14. The Wedding

3.7K 138 2
                                        

Tak terasa hari pernikahan bagi Anindya dan Reiga sudah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa hari pernikahan bagi Anindya dan Reiga sudah tiba. Acara pernikahan dilakukan dua minggu setelah hari lamaran. Memang cukup terburu-buru, tapi untungnya segala hal mengenai pernikahan mereka seolah dipermudah dan sudah siap semuanya. Hanya tinggal menunggu calon pengantinnya saja dan mengucapkan ijab kabul.

Acara pernikahan diadakan secara sederhana karna hanya diberi waktu dua minggu untuk bersiap-siap. Keluarga Anindya pun tak mempersalahkan, yang penting acaranya berjalan dengan lancar. Pernikahan mereka tetap diadakan di Yogyakarta, karna tempat tinggal mereka sekarang disini. Tamu yang hadir juga dibatasi hanya 100 orang saja.

Anindya menatap dirinya tidak percaya lewat pantulan cermin. Akhirnya ia bisa memakai baju pengantin yang telah ia impikan sejak lama. Walaupun bukan dengan Gino, Anindya tetap bersyukur karna masih ada laki-laki yang mau menerima dirinya yang sedang berbadan dua ini.

"Cantik sekali. Akhirnya kamu menikah. Walaupun keadaannya seperti ini, kamu gak boleh menyesal. Anggap saja pengalaman kamu sebelumnya menjadi sebuah pembelajaran penting untuk anak kamu nantinya."Ujar Tyas memberi nasihat.

"Iya Bunda. Maafin Anin karna belum bisa jadi anak yang Bunda dan Ayah impikan. Maafin Anin karna udah membuat kalian kecewa. Tapi Anin mohon jangan pernah tinggalin Anin. Anin butuh support kalian agar Anin semangat menjalani hidup ke depannya."Ucap Anindya sambil menggenggam tangan Tyas.

"Pasti sayang. Bunda dan Ayah akan selalu bersama kamu apapun yang terjadi. Tapi ingat, setelah ini kamu juga harus menghormati Reiga sebagai suami kamu. Jangan pernah melawan atau mengabaikan dia. Kamu harus melakukan tugas kamu sebagai seorang istri."

Anindya mengangguk,"Iya Bunda. Makasih."

"Yaudah, sekarang kita keluar. Pak penghulu dan Reiga pasti sudah menunggu kamu."

Jantung Anindya berdegub kencang seiring dengan langkahnya berjalan mendekati meja penghulu. Tatapan mata semua orang tertuju padanya. Anindya semakin gugup.

"Jangan gugup sayang. Ada Bunda disini."Kalimat itu seperti jimat penenang. Terbukti sekarang Anindya kembali tenang.

Reiga menatap Anindya dengan tatapan lekat, hampir tidak mengedip sama sekali. Reiga benar-benar terpesona karna kecantikan Anindya yang begitu tersinar hari ini. Kalau Respati tidak memberitahunya, pasti Reiga tidak akan sadar jika Anindya sudah duduk di sampingnya.

"Lo cantik, Anin."

"Berarti sebelumnya aku gak cantik?"

"Bukan gitu maksud gue. Setiap hari lo selalu cantik. Tapi hari ini beda, lo cantiknya special karna pakai baju pengantin. Ini bener calon istri gue secantik ini?"Tanya Reiga menggoda.

Anindya mengulum senyumnya menahan rasa malu,"Diem Rei. Lebih baik kamu fokus hafalin ijab qabul."

Reiga terkekeh,"Lo gak usah khawatir. Gue udah hafalin kalimat itu. Gue yakin gue gak akan salah, karna calon istri gue itu lo bukan orang lain."

REIGA : Ayah Sambung Anakku [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang