26. Aksara Hilang?

1.8K 68 2
                                        

Selamat membaca semuanyaaa!

Jangan lupa vote dan comment yaa, thanks❤

•••

Anindya membuka kedua matanya lalu beranjak duduk, meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Anindya melirik sisi di sampingnya yang kosong. Reiga pasti sudah pergi. Kemarin malam Reiga memberitahunya bahwa besok pagi Reiga akan pergi untuk mengurus kasus teror yang menimpa dirinya.

Anindya beranjak bangun mendekati box bayi. Jantungnya berdegub kencang melihat box tersebut yang kosong, tidak ada Aksara yang terbaring disana.

Namun Anindya tidak ingin panik dan berprangsangka negatif dulu. Anindya harus tenang, siapa tau saja saat Aksara bangun, Aksara di bawa oleh Bunda Rianti keluar agar tak mengganggu dirinya.

"Bunda, Aksara. Kamu dimana sayang?"

Langkah Anindya berjalan cepat keluar dari kamarnya, mengabaikan penampilannya yang sedikit lusuh dan berantakan khas orang yang baru saja bangun tidur. Anindya hanya ingin cepat bertemu anaknya, mengusir rasa panik dan takut yang ia rasakan.

"Aksara!"

"Berisik banget lo! Bisa gak sih gak usah teriak-teriak?!"Kesal Risel pada kakak iparnya itu. Merusak mood yang hari ini sudah ia tata dengan baik.

Anindya melirik Risel sekilas. Anindya melanjutkan langkahnya keluar mengabaikan perkataan Risel. Sontak hal itu membuat Risel kesal karna ini pertama kalinya wanita itu mengabaikan ucapannya.

"Sialan."Umpat Risel lalu memakan roti sandwich yang sudah disiapkan Rianti tadi.

Anindya menghela nafas lega saat melihat Rianti yang sedang menggendong Aksara di halaman luar rumahnya. Kenapa Anindya bisa lupa bahwa setiap pagi, Aksara pasti sedang dijemur. Anindya tidak boleh takut, tidak ada yang bisa merebut Aksara darinya.

"Bunda jemur Aksara dari kapan?"Tanya Anindya lalu mengecup pelipis anaknya dan mengusapnya lembut. Wangi harum shampoo dan sabun menguar dari tubuh mungilnya itu.

"Mungkin ada satu menit. Abis mandiin Aksa, Bunda langsung jemur Aksa. Selagi ada matahari dan belum panas banget."

Rianti menatap Anindya dengan senyuman tipisnya,"Maaf, tadi kamu panik nyari Aksara ya?"

Anindya mengusap tengkuknya canggung,"Iya Bunda. Aku tiba-tiba kepikiran tentang teror kemarin terus aku panik waktu liat Aksara gak ada di tempat tidurnya."

"Gak apa-apa Anin. Bunda ngerti kok. Kamu jangan pikirin itu lagi. Reiga akan mengurus semuanya. Bunda yakin pelakunya pasti akan cepat tertangkap. Aksa itu milik kita, gak ada siapapun yang bisa rebut Aksa."Ujar Rianti yang dibalas senyuman oleh Anindya.

"Makasih Bunda."

"Iya. Kamu mau gendong Aksa?"

"Nanti aja Bunda. Aku mau mandi dulu. Nanti Aksa gak betah aku gendong."Balas Anindya menolak.

Rianti terkekeh,"Loh emangnya kenapa? Bunda belum mandi juga tetap wangi ya, Aksa?"

Aksara tersenyum membuat Rianti tertawa. Dulu Rianti mungkin pernah bilang bahwa ia tidak akan menganggap Aksara sebagai cucunya. Tapi saat Anindya hamil dan melahirkan, Rianti menyayangi Aksara. Aksara hanya makhluk kecil yang tak tahu apa-apa, tidak sepatutnya bila dia dijadikan sebagai objek pelampiasan kebencian atas kesalahan yang dilakukan orang tuanya.

"Nenek sayang banget sama Aksa."

Bayi mungil itu mengeluarkan suaranya saat pipinya dicium oleh Rianti. Anidnya merasa hatinya hangat melihat kedekatan Aksara dan Nenek nya itu.

REIGA : Ayah Sambung Anakku [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang