Tobio duduk di pinggiran kasur. Dia sudah mandi, makan, dan menyelesaikan 'urusan' nya beberapa saat lalu. Kepalanya makin terasa pusing. Ia mengalami demam. Termometer menunjukkan angka 39°C untuk suhu tubuhnya.
Beberapa kali Tobio mencari posisi nyaman untuk tidur namun tetap saja ia tidak menemukan posisi yang tepat. Nafasnya sangat panas dan berat. Tobio malas pergi ke apotek untuk sekedar membeli obat penurun demam atau menghubungi kakaknya supaya datang. Tidak, Tobio tidak mau. Tobio justru menginginkan Shoyo. Tobio ingin Shoyo ada disisinya saat ini. Menemaninya.
Tak berselang lama akhirnya Tobio bisa memejamkan mata. Walau ia tidak tidur sepenuhnya. Ia masih bisa mendengar suara hembusan angin yang menempa dedaunan atau bahkan suara deru kendaraan dari jalan.
Tobio terbangun. Ia membutuhkan segelas air untuk menyegarkan tenggorokan yang kering. Pandangannya nanar namun ia melihat ada sosok bersurai mencolok sedang duduk di samping dirinya.
Hinata?
Tobio mendengus kasar. Tidak, itu bukan Shoyo. Tadi ia juga sempat melihat bayangan tersebut dan malah berakhir melakukan perbuatan memalukan. Tobio pasti sedang bermimpi. Saat ia bangun nanti maka sosok tersebut akan hilang.
"Kageyama?"
Tobio salah. Ini bukan mimpi. Shoyo benar ada disana, disisinya.
"Hi-Hinata?"
Tobio ingin bangun. Tetapi diberhentikan oleh rasa sakit yang luar biasa di kepala.
"Tenang, Kageyama. Kau jangan bangun dulu, demam mu tinggi."
Tobio melihat Shoyo memegang kedua pundaknya untuk menidurkannya kembali.
Tobio tidak percaya, sangat tidak percaya. Jika sosok yang sangat ia rindukan kini ada di hadapannya.
"Ya ampun.. Kau pasti terlalu banyak bekerja sampai sakit begini.."
Tangan Tobio terangkat untuk menyentuh pipi Shoyo. Ingin memastikan bahwa semua ini bukanlah mimpi. Tobio bisa merasakan halusnya kulit wajah Shoyo, tanda jika semua yang ada di hadapannya adalah nyata.
Air mata turun membasahi pipi Tobio. Hatinya begitu merindukan sosok pemuda jingga ini.
"Kau disini, Hinata.."
Shoyo sedikit terkejut. Lalu ia genggam tangan Tobio yang memegang pipinya. Dia tersenyum manis, senyuman yang Tobio rindukan selama ini.
"Iya, aku disini.."
***
Beberapa jam sebelumnya.
Tooru akan menjemput Shoyo pada jam lima sore di depan toko olahraga. Disana lah Shoyo berada, berdiri di depan tokonya sendiri menunggu kedatangan Tooru.
Hubungan Shoyo dengan Tooru bisa dibilang tidak dekat meski mereka saling mengenal dengan baik. Jadi, cukup aneh untuk Shoyo jika tiba-tiba saja pria itu mau membicarakan hal penting kepadanya. Apalagi tentang Tobio.
Memangnya apa yang mau dibicarakan?
Suara klakson mobil menyadarkan Shoyo dari lamunan. Itu Tooru, si narsistik sudah datang sesuai yang di janjikan.
Shoyo bilang dulu kepada Tadashi yang saat itu sedang melayani pelanggan.
"Aku pergi dulu, Yama."
"Eh, Oikawa-san sudah datang? Hati-hati--"
Sebelum Tadashi menyelesaikan kalimat, Shoyo sudah minggat meninggalkan toko.
"Lama menungguku?"
Tooru tersenyum sembari membukakan pintu untuk Shoyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • Kagehinaatsu
Fanfiction༺✮•°◤ 𝙃𝙞𝙣𝙖𝙩𝙖 𝙎𝙝𝙤𝙮𝙤 terjebak dalam kisah cinta segitiga. Dia menyukai 𝙆𝙖𝙜𝙚𝙮𝙖𝙢𝙖 𝙏𝙤𝙗𝙞𝙤, tapi si pirang 𝙈𝙞𝙮𝙖 𝘼𝙩𝙨𝙪𝙢𝙪 terus-terusan ngejar dia. 𝙎𝙝𝙤𝙮𝙤 capek, dia harus milih yang mana? Hng, 𝐁𝐱𝐁 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭.