17. Kembali Ke Jakarta

2.9K 102 2
                                        

Selamat membaca semuanyaa

Jangan lupa untuk vote yaa setelah membaca, supaya aku semangat terus. Terima kasih🤗

•••

Kediaman keluarga Reiga menjadi ramai karna didatangi dua orang yang jauh-jauh dari Yogyakarta. Siapa lagi kalau bukan Tyas dan Respati. Mengingat usia kehamilan Anindya yang memasuki bulan ketujuh, kedua orang paruh baya itu memutuskan untuk tinggal di Jakarta menemani anak mereka hingga melahirkan nanti.

Awalnya Risel tidak setuju jika orang tua Anindya tinggal di rumahnya. Karena Risel memang tidak suka pada Anindya, ditambah ada orang tuanya tinggal disini. Tapi karena keputusan Ridho membuat Risel tidak bisa membantah. Padahal Risel ingin sekali mengusir mereka keluar dari rumah ini.

Tyas dan Respati sudah tahu tentang sikap Risel. Mereka khawatir dan bertanya apakah sebelumnya Risel pernah sengaja melukai Anindya. Anindya menjawab, walaupun Risel tidak menyukainya Risel masih memiliki hati yang baik. Hanya kata-katanya yang terkadang menusuk dan menyakitinya. Buktinya saat malam itu, Risel mau memenuhi permintaannya meskipun harus ada syarat tertentu.

"Aku senang Bunda ada disini. Rumah jadi terasa lebih ramai. Akhirnya aku bisa makan makanan Bunda lagi."Ujar Anindya.

"Gak mungkin Bunda gak ke Jakarta. Setiap hari Bunda kangen dan kepikiran kamu terus. Bunda udah ada rencana, kalau kehamilan kamu udah 7 bulan Bunda mau tinggal sama kamu di Jakarta. Bunda mau nemenin kamu."

Anindya tersenyum. Senang rasanya bisa melihat wajah yang sudah lama ia tak jumpai hampir 3 bulan. Sejujurnya Anindya sangat rindu pada orang tuanya. Anindya ingin sesekali menginap di Yogyakarta namun kata dokter ia tidak boleh sering bepergian jauh.

"Makasih Bunda. Nasi gorengnya enak banget. Masakan Bunda emang gak pernah berubah."Pujinya.

Tyas mengelus rambut putrinya dengan sayang. Tadi pagi Anindya bilang bahwa ia ingin memakan nasi goreng buatannya. Tyas langsung masak nasi goreng special untuk memenuhi permintan calon cucunya.

"Syukurlah kalau kamu suka. Makan yang banyak. Oh iya Bunda mau tanya, selama ini kamu udah ngidam apa aja?"

Anindya menceritakan momen ngidamnya. Tyas tertawa. Terkadang ngidam banyak dihindari oleh sebagian orang karna permintaannya aneh-aneh namun hal itu juga dinantikan oleh mereka. Momen langka yang hanya terjadi saat masa kehamilan.

"Untungnya permintaan kamu itu gak aneh-aneh banget lah. Kalau Bunda dulu pengen Tahu sumedang yang asli sumedang dan nasi goreng malaysia yang asli malaysia. Bunda inget dulu Ayah kamu sampai bela-belain kesana untuk beli itu."

"Oh iya?"Anindya tertarik dengan cerita Bundanya.

"Iya. Waktu makanannya udah ada, Bunda gak tertarik lagi. Terus makanannya dimakan sama Ayah."

Anindya dan Tyas tertawa. Untung saja Anindya tidak seperti itu, semoga saja jangan. Kasihan Reiga bila dikerjai seperti itu. Reiga sudah lelah dengan tugas kuliah dan pekerjaannya, Anindya tak ingin menambah bebannya lagi.

Reiga menuruni anak-anak tangga dengan pakaian yang sudah rapih. Lelaki itu melangkah menuju ruang makan lalu mencium kening Anindya.

"Selamat pagi sayang. Selamat pagi Bunda Tyas."

"Pagi Mas. Sarapan dulu sini. Nasi goreng buatan Bunda enak loh."

"Kamu sudah rapih begini mau kemana, Rei? Ada jadwal kuliah pagi?"Tanya Tyas.

"Loh emang Anin gak ngasih tau? Kita mau check up kandungan. Pagi ini jadwalnya."

Anindya menepuk keningnya pelan seolah baru teringat dengan jadwal check up kehamilannya. Kalau saja Reiga tidak memberitahu pasti Anindya tidak akan ingat.

REIGA : Ayah Sambung Anakku [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang