21

361 54 79
                                    

Terhitung hampir 4 hari Jayden masih setia menutup mata, tapi kabar baiknya kondisi Jayden mulai membaik.

Satya adalah orang yang paling setia menjaga Jayden didepan ruangan, anak itu hanya sesekali menjenguk Riki bergantian dengan Julian atau Sakala.

Jake sendiri kembali sibuk dengan kegiatan sekolah, anak itu hanya akan berjaga setiap malam bersama Satya.

Sedangkan untuk Riki satu hari lalu kondisinya sempat drop, seharian menangis mengeluh sakit dan mual. Riki juga memaksa semua orang untuk menelepon Jayden agar kembali dari tugas kelompok hanya untuk sekedar menggendongnya.

Tentu Hilmi frustasi menghadapi Riki yang tantrum, ia butuh Jayden untuk bisa menenangkan sibungsu.

Dilain tempat Jayden hanya duduk termenung dihamparan rumput ilalang yang begitu sangat memenangkan, Jayden merasa beban dipunggungnya menghilang.

Jayden suka sekali suasana tempat ini, rasanya dia ingin terjebak disini selamanya, Jayden tidak ingin kembali. Tapi disisi lain Jayden merasa kesepian tidak ada siapapun yang bisa dia ajak bicara, Jayden juga sangat merindukan adik-adik dan papa.

Jayden tidak tau apakah dia sekarang sudah mati atau bagaimana, seingatnya terakhir kali ia sedang bersama Julian dikamar setelah pulang dari taman bermain. Ketika terbangun ia sudah berada ditempat entah berantah.

Seutas senyuman tertarik diwajahnya, ketika mendengar suara seseorang yang begitu ia kenal siapa lagi jika bukan si bungsu, ia melirik keseluruh penjuru tempat tapi tidak bisa menemukan siapapun disana.

Jayden lantas bangkit memanggil nama sang adik, berharap ia bisa menemukan adiknya ditempat yang begitu indah.

"Adek, adek dimana, ini kaka"

Jayden terus melangkahkan kakinya ketika suara lain kembali terdengar, sekarang Jayden bukan hanya mendengar suara Riki tapi suara lain yang menuntunnya berjalan dan terus berjalan menyusuri padang rumput ilalang.

'maafin papa jay'

Tidak, untuk apa papa minta maaf, Jayden tidak pernah merasa papa berbuat salah.

'papa sayang Jay'

Dan Jayden lebih sayang papa lebih dari apapun.

'Tadi pagi bang Kala nabrak tiang disekolah'

'Ayo Jay bangun'

'Kak Jay, aku datang..aku-

'Lian sayang kak Jay banyak banget banget banget.'

'Satya sayang banget sama kak Jay'

'Kala kangen masakan kaka'

'Satya kangen susu buatan kaka'

'Adek pengen dipeluk kak Jay katanya'

'Hidup kamu cuma buat susah orang lain'

'Kak Jay aku minta maaf'

'Nanti kalo kaka bangun aku mau kayang'

'Hidup kamu gak lebih dari beban'

'Kak Jay ayo bangun aku rindu'

'Kak Jay, Satya udah diizinin naik mobil'

'Aku gak peduli'

'Ayo mati'

Dari banyaknya dukungan yang masuk kerungu Jayden kalimat terakhir menghentikan langkah Jayden, hatinya sangat sakit dia sangat tahu suara-suara siapa yang mengatakan kalimat negatif padanya.

Precious Family || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang