Hari demi hari berjalan dengan lancar sebulan telah terlewati, pembahasan malam itu soal Satya tidak pernah lagi dibahas oleh Jake. Remaja itu kini sedang sibuk menyiapkan olimpiade sains yang akan diikutinya dua minggu lagi.
Jayden juga sekarang jarang kambuh berkat pengawasan ketat yang Hilmi berikan selama satu bulan dan itu berdampak baik pada hasil pemeriksaan bulan ini.
Semenjak hari pemeriksaan bulan lalu keesokan harinya Hilmi langsung merekrut asisten rumah tangga untuk membantu mengurus rumah dan memasak.
Hilmi melarang keras Jayden memasak ataupun mengurus rumah, setiap pagi Hilmi yang akan membuat sarapan jika tidak sempat ia menyuruh asisten rumah tangga memasak sarapan sederhana.
Asisten rumah tangga mereka yang baru hanya bekerja dari senin hingga Jumat dimulai jam 6 pagi sampai jam 3 sore. Sedangkan sabtu minggu Hilmi akan menyuruh mereka semua kerja bakti mengurus rumah.
Hilmi tetap mengajarkan mereka mandiri agar tidak tergantung pada asisten rumah tangga.
Untuk masalah Sakala yang beberapa waktu lalu dalam mood buruk akhirnya terpecahkan setelah Julian terbuka pada Hilmi lalu melakukan pendekatan dengan Sakala.
Anak itu menangis hebat setelah papa mendatangi kamarnya memberikan beberapa kalimat penenang yang berhasil membuat Sakala berani mengungkapkan isi hatinya.
Rupanya selama Sakala disekolah ada beberapa teman yang bertanya kemana mama dari Sakala karena anak itu tidak bisa menjawab, teman-teman selalu mengolok-olok Sakala kalau anak itu tidak punya mama.
Sakala selalu membantah kalo ia masih punya mama tapi bagaimanapun juga Sakala tidak bisa membawa mama dan membuktikan pada teman-teman kalo Sakala punya mama.
Hal itulah yang menjadi beban pikiran Sakala beberapa waktu terakhir namun setelah menceritakan pada papa, keesokan harinya Hilmi langsung datang ke sekolah menjelaskan pada teman-teman kalo semua yang mereka lontarkan tidak benar, Sakala masih punya mama namun karena satu dan lain hal Sakala tidak bisa membawa mama kehadapan mereka.
Dan semenjak itu teman-temannya berhenti mengolok Sakala karena takut Hilmi akan kembali kesekolah.
Pagi ini Riki menunggu guru les yang akan mengajarinya setiap hari selasa dan kamis ditemani mbak Tika diruang tamu.
Riki sedari tadi sibuk mewarnai buku gambar yang ditugaskan guru les hari selasa kemarin, anak itu baru mengerjakan tugas karena baru ingat saat mbak Tika mengingatkannya setelah sarapan.
"Mbak Ika, ini gambal apa?" Tanya Riki sembari menunjuk salah satu gambar buah yang menurutnya agak aneh.
"Emm, srikaya?" Jawab mbak Tika ragu.
"Seli kaya? Emang ada buah seli kaya? Belati buahna kaya dong banyak uang kayak papa" Celetuk Riki dengan segala pemikiran bocahnya.
"Gak gitu juga, dek Iki"
"Telus gimana kalo ndak gitu? Soalna Iki balu dengel buah seli kaya" ujar Riki sekarang atensinya terfokus pada mbak Tika yang akan menjelaskan buah srikaya.
Mbak Tika yang ditatap seperti itu bingung mau menjelaskan bagaimana, ia memang sering ditanya hal random oleh anak bungsu sang majikan tapi kenapa ia tidak pernah siap untuk menjawab takut salah jawab kan bisa lain cerita.
"Pertama bilang nya bukan buah seli kaya tapi srikaya, bisa?"
Riki berpikir sebentar lalu berusaha mengikuti ucapan mbak Tika,"Sl.. ss-seli selika seli kaya"
Mbak Tika tertawa tidak tahan melihat ekspresi Riki yang berusaha keras menyebutkan kata srikaya dengan begitu sulit, ia tahu kok Riki belum bisa mengucapkan r hanya saja ia senang mengerjai anak majikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family || Enhypen
Short StorySeandainya waktu dapat kembali diputar, Hilmi tidak ingin kehilangan siapapun. Seandainya Hilmi bisa membagi kasih sayang sama rata pada putra-putranya, ia tidak akan pernah hidup dalam penyesalan. Hilmi mungkin bisa merelakan wanita yang sangat ia...