Hello, KKN! | [6. Morning Person]

41.4K 5.4K 3.7K
                                    

Hellooo 🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hellooo 🌸


Masih nungguin kaaannnn?


Happy 100k views yeaaayyy!!! Semoga ke depannya yang baca makin rameee. Aamiin! 😆🤲🏻

Selamat bertemu dengan para mahasiswa dan mahasiswa yang mulai sibuk ini yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Selamat bertemu dengan para mahasiswa dan mahasiswa yang mulai sibuk ini yaaa. Selamat menikmati sedikit demi sedikit momen mereka. 🌸

Selamat membacaaa. 🌸🙌🏻

***

Jeritan itu, sama sekali tidak membuat sosok nenek di luar pintu terkejut, wajahnya yang penuh kerutan saat tersenyum tadi, kini hanya melongo. Sosok bertubuh ringkih itu masih berdiri di ambang pintu. Mengenakan kain batik cokelat hitam, kebaya potongan kutu baru berwarna merah muda dengan corak bunga hijau yang warnanya tampak sudah pudar, rambutnya yang putih dan tipis dibuat gelung kecil. Kini, tatapnya berpendar, tampak memperhatikan kelima belas orang di dalam rumah kayu itu. Lalu tersenyum lagi.

Masih belum bicara, sosok nenek itu mengangkat satu baskom loreng hijau yang ditutup oleh serbet. Gerak tangannya gemetar saat membuka serbet kotak-kotak putih-merah yang tampak tua, tapi terlihat bersih.

Semua orang di dalam rumah masih tampak syok, termasuk Rajata yang belum kunjung bangkit dan terduduk di ambang pintu. Gege yang kini berinisiatif menghampiri sosok ringkih itu. Gege membalas senyumnya, lalu menerima baskom loreng itu saat Si Nenek mengangsurkannya.

"Ini untuk kami?" tanya Gege. Dia bisa merasakan hangat dari bagian bawah baskom. "Ini baru matang, ya, Nek?" tanya Gege lagi.

Namun, dua pertanyaannya tadi tidak mendapatkan jawaban. Nenek hanya tersenyum, matanya yang berbinar memancarkan ketulusan, seluruh giginya sudah tidak lagi tampak sehingga senyumnya terlihat lucu.

"Ini Mak Wasih, ya?" tanya Kama. Dia menghampiri Gege yang berjongkok di ambang pintu, ikut berhadapan dengan nenek yang masih duduk bersimpuh di luar. "Yang rumahnya di samping ini?" Kama menunjuk sebuah rumah kayu tua di samping posko.

Hello, KKN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang