Reiga menatap sekeliling area restaurant milik Respati. Tak heran bila Restaurant ini selalu ramai setiap harinya. Selain makanan dan pelayanannya yang bagus, suasananya pun nyaman dan tempatnya bersih.
Reiga menatap wanita di hadapannya yang sedari tadi diam. Apakah Anindya merasa canggung bahkan takut padanya?
"Apa kabar?"Anindya merutuki dirinya. Kenapa malah kalimat itu yang keluar dari mulutnya.
Reiga tersenyum kecil," Kabar gue gak baik. Semenjak lo ninggalin gue tanpa kabar."
"Maaf."
"Gue udah bilang gue gak butuh kata maaf. Gue butuh penjelasan. Kalau emang lo terganggu dengan sikap gue, lo harusnya bilang langsung sama gue. Kadang gue heran sama lo, kenapa pikiran lo dangkal banget sih? Terkadang lo pengen bunuh diri, lo pengen aborsi, lo pengen pergi, lo pikir kabur dari masalah adalah solusi yang baik?"Ujar Reiga.
"Gue bakal ngerti dan merubah sikap gue kalau memang lo terganggu. Gue minta maaf kalau gue bikin lo gak nyaman. Niat gue tulus. Gue pengen bikin lo dan anak lo bahagia."
"Kenapa harus aku? Dari semua wanita yang ada di dunia ini, kenapa harus aku? Ada Kinara yang jelas-jelas lebih sempurna, kenapa kamu memilih aku yang kotor ini, Rei. Aku gak ngerti sama kamu."Balas Anindya menatap kedua mata Reiga.
"Karna hati gue milih lo. Gue cinta sama lo sejak pandangan pertama. Kalau aja saat itu gue gak mengorbankan perasaan gue buat Gino, mungkin kejadiannya gak akan kayak gini. Andai aja gue lebih berani, gue gak peduli Gino suka lo juga, gue nyesel kenapa dulu gue terlalu pecundang."
Reiga mengenggam kedua tangan Anindya erat,"Tapi sekarang gue gak mau ada penyesalan lagi. Walaupun sangat terlambat, gue pengen menebus kesalahan gue dulu. Izinin gue untuk menemani lo seumur hidup dalam suka atau pun duka, gue akan selalu bersama lo, mencintai lo dan membahagiakan lo, Anin."
"Tapi, gimana soal Bunda kamu?"
Reiga tersenyum,"Alhamdulillah Bunda mau menerima lo. Bunda nurunin egonya supaya gue bahagia. Bahkan kata Bunda, kalau gue udah ketemu lo, gue harus langsung kabarin dia, supaya kita bisa cepat lamar lo. Bunda usah berubah, dia pengen mengenal lo sepenuhnya, Anindya. Gak ada yang harus dikhawatirkan lagi."
Jujur saja Anindya senang mendengarnya. Namun entah kenapa Anindya masih sedikit belum percaya. Apa memang ia harus mengenal Reiga dan keluarganya lebih dekat lagi? Apa sekarang Anindya harus memberi Reiga kesempatan?
"Anin, gimana? Gue butuh penjelasan dari sudut pandang lo."
Merasakan elusan lembut di tangannya membuat Anindya lebih tenang. Anindya menatap Reiga dengan genggaman tangan mereka yang begitu hangat.
"Aku minta maaf karna udah ninggalin kamu tanpa kabar. Tapi saat itu bener-bener stress. Saat itu yang aku pikirin cuma menggugurkan anak ini atau pergi dari Jakarta. Karna aku bener-bener gak bisa tenang kalau masih disana. Aku bakal terus kepikiran tentang Gino. Makanya aku pindah supaya aku bisa lupain Gino dan segala kenangan buruk di Jakarta."
"Sekarang aku udah bisa menerima anak ini dan menikmati momen sebagai ibu hamil. Aku mencoba ngelupain siapa Ayah dari anak ini. Aku coba bahagia untuk dia."Anindya tersenyum sambil mengelus perutnya yang sedikit terlihat.
"Boleh gue elus perut lo?"
Anindya mendongak lalu tak lama kemudian mengangguk. Reiga segera pindah duduk di samping Anindya. Salah satu tangannya terangkat untuk mengelus perut Anindya. Anindya dan Reiga saling menatap satu sama lain, jantung mereka berdebar kencang.
"Usianya berapa bulan?"
"Jalan 4 bulan."
"Dia baik-baik aja kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REIGA : Ayah Sambung Anakku [√]
ChickLitHamil diluar nikah dan dihamili pacarmu tapi pacarmu tidak mau bertanggung jawab? Bagaimana rasanya? Anindya merasa sangat hancur dan tidak ingin melanjutkan hidupnya. Namun ada seseorang yang bersedia menjadi tempat bersandar untuknya bahkan menj...
![REIGA : Ayah Sambung Anakku [√]](https://img.wattpad.com/cover/373909369-64-k265833.jpg)