Hamil diluar nikah dan dihamili pacarmu tapi pacarmu tidak mau bertanggung jawab?
Bagaimana rasanya?
Anindya merasa sangat hancur dan tidak ingin melanjutkan hidupnya. Namun ada seseorang yang bersedia menjadi tempat bersandar untuknya bahkan menj...
Selamat malam semuanyaa, semoga kalian sehat selalu yaa di cuaca yang tidak menentu ini😌
Happy reading guys, enjoy this part. Hopefully you like it🥰
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Papa Nono!"
Aksara berlari ke pelukan tubuh lelaki yang merupakan Papa-nya juga. Aksara sebenarnya tidak mengerti kenapa ia punya dua Ayah dan kenapa Papa Gino tidak tinggal bersama mereka seperti Reiga. Namun Anindya berkata bahwa belum saatnya Aksara tau tentang Papa Gino. Setelah Aksara sudah besar, baru Anindya akan menjelaskan hal itu padanya.
Anindya mengenalkan Gino pada Aksara saat usianya 1 tahun. Saat itu Anindya mengajarkan Aksara agar memanggil Gino dengan sebutan Papa. Aksara menurut saja walaupun sebenarnya Aksara bingung kenapa ia harus memanggil orang lain dengan sebutan Papa.
Ya, Aksara tidak masalah sih punya dua Ayah. Ia bisa mendapat banyak uang dan mainan, apalagi Gino juga sangat menyayanginya.
"Hey jagoan, Papa kangen banget sama Aksa."
"Aksa juga angen banget ama Papa Nono. Papa kenapa balu datang sekalang?"Tanya Aksara.
Gino mencium puncak kepala putranya dengan sayang,"Maafin Papa. Papa sibuk kerja. Papa juga mau ketemu Aksa setiap hari tapi Papa kan harus kerja. Papa janji deh Papa akan meluangkan waktu Papa untuk Aksara."
Aksara cemberut menatap wajah Gino yang terlihat kelelahan,"Kenapa si olang gede halus kelja? Daddy juga pelgi kelja tiap hali."
Gino tertawa,"Orang dewasa itu harus bekerja supaya dapat banyak uang. Nanti kalau Papa atau Daddy gak kerja, gak bisa beliin Aksara mainan lagi."
"Aksa, gak boleh teriak-teriak ya. Ngomongnya pelan-pelan aja kayak biasa kalau di dalam rumah."Tegur Gino dengan lembut.
"Tapi kalau ngomongnya pelan-pelan nanti Nda ga dengel, Papa."
Gino hanya terkekeh dan setelah itu Anindya datang dengan celemek di tubuhnya. Sepertinya Anindya sedang sibuk memasak di dapur. Memang ada pembantu yang bekerja di rumahnya namun kadang Anindya memasak sendiri atau ikut membantu karna Anindya merasa bosan.
"Eh Gino, kamu datang?"
"Iya. Kebetulan kerjaan aku di kantor lagi gak banyak. Aku bakal main sama Aksara sampai jam makan siang selesai, boleh kan?"Tanya Gino meminta izin.
"Boleh dong. Kenapa gak sampai sore aja? Aksara kangen sama kamu, loh."
"Aku juga pengennya gitu, tapi nanti jam 2 aku ada meeting sama klien. Gak bisa diundur ke hari lain."Jelas Gino yang diangguki Anindya.