17

474 58 111
                                    

Pagi ini Hilmi sibuk membuat sarapan spesial untuk orang spesial, siapa lagi jika bukan Mira. Kalo dipikir-pikir Hilmi seperti remaja puber karena sedari tadi terus senyum-senyum sendiri tak jelas Sakala yang melihatnya sampai merinding.

Lagian siapa yang tertawa cekikikan hanya karena membalikkan telor goreng, Sakala jadi khawatir kalo papa ketularan gila seperti kak Satya.

"Papa, ngetawain apa si? Telor aja papa ketawain. Gejala awalnya kenapa pa?"

Perkataan Sakala membuyarkan semua skenario manis dikepala papa 6 anak, Hilmi yang ketahuan langsung mengusap tengkuk tanda malu.

"Papa bayangin apa si? liat wajah papa merah. Jangan-jangan papa lagi bayangin pacaran sama tante Mira, iya kan?" Tuduh Sakala

Tanpa sadar Hilmi mengangguk membuat Sakala hampir berteriak heboh kalo saja Satya yang baru muncul dari dibelakang tak langsung membekap mulut sang adik.

"Tutup mulut, belum saatnya buat yang lain tahu" kata Satya membuat Sakala langsung melepaskan bekapan tangan yang lebih tua lalu menengok kebelakang menatap Satya.

"Beneran itu, kak?" Sakala hampir tidak percaya dengan fakta baru ini.

Satya mengangguk,"Kaka udah nebak si dari mulai tante Mira gantiin papa sampe kemarin tante Mira dateng kesini, ya kali cuma sekretaris tapi rela jenguk anak atasan. Apalagi coba kalo bukan lagi pdkt, gitu aja gak ngerti." Sindir Satya.

"Bukan gak ngerti tapi ya gak kepikiran aja" Sakala masih tak percaya kenapa Satya bisa sepintar itu, Sakala saja tidak kepikiran sampai kesana.

Sebenarnya Sakala bukan anak yang akan menentang papa menikah lagi, ia suka-suka saja selama calon mama barunya orang baik dan bisa membahagiakan papa juga bisa menyayangi dirinya juga saudaranya.

Sakala memang belum bisa melupakan mama karena bagaimanapun juga mama adalah orang yang melahirkan Sakala, harapan terbesarnya juga masih sama Sakala berharap papa dan mama bisa kembali bersama menjadi keluarga utuh seperti dalam bayangan.

Tapi melihat keadaan sekarang rasanya itu tidak mungkin, papa sudah menemukan pelabuhan hatinya yang baru dan Sakala juga tidak bisa memaksa seperti apa yang diinginkan.

Jadi walaupun sisi hatinya yang lain sakit, tapi sisi lain hatinya turut bahagia karena Sakala bisa melihat senyuman papa yang sudah lama hilang.

"Papa beneran pacar tante Mira?" Tanya Sakala mendekati papa yang sibuk memasak.

Hilmi membulatkan mata menengok cepat kearah Sakala,"Kamu ngomong apa? Sembarangan"

"Jujur aja kali pa, keliatan jelas kok. Lagipula aku sama Sakala mah setuju aja kalo papa mau nikah lagi, mau punya istri 7 kalo kuat mah gak masalah" sahut Satya sembari mencicipi satu kotak yang terlihat berbeda.

Tangannya langsung dipukul pelan oleh papa,"jangan diambil itu buat tante Mira"

"Nahkan bukan siapa-siapa tapi dibuatin makan, apa coba namanya kalo bukan pacar? atau papa yang masih digantung?" goda Satya anaknya memang paling senang menggoda orang termasuk papa sendiri.

Hilmi berdecak mengabaikan perkataan Satya yang memang benar adanya.

"Kala coba kamu panggil yang lain dikamar atas, Satya panggil kak Jay suruh dia bantu papa buat masak, hari ini kita mau pergi ketaman bermain kan?"

"Iyalah masa dibatalin, sebentar aku panggilin yang lain" Sakala langsung berlari menuju lantai memanggil saudara yang lain.

Satya juga sama melangkahkan kaki kekamar sang kaka. Belum sampai didepan kamar, Julian sudah lebih dulu keluar dari sana, sepertinya semalam Julian tidur bersama Jayden.

Precious Family || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang