25. Don't Be Afraid

1.8K 73 3
                                        

Selamat membaca semuanya!

Jangan lupa vote dan comment yaa

•••

"Reiga, makasih udah bantuin gue dan nemenin gue makan di cafe. Kalau skripsi gue kali ini di ACC sama dosen, gue pasti bakal traktir lo."Ujar Kinara pada Reiga yang sudah mengantarnya pulang ke rumahnya.

Reiga mengangguk. Lebih baik bila urusan dirinya dan Kinara cepat selesai agar Anindya tak salah paham dengan hubungan mereka. Ya walaupun memang Anindya sudah tau urusan mereka namun Reiga tak ingin membuat istrinya khawatir.

Tak cukup dengan penderitaan yang dirasakan Anindya selama masa kehamilan, Tuhan seolah memberi masalah baru pada Anindya saat melahirkan Aksara. Mulai dari Anindya yang mengalami baby blues, ketakutan bila Aksara direbut darinya, lalu teror-teror yang mulai bermunculan entah dari mana.

Sampai sekarang, Reiga belum menemukan siapa orang yang sudah meneror istrinya. Hal itu membuat Reiga merasa bersalah karna ia belum bisa menjadi seorang suami yang bisa membuat istrinya merasa aman dan terlindungi.

"Reiga?"

Sentuhan tangan Kinara di bahu Reiga membuat lelaki itu tersadar dari lamunannya dan menoleh pada Kinara. Gadis itu tersenyum kecil sambil menjauhkan tangannya.

"Kamu kenapa, Reiga? Tumben banget kamu melamun. Kamu lagi ada masalah?"

"Nggak, Ra. Gue gak apa-apa."

"Oh iya gimana kabar Aksara? Dia udah sehat?"

Reiga mengangguk,"Aksara udah sehat dua hari yang lalu."

"Syukurlah. Tapi wajah kamu itu kayak orang kecapekan banget, Rei. Saat Aksara sakit, kamu pasti lelah banget ya ngasuh dia?"Ucap Kinara sambil mengusap pipi Reiga.

Lelaki itu segera menyingkirkan tangan Kinara dari wajahnya dan menatapnya tajam,"Jaga sikap lo, Ra. Gue sekarang udah nikah dan punya anak. Urusan gue sama lo hanya untuk bantuin lo menyelesaikan skripsi. Gak lebih."

Kinara tersenyum dan mengusap telapak tangannya sekilas. Sikap Reiga masih saja dingin padanya dan menolak perhatiannya. Jujur saja, Kinara kesal. Tapi ia tak boleh menunjukkan hal itu pada Reiga.

"Maaf Rei kalau sikap dan ucapan aku tadi kurang sopan. Tapi aku kayak gitu karna aku peduli sama kamu. Untuk apa kamu menikah sama Anin, kalau kamu gak bahagia sama sekali?"

Reiga terkekeh,"Kata siapa gue gak bahagia? Gue bahagia nikah sama Anin karna gue cinta sama dia. Terlebih lagi sekarang ada malaikat kecil yang hadir di pernikahan gue sama Anin."

"Meskipun anak itu bukan anak kamu? Aku tau kamu cinta sama Anin. Tapi jangan sampai cinta itu membuat kamu jadi bodoh dan mau dimanfaatin sama dia."Ucap Kinara yang dibalas tatapan tajam oleh Reiga.

"Maksud lo apa ngomong kayak gitu? Anin itu istri gue, anak dia anak gue juga. Gue gak peduli orang-orang bilang apa, Aksara itu anak gue. Gue sayang sama dia seperti anak gue sendiri. Gue minta lo jangan bicara macam-macam tentang keluarga gue, Ra."

Tangan Kinara mengepal namun bibirnya masih tetap tersenyum,"Yaudah aku minta maaf Reiga. Aku gak ada maksud untuk ikut campur. Aku cuma peduli sama kamu. Sekali lagi makasih karna kamu udah nganterin aku pulang."

Reiga mengalihkan pandangannya ke depan sambil memegang stir mobilnya tak menatap Kinara sedikit pun. Ia segera mengunci mobilnya saat Kinara sudah keluar.

"Reiga, makasih. Hati-hati di jalan."Kinara meninggikan suaranya agar bisa terdengar oleh Reiga.

Lelaki tak menjawab dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Raut wajah Kinara berubah menjadi datar. Wanita itu mengambil ponselnya dari dalam tas lalu menghubungi seseorang.

REIGA : Ayah Sambung Anakku [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang