16. Ngidam Lagi?

3.3K 126 9
                                        

Selamat membaca semuanya

Jangan lupa vote yaa supaya aku semangat terus untuk update^•^

•••

Anindya mendengar suara berisik dari arah ruang tamu. Setelah selesai minum susu, Anindya melangkah mendekati sumber suara. Anindya terkejut melihat Kinara yang sedang berbincang hangat dengan Rianti.

"Eh Anin. Sini sayang."Ujar Rianti menepuk sisi sebelahnya yang kosong.

Anindya tersenyum ramah yang dibalas senyuman juga oleh Kinara,"Hai Kinara, apa kabar?"

"Kabar aku baik. Kamu sendiri gimana? Perut kamu udah mulai kelihatan ya? Usianya berapa bulan?"Tanya Kinara.

"Alhamdulillah aku baik. Sekarang usia kehamilan aku udah jalan 5 bulan."Jawab Anindya sambil mengusap perutnya.

"Syukurlah, semoga kamu dan bayi kamu sehat lalu dilancarkan saat melahirkan nanti."

"Makasih Kinara."

"Oh iya Tante aku gak bakal lama. Aku cuma mau ngasih kue yang aku buat kemarin. Kebetulan aku bikin kebanyakan jadi aku bagi-bagi buat Tante dan keluarga."Kata Kinara sambil memberikan paper bag pada Rianti.

"Ya ampun, makasih sayang. Tante jadi gak enak ngerepotin kamu."

"Gak ngerepotin kok, Tante. Sekalian aku sengaja pengen ketemu Tante, udah lama kita gak ketemu. Terakhir kali kita ketemu saat hari pernikahan Anindya di Yogyakarta."

Anindya menundukkan kepalanya. Ia tahu ia tidak boleh merasa seperti ini. Namun entah kenapa keadaan selalu membuatnya begini. Terjebak diantara dua wanita yang berinteraksi tanpa canggung, seolah hubungan mereka memang sangat dekat.

"Oh iya Anin, kamu suka Cheesecake gak? Aku bawa Cheesecake, aku harap kamu suka."Tanya Kinara.

Anindya menoleh,"Aku suka. Nanti pasti aku cobain."

Kinara tersenyum,"Kamu harus cobain, Reiga suka banget Cheesecake buatan aku. Dulu aku suka membuat bekal makanan untuk Reiga dan selalu habis. Kata Reiga, makanan aku sama enaknya seperti makanan Tante Rianti."

Rianti tertawa, merasa tak sungkan dipuji berlebihan seperti itu,"Itu karna pada dasarnya kamu memang jago memasak. Saat kita masak bareng aja, Tante gak perlu mengajari kamu banyak hal karna kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan."

"Ah Tante bisa aja."

Gimana bisa perasaannya baik-baik saja sementara kedua wanita di depannya ini malah membahas kenangan yang begitu indah yang mereka lakukan dahulu. Seolah-olah kehadirannya memang penyebab mereka tak bisa bersama lagi.

Anindya bukanlah wanita yang tangguh dan penyabar. Hatinya masih sama pada wanita pada umumnya. Hatinya lemah dan mudah terbawa perasaan oleh hal sekecil apapun. Anindya tahu mereka tak sengaja melakukan ini di depannya, tapi entah kenapa Anindya tak bisa mengontrol perasaannya sendiri.

"Oh iya Anin, kamu bisa masak gak?"

Anindya mengangguk canggung,"Bisa kok. Aku sering bantuin Bunda masak."

"Iya Kinara. Anin juga jago masak. Saat bantuin Tante, Anin tahu apa yang harus dia lakukan, gak diam dan menunggu arahan. Sama seperti kamu."Sahut Rianti menyetujui.

Kinara tersenyum tipis,"Syukurlah. Reiga pernah bilang kalau dia pengen punya pasangan yang bisa masak."Katanya.

Tak lama kemudian, Reiga datang setelah selesai menyelesaikan kuliahnya. Lelaki itu kaget karna ada Kinara disini. Wanita itu tersenyum lalu menghampirinya secara terang-terangan.

REIGA : Ayah Sambung Anakku [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang