Setelah pertemuan dengan Arin hari itu dan berbicara banyak hal Jake belum bertemu dengan Arin lagi. Perihal ajakan Arin untuk ikut bersamanya tidak ditanggapi Jake seolah itu hanya angin dan Arin juga tidak membahas lagi setelahnya.
Mereka juga rajin berkirim pesan, membicarakan hal penting sampai hal tak penting.
Untuk status Arin sekarang, Jake belum tahu juga tidak bertanya perihal remaja yang waktu itu dilihatnya turun dari mobil Arin disekolah.
Jake hanya belum siap kalo ternyata Arin benar-benar menikah lagi dan memiliki anak lain selain dirinya sekalipun itu anak tiri Arin.
Ditengah lamunan dan tangannya sibuk mencoret belakang buku secara abstrak, tepukan pelan dibahu kanannya menyadarkan Jake dari pikiran yang terus bercabang.
Chandra sang pelaku yang menepuk pelan Jake menunjuk kearah pintu dimana dua perempuan yang ia tahu sebagai anggota osis berdiri menunggu Jake untuk keluar.
"Dicariin tuh, sama cewe" ujar Chandra sembari mencolek dagu Jake dengan genit.
"Najis Chandra" Jake menghempas tangan Chandra dari dagunya lalu bangkit berjalan keluar menghampiri dua perempuan yang memang senior osis.
"Ada apa?" Tanya Jake setelah berada depan pintu menghampiri keduanya.
"Pulang sekolah kumpulan. Inget gue dukung lo buat jadi calon selanjutnya. Btw Jevano ngebet banget pengen jadi calon ketua osis, lo harus bisa ngalahin dia" jawab Ayana anak kelas 11 yang kini menjabat sebagai sekretaris di osis.
"Ya udah sih dia kan anggota juga gak masalah kalo dia emang mampu. Lagian kenapa gue yang jadi calon selanjutnya Kenapa gak lo atau kak Renata atau kak Ilham yang jadi?"
"Ilham bakal mundur dari osis, lo kan tau dia mau ikut pertukaran pelajar terus Renata sibuk sama eskul lain dan gue mana mau jadi ketua" keluh Ayana
"Terus kalian jauh-jauh kesini cuma mau ingetin gue kumpulan sama gosip gitu?" Tanya Jake tak habis pikir dengan dua perempuan didepannya yang jauh-jauh datang kekelasnya hanya untuk mengingatkan kumpulan yang lewat pesan pun bisa.
"Eitss gue kesini ada maksud lain juga" timpal perempuan satunya bernama Serlin
"Nih, titipan dari yayang beb. Katanya kalo lo mau nyalon jadi ketua, lo bisa pakai ini buat bahan gak harus sama tapi lo bisa pelajarin. Yayang beb gue dukung lo buat jadi ketua gantiin dia daripada Ilham atau Jevano makanya lo rahasiain" Serlin memberikan buku kecil secara diam-diam pada Jake dari sang kekasih atau ketua OSIS yang sekarang menjabat.
Jake menerima buku itu dan mereka berdua pamit sebab bel sebentar lagi akan berbunyi.
"Cieeee yang mau jadi ketua, ekhmm" goda Satya yang muncul entah darimana sebenarnya ia juga menguping percakapan ketiganya.
"Berisik, kayak lo gak bakal naik jadi kapten aja" timpal Jake membuat Satya membulatkan mata terkejut bukan main.
"Kok lo tau gue mau jadi kapten?! Perasaan gue gak pernah cerita"
Seingatnya Satya belum memberi tahu siapapun perihal dirinya yang digadang-gadang akan menjadi kapten basket berikutnya.
"Taulah, mata-mata gue banyak" sombong Jake sembari masuk kedalam kelas lebih dulu meninggalkan Satya yang malah terdiam dibelakang.
'mata-mata lo banyak, tapi lo gak tau kalo adek lo dibully'
***
Pelajaran hari ini dikelas kebetulan olahraga dan Jayden selalu izin setiap kali mata pelajaran olahraga, mana mungkin dia ikut bisa-bisa satu kelas heboh kalo dirinya tumbang saat pelajaran olahraga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family || Enhypen
Short StorySeandainya waktu dapat kembali diputar, Hilmi tidak ingin kehilangan siapapun. Seandainya Hilmi bisa membagi kasih sayang sama rata pada putra-putranya, ia tidak akan pernah hidup dalam penyesalan. Hilmi mungkin bisa merelakan wanita yang sangat ia...