamu kira Abang juga gak kangen, hah?" Jake bangkit mendekati brangkar menggeser Sakala yang terus berdiri diam seperti patung.

Tanpa menunggu, Jake langsung memeluk erat sang kaka dari samping kanan, Jayden terdiam tidak membalas pelukan Jake.

Julian yang akhirnya mengalah karena ingin memberi waktu antar dua kembar itu pun turun dari brangkar menarik Sakala yang berdiri bagai patung keluar menuju kamar rawat sibungsu.

"Kak Jay gak bales pelukan Jake?" Tanya Jake karena Jayden tidak kunjung membalas pelukannya.

"Jake.." cicit Jayden

"Iya ini aku, Jake"

"Apa Jake senang kaka kembali?" Bisik Jayden tepat ditelinga Jake.

Tubuh Jake seketika membeku, kenapa Jayden tiba-tiba bertanya hal seperti itu? Tentu saja ia senang apalagi setiap malam Jake selalu menjaga Jayden didepan ruangannya hingga merelakan waktu belajar.

"Tentu saja, kenapa aku harus tidak senang. Aku bahkan menjaga kaka setiap malam didepan ruangan" jawab Jake melepaskan pelukannya.

"Jake..apa Jake sayang kaka? Kalo kaka gak bangun apa Jake akan sedih atau senang?" Tanya Jayden wajahnya menunduk genangan air mata sudah berlomba untuk keluar.

Jayden tidak tahu kenapa mulutnya tiba-tiba menanyakan hal itu pada Jake.

Hilmi yang merasa suasananya sedikit berubah lantas mendekat menepuk bahu Jake yang juga masih terdiam tidak tau harus menanggapi seperti apa.

Hilmi menaikkan alis menatap Jake seolah bertanya ada apa, Jake menggeleng tanda ia juga tidak tahu kenapa suasana berubah menjadi canggung.

"Jay, kamu kenapa nak?" Tanya Hilmi menyentuh pundak sisulung yang kini malah memeluk dirinya erat.

"Papa hiks suruh Jake jawab pertanyaan Jay hiks, bilang kalo dia sayang kakanya" pinta Jayden disela tangisnya.

Jake sendiri terkejut kenapa kaka jadi secengeng itu perihal dia yang tidak kunjung menjawab pertanyaan. Hilmi memberi kode untuk Jake segera menjawab.

"Kak Jay" panggil Jake sembari menyentuh pundak Jayden namun ditepis oleh yang bersangkutan.

"Loh, Jay kenapa tangan adeknya ditepis?" Tanya Hilmi merasa bingung kenapa Jayden mendadak seperti bocah terutama pada Jake.

Perasaan saat bersama Julian dan Sakala tadi Jayden masih bersikap seperti seorang kaka panutan semua adiknya.

"Jake belum jawab pertanyaan Jay" ucap Jayden dalam pelukan papa.

Jake menghela nafas panjang, sepertinya Jayden sedang dalam mood bocah dan ya Jake sedikit kesal.

"Oke oke aku akan jawab. Aku sayang kaka dan aku senang kaka kembali, udah?"

"Itu gak tulus"

Jake melirik Hilmi, yang sepertinya juga menyuruh Jake untuk kembali mengatakan kalimatnya dengan lebih tulus dari hati.

Precious Family || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang