Hello, KKN! | [17. Kericuhan Malam Hari]

43.9K 6.8K 6.7K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiii.🌼

Aku sudah mulai memasuki masa banyak kerjaan. Jadi baru bisa update sekaranggg. :( Dimaafin kaaannnnn?

Doakan aku sehat biar lancar lanjutin cerita ini dan semoga tetap mau nemenin Gege nyeritain kisahnya sampai akhir yaaaa. 🌼

Vote dulu sama bakar lapaknya jangan lupaaa 🔥🔥🔥

***





Setelah semua selesai menandatangani Surat Permintaan Maaf itu, Cleona menatap Gege. "Gue punya ide," ujarnya tiba-tiba. Cleona bangkit dari posisinya untuk meraih pouch berisi alat make-up milik Gege yang tersimpan di sebuah rak kecil di sudut ruangan di dalam kamar yang khusus di tempati perempuan—yang sejak tadi menjadi markas persembunyian mereka dari ejekan para laki-laki di luar sana. "Lo biasa pakai lip product yang mana, Ge?"

Gege mengernyit, tapi tetap menjawab pertanyaan Cleona dengan mengambil satu buah lip product miliknya. "Ini." Dia mengacungkannya. "Buat apa?" tanyanya. Arah pandangnya mengikuti gerakan Cleona.

Cleona memperhatikan kemasannya, lalu memutar tutup lip product itu untuk melihat warnanya. "Jangan yang nude gini, Ge. Kurang menggoda. Ada yang punya lip cream merah nggak—tapi merahnya tuh yang beneran merah banget." Cleona menatap semua teman-temannya.

"Merah ani-ani?" tanya Sabine.

Cleona menjentikkan jari. "Lo punya?"

"Walaupun bukan ani-ani, tapi gue punya." Sabine mengulurkan tangannya ke arah rak kecil di sudut ruangan, tempat yang sama bagi mereka untuk menyimpan pouch berisi alat make-up. "Yang kayak gini?"

"Bener." Cleona meneringai. "Gue minta, ya?" Cleona meminta izin. Setelah diberi anggukkan, dia membuka tutupnya. "Sini, Ge."

Bola mata Gege membulat. "Lah, gue?"

"Lo mau jual Gege?" tanya Keiya setengah histeris.

"Iya," jawab Cleona. "Kasih cap bibir di ujung suratnya pakai lip cream ini, Ge. Siapa tahu Kama lebih gampang luluh sama permintaan maaf kita kalau tahu lo yang kasih—"

"Kama nggak suka gue, kan lo tahu!" Gege hampir menjerit dengan ide konyol itu. "Jadi nggak akan ngaruh apa-apa kalau pun gue kasih cap bibir—Eh, apa-apaan sih? Jua! Lepasiiin."

Juana bertugas memegangi tangan kanan Gege, Sabine di tangan kiri, Keiya memegangi wajah Gege dari arah belakang. Setelah memastikan Gege kesulitan bergerak, Cleona lansung mengoleskan lip product itu ke bibirnya. Dan Samira mendekatkan kertas surat itu ke bibir Gege.

"Selesai." Cleona menatap bangga surat itu. Satu kecupan dengan warna merah menyala tercetak di sudut kertas.

"Sumpah yaaaa!" Gege bangkit untuk meraih tisu, merasa baru saja dinodai, sementara teman-temannya malah tergelak. Dia memilih duduk di atas kasur sementara teman-temannya masih anteng duduk di lantai kayu sembari melancarkan rencana selanjutnya, yaitu mengirimkan foto surat yang Cleona buat ke grup percakapan KKN 111.

Hello, KKN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang