"Pertunangan kita ini harus dirahasiakan!"
Begitu kesepakatan Kama dan Gege sebelum keduanya melakukan kegiatan KKN 111 Desa Welasasih. Hubungan pertunangan yang hanya diinginkan oleh dua pasang orangtua sementara Kama dan Gege menyatakan tidak sal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak memyangka vote komennya bakal segercep itu 😳 harusnya update kemarin ya maafiiin, karena tiba-tiba ada kerjaan jadi Part 2 nggak selesai kuketik kemarin tuh huhu 🙏
Sebagai gantinya mari aku bantu selesaikan rasa penasaran di part kemarin. Wkwk.
Selamat membacaaa 😳🌸
***
Pertemuan pertama menghasilkan sebuah grup percakapan bernama 'KKN 111 Welasasih', juga terbentuknya sebuah struktur kepengurusan yang nanti akan bertugas selama KKN berlangsung. Dengan keputusan sebagai berikut:
Struktur Kepengurusan KKN 111
Koordinator Desa : Kama
Wakil Koordinator Desa : Yash
Sekretaris : Gege, Javindra
Bendahara : Keiya, Rajata
Koordinator Lapangan : Yesa
Hubungan Masyarakat : Gesang, Sabine
Konsumsi : Juana, Samira
Publikasi dan Dokumentasi : Jenggala, Zale
Logistik : Cleona, Sakala
Ada alasan yang kuat mengapa Kama—Si Anggota Penyusup itu—akan menjadi koordinator desa selama KKN berlangsung nanti. Di balik itu, dia memang senang cari perhatian dengan wajah tenang-sok-pintar-dan-tegas-nya itu.
Dan hari ini, pada pukul sepuluh pagi, Si Kordes itu sudah membuat satu keputusan di grup percakapan tentang diskusi kedua yang harus mereka lakukan. Kali ini, diskusi dilakukan di depan Balai Dananjaya yang bangunannya terletak di paling utara kampus UNDAYA. Balai serbaguna itu selalu tampak ramai, karena bangunan itu merupakan merupakan pusat olahraga Mahasiswa Undaya. Ada tiga bangunan di sana, auditorium bagian tengah yang dikelilingi oleh gedung olahraga basket, voli dan bulutangkis. Serta gedung futsal yang berada di sisi lain.
Di depan Balai Dananjaya, di atas rumput luas yang dinaungi oleh pohon-pohon Trembesi, kelima belas mahasiswa dan mahasiswi itu berkumpul lagi. Banyak bangku-bangku yang terbuat dari semen dicat putih mengelilingi sebuah meja bundar berbahan dasar sama, tapi mereka lebih memilih duduk bersila dan membuat lingkaran di atas rumputnya yang hijau.
Semua anggota kelompok sudah lengkap. Tidak ada yang terlambat. Mungkin ya, di balik kebencian Gege terhadap Kama, laki-laki itu memang cocok-cocok saja menjadi seorang ketua. Terlebih, dia juga digadang-gadang akan menjadi calon ketua BEM Fakultas Teknik.
Saat Kama bicara, kata-katanya menyurup serupa perintah, entah bagaimana cara dia melakukannya.
"Jadi, gue beneran yakin sekarang kalau Bandung Barat ini beneran udah pernah gue lewatin rutenya," ujar Kama. "Tempat KKN kita ini. Bandung Barat, beda sama Bandung ya."