Hello, KKN! | [15. Tiba-tiba banget?]

51.3K 6.7K 7K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiii. 🌼

Seneng nggak update lagiii? 😋

Harus semangat vote & komennya mumpung aku lagi rajin banget niiih pokoknya mesti dibakar ga mau tauuu karena ini 4000 kata lebih😆🫵🔥🔥🔥

***







Gege harus menginap selama satu malam di ruangan sempit klinik itu untuk beristirahat dan diberikan obat secara intensif. Beruntungnya, kesehatannya membaik pada keesokan harinya dan dia diizinkan untuk pulang. Masih ada Kama dan Yesa yang menjaganya hingga pihak klinik mengizinkan Gege pulang pada pukul sembilan pagi, tentu saja setelah segala urusan administrasinya selesai.

Tidak seperti biasanya, selama dua laki-laki itu membersamainya dari ruangan hingga melangkah keluar, mereka tidak banyak berbicara. Bahkan, tidak sama sekali? Biasanya, walupun Kama tidak akan begitu menanggapi, Yesa akan selalu mencari perhatian agar bisa mengajaknya bicara hingga Kama mengalihkan fokus padanya. Walaupun leluconnya jarang Kama tertawakan,  Yesa biasanya akan tergelak sendirian.

Namun kali ini, berada di antara kedua laki-laki itu, terasa sepi sekali.

Mobil sudah terparkir di halaman klinik, Gege dan Yesa mengikuti langkah Kama yang kini berjalan lebih dulu sambil memegang kunci mobil. "Lo sama Kama lagi ada masalah?" tanya Gege, menoleh, melihat Yesa yang kini baru saja mengalihkan perhatian dari layar ponselnya. Masih ada sedikit terlihat bekas memar di tulang pipi kirinya. "Lo berdua berantem?"

Yesa menggeleng. "Dikit," jawabnya.

"Gara-gara gue?"

Yesa menggeleng lagi, responsnya cepat sekali kali ini, seolah-olah tidak ingin membuat Gege merasa bersalah. "Bukan, bukan gara-gara lo," ujarnya. Akhirnya dia bicara juga. "Gue dan Kama memang berantem, tapi nggak ada hubungannya sama lo. Ini karena ... sikap Kama yang nyebelin dan keras kepala," jelasnya.

"Tapi pemicunya tetap gue, kan?"

"Bukan gue bilang, bulan karena lo." Yesa lagi-lagi meyakinkan. "Ini cuma karena sikap dia yang konyol dan gue yang udah muak banget. Jadilah ... tragedi semalam."

Mereka telah tiba di dekat mobil, di mana langkah Kama terhenti. Sehingga, percakapan di antara Gege dan Yesa juga harus berhenti. Di sana, Kama sudah lebih dulu membukakan pintu penumpang di samping jok pengemudi.

"Ka, semua biaya administrasi, nanti gue ganti."

"Nggak usah," jawab Kama.

"Tapi masalah Bubu dan Yaya yang—"

"Kalau lo nggak mau Bubu dan Yaya tahu tentang apa yang terjadi semalam, berarti lo harus setuju untuk nurut sama gue selama KKN," ujar Kama.

Gege mengernyit. Tidak terima, tapi dia belum sempat mendebat karena selanjutnya Kama kembali bicara.

Hello, KKN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang