·٠•● ஜ 𝔎𝔢𝔦

50 8 6
                                    

Bola voli usang menjadi objek yang selalu pria itu lihat. Permukaan dari benda bulat tersebut sudah terkelupas serta memudar warnanya. Selain bola voli, ia juga menemukan adanya lapangan kecil di halaman belakang rumah. Ia tahu, salah satu pemilik rumah ini gemar sekali bermain voli, tapi tidak untuk saat ini.

Sudah dua bulan lamanya orang itu menghilang. Tanpa kabar sama sekali. Dia menghilang bagaikan ditelan bumi, bahkan keberadaannya seperti tidak pernah ada. Dia.. Seakan tidak pernah dilahirkan.

Pria bermanik coklat duduk di kursi berkarat tak jauh dari rumah kosong yang beberapa saat lalu ia kunjungi. Ditangannya, tak pernah lepas barang sedikitpun satu-satunya potret yang menjadi pengingat dirinya kepada sosok tersebut.

"Shoyo.."

Air mata jatuh membasahi foto yang ia genggam. Satu kali, dua kali, lima kali, mungkin tak terhitung berapa kali ia mengunjungi Miyagi demi mencari keberadaan pemuda yang ia panggil Shoyo. Barangkali pemuda itu berhenti dari pekerjaan dan pulang kerumah orang tuanya. Namun nyatanya tidaklah seperti itu. Rumah itu kosong tak berpenghuni. Tidak ada si pemuda bersurai jingga, bersama adiknya yang memiliki rupa persis denganya, dan tidak ada wanita paruh baya yang seringkali menawarinya teh hijau tawar.

Semuanya tidak ada, menghilang. Tersisa hanyalah bangunan kosong yang mulai ditumbuhi ilalang.

Sebenarnya... Kau ini dimana?

Pria yang sedang duduk itu, Atsumu, melihat adanya bekas jejak mobil lain yang mulai memudar. Ia berasumsi bahwa kemungkinan besar ada orang lain selain dirinya yang pernah datang ke tempat ini. Apakah Shoyo pernah pulang?

Rambut pirang Atsumu sangat awut-awutan seperti tidak pernah dirawat, bagian bawah matanya juga menghitam tanda kurang istirahat. Bisa dipungkiri bahwa menghilangnya Shoyo memberikan dampak besar baginya, membuat Atsumu kehilangan semangat hidup. Atsumu sangat menyesal, andai saat itu ia tidak meninggalkan Shoyo dan malah tinggal di apartemen Osamu, semua ini pasti tidak akan terjadi. Shoyo pasti masih bersamanya.

Atsumu benar-benar menyesal.

Jika bisa, Atsumu ingin membalikkan waktu untuk menahan Shoyo agar tidak pergi meninggalkannya.

Hari sudah sangat sore, namun Atsumu tidak memiliki niat untuk pulang ke Kanagawa. Dirinya masih setia duduk di atas kursi berkarat bersama satu lembar foto.

Sampai akhirnya Atsumu dikejutkan oleh suara deru mesin mobil yang mendekatinya, dan berhenti tepat di samping mobilnya. Jantung Atsumu berdetak kencang, berekspektasi jika orang yang akan keluar dari mobil silver itu adalah Shoyo, pemuda yang ia cari.

"Shoyo?"

Sayang beribu sayang, orang yang muncul bukanlah Shoyo. Melainkan pria tinggi bermanik biru safir yang sangat ia benci.

***

Tobio menyetir mobilnya cukup buru-buru. Ia tahu hari akan segera malam hanya dengan ia menyetir kurang lebih tiga jam. Tapi tak membakar semangatnya untuk kembali ke rumah itu. Tobio tidak peduli meski pemiliknya tidak ada. Ia seringkali berdiam diri disana bahkan pada malam hari, atau sekedar bermain voli sendirian di halaman belakang karena itu akan mengingatkan Tobio pada saat mereka SMA.

Udara dingin mulai terasa saat ia hampir sampai di puncak gunung tempat rumah itu bernaung. Kedua matanya tiba-tiba menyipit, ketika melihat adanya satu mobil lain yang terparkir. Mobil warna hitam.

Siapa?

Tobio berhenti di samping mobil tersebut. Sekarang ia tahu siapa pemiliknya. Siapa lagi kalau bukan Miya Atsumu, si pirang yang Tobio lihat sedang duduk sendirian di kursi besi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • KagehinaatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang