23

948 85 65
                                        

"Paman, kak Jay na sakit ya? Kok kemalin dilumah sakit" Sikecil kini baru saja selesai mandi dengan seluruh badan yang tertutup oleh handuk.

Harlan pikir agar sikecil tidak kedinginan.

"Iya, doain ya biar kaka cepet sembuh nanti bisa main bareng Kiki lagi" ucap Harlan sibuk mencari baju yang cocok untuk Riki.

"Itu pasti gala-gala kaka sibuk pelojek disekolah" oceh Riki

"Emang kak Jay ada projek apa?"

"Ndak tau tapi kemalin adek dilawat kak Jay ndak datang, katana sibuk pelojek" jelas Riki yang otomatis membuat Harlan mengerti maksud dan tujuan projek yang dikatakan Riki.

Dan Harlan hanya mengangguk sebagai tanggapan dari celotehan si kecil.

"Kemalin kiki na temu kak Jay. Tapi tante ila bilang ndak usah" adu Riki pada Harlan yang kini sibuk memakaikan Riki baju hoodie serta celana panjang.

Pagi ini Harlan dengan senang hati memilih menjaga sibungsu adiknya sejak kemarin pulang dari rumah sakit.

Harlan yang meminta agar Hilmi tetap dirumah sakit menjaga sisulung, biar urusan rumah dan anak-anak yang lain dia yang urus.

Lagipula Harlan sudah terbiasa mengurus kelima putra-putrinya yang sama luar biasa seperti anak-anak Hilmi, apalagi Harlan juga seorang single parent, sang istri tiada setelah melahirkan anak kembar mereka.

"Tante ila itu siapa?" Bingung Harlan ketika sikecil menyebutkan nama asing ditelinganya.

Harlan kini sedang sibuk menyisir rambut Riki didepan kaca setelah selesai memakaikan baju pada sikecil, Harlan juga tak lupa memberikan minyak telon dan minyak wangi bayi agar sikecil tetap wangi seperti bayi.

"Itu loh paman, sektalis papa tante Mila"

Ouh benar Harlan baru ingat tentang perempuan yang sedari kemarin terus bersama Riki diruang rawat, Harlan sempat berbincang sebentar dengan Mira yang ternyata cukup ramah dan baik saat ia akan menjemput Riki.

Jika dilihat sekilas dengan mata rasanya Harlan juga setuju kalau Hilmi memilih Mira menjadi istri sudah cantik, tutur kata lembut, sekilas sikecil juga dekat dengan Mira. tapi jika dilihat dari hati rasanya Harlan masih belum menemukan kecocokan.

"Ouh namanya tante Mila ya" kata Harlan sembari menggendong Riki menuju lantai dasar.

"Bukan tante Mila tapi tante Mila" kata Riki membenarkan ucapan Harlan yang menurutnya belum tepat.

"Ah sama aja tu gak ada bedanya, Mila Mila"

"Ih itu loh Mila nya pake hulup l bukan l" jawab Riki tangannya melukis diudara membentuk huruf R.

Harlan mengangguk paham padahal dalam hati Harlan sudah tertawa terbahak-bahak, lagian dia sudah ingat nama perempuan itu setelah Hilmi memberitahunya kemarin.

Sedangkan diruang makan Sakala, Julian, dan Jake sudah duduk dengan damai, apalagi Jake terlihat sangat fokus dengan buku tebal miliknya sudah sangat lama rasanya Jake tidak benar-benar fokus dengan belajar karena kondisi yang tidak mungkin untuk tetap belajar.

"Paman Arlan kapan dateng?! kok Kala gak tau?" Heboh Sakala ketika matanya melirik dua orang yang baru saja turun dari tangga.

"Kemarin siang tapi paman baru kesini sore, Ala kemana aja paman cari kata Juyan Ala lagi tidur, tidurnya bablas ya sampe pagi" ujar Harlan menurunkan Riki dikursi, ia sendiri sibuk menghidangkan makanan yang sudah tersedia dimeja makan buatan asisten rumah tangga dirumah Hilmi.

"Hehehe, iya soalnya beberapa hari kebelakang rasanya gak bisa tidur nyenyak. ouh iya bang babas, kak Bayu gak kesini?" Tanya Sakala.

"Kak Delo sama kak Dela gak kesini paman?" Tanya Julian juga

Precious Family || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang