18

477 62 93
                                    

Malam harinya Hilmi begitu panik ketika mendapati demam Riki yang bukannya turun malah semakin tinggi setelah meminum obat, Mira yang memang belum pulang juga ikutan panik dan menyarankan Hilmi untuk langsung membawa Riki kerumah sakit.

"Kita bawa Iki kerumah sakit aja, pak. Saya takut Iki kenapa-napa" cemas Mira yang sedari tadi terus menggenggam tangan Riki yang tidak ingin jauh darinya

"Iya pa, Jake juga khawatir sama adek, liat anaknya sampe menggigil kek gitu" usul Jake yang langsung diangguki papa.

"Satya kamu bisakan siapin mobil, papa mau kasih adek jaket dulu" titah papa pada Satya yang langsung bangkit setelah sebelumnya duduk disofa memperhatikan Riki diikuti Jake yang turut keluar kamar.

Satya memang sudah bisa menyetir tapi papa belum mengizinkan untuk Satya mengendarai mobil secara bebas dijalan, Jake juga sudah bisa hanya saja belum semahir Satya.

Mira membantu Hilmi menyiapkan barang yang mungkin dibutuhkan Riki dirumah sakit, Sakala juga turut membantu papa memakaikan Jaket pada Riki.

Setelah semua siap Hilmi langsung buru-buru menggendong Riki keluar menuruni tangga menuju pintu utama sebelum Julian tiba-tiba berlari memanggil papa dengan panik.

"PAPA!!!"

Anak itu berlari kesetanan menghampiri papa dan yang lain, menunjuk kesembarang arah karena nafasnya yang memburu.

"Pa-pa hiks pa-" ucapan Julian tersendat-sendat karena tangis, air mata berderai raut panik bercampur takut kini terlihat jelas diwajah Julian.

"Lian tenang, ada apa?" Tanya Hilmi.

Tante Mira berjongkok dihadapan Julian, menyuruh Julian untuk tenang sebelum menjelaskan tapi Julian tidak bisa bagaimanapun ini menyangkut tentang keselamatan sang kaka dan Julian tidak bisa untuk tidak panik.

"Papa.. kak Jay hiks d-dia a-aku hiks kak j-jay ti-tidur hiks gak ba-bangun, hiks li-an takut, pa"

Penuturan Julian memang tak jelas, tapi Hilmi bisa menangkap maksud dari perkataannya. Raut cemas bercampur takut kini langsung mendominasi hatinya reflek Hilmi menyerahkan Riki digendongannya pada Mira dan menyuruhnya untuk langsung pergi kerumah sakit.

"Mira, saya minta tolong bawa Riki sekarang kerumah sakit. Nanti saya menyusul" ucap Hilmi dengan nada sangat memohon, hatinya sudah tidak bisa berpikir jernih.

Hilmi bahkan langsung berlari tanpa menengok kebelakang ketika Mira memanggilnya untuk membawa Riki terlebih dahulu. Sakala yang bingung harus mengikuti siapa langsung ikut papa dan Julian kekamar Jayden.

Satya dan Jake yang menunggu diluar dikejutkan dengan tante Mira yang menggendong Riki sendirian, tanpa banyak bicara tante Mira langsung menyerahkan Riki pada Jake lalu masuk kekursi pengemudi menyuruh keduanya untuk segera masuk.

"Ayo kalian masuk, kita kerumah sakit sekarang" kata tante Mira.

"Tapi papa.." tahan Satya.

"Papamu itu sedang mengurusi kakamu, ayo kita bawa Riki sebelum demamnya makin tinggi" final tante Mira.

Satya dan Jake hanya menurut, bagaimanapun juga keadaan Riki sekarang butuh penanganan, tanpa bertanya kenapa papa tidak ikut.

Sedangkan dirumah perasaan Hilmi semakin panik tak karuan saat mencoba membangunkan Jayden yang tertidur dengan tenang, wajah pucat juga suhu tubuhnya mulai mendingin bahkan Hilmi hampir tidak bisa merasakan detak jantung sisulung ketika mencoba menyentuhnya.

"Jay, bangun nak!! Jayden jangan becanda papa gak suka, JAYDEN BANGUN!!" Hilmi mengguncang keras tubuh Jayden yang tidak mau membuka mata air mata Hilmi meluruh, ketakutan jelas menghantui perasaannya.

Precious Family || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang