"Pertunangan kita ini harus dirahasiakan!"
Begitu kesepakatan Kama dan Gege sebelum keduanya melakukan kegiatan KKN 111 Desa Welasasih. Hubungan pertunangan yang hanya diinginkan oleh dua pasang orangtua sementara Kama dan Gege menyatakan tidak sal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haiii.🌼
Maaf bikin nunggu yaws. Aku udah di rumah sekarang 😋 tapi nyampe rumah langsung sakit hoho doain aku sehat terus biar update-nya lancar yaaa. 😆🌼
Kemarin aku sempet bikin Additional Part 15 khusus di Karyakarsa, pas Kama berduaan sama Gege di Posko 111. Udah baca? 😋
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini 4600 kata pokoknya harus dibakarrr. 🎃🫵 Belum bosen buat bakar-bakar kaaan 🔥🔥🔥
***
Yash yang tengah berada di riuh acara khitanan anak Pak Kades bersama teman-yan lainnya, kini mulai menghindari keramaian, ponselnya yang terus bergetar dengan nama yang muncul di layar membuatnya harus melangkah gegas. Nyaris berlari, dia pergi dari bagian belakang panggung acara untuk menuju sebuah lahan luas serupa lapangan yang kini digunakan untuk lahan parkir para tamu undangan Pak Kades. Setelahnya, dia baru berani membuka sambungan telepon walau suara dari penyanyi organ tunggal sayup-sayup masih terdengar.
"Halo, Pak?" Yash berbicara sambil berjalan, pada Yesa yang kini duduk menepi pada sebuah pos bersama dua orang sekuriti, sisa hujan membuat Yash menghindari beberapa genangan air, langkahnya melompat berkali-kali.
"Yash, gimana? Laporan kalian belum juga di-submit sampai sekarang. Saya hubungi Kama kok nggak bisa, ya?" tanya Pak Jafran dari seberang sana. "Log book-nya juga sekalian, mau saya periksa untuk menilai progres program kerja kalian."
Kening Yash mengernyit mendengar pernyataan itu, seingatnya tadi Kama izin pulang lebih dulu ke posko, meninggalkan acara, untuk mengirimkan laporan kelompok mereka. Yash melirik jam tangan, sudah dua jam yang lalu sejak kepergian Kama. "Saya kirim sekarang, Pak," ujar Yash menyanggupi.
Lalu, Yash bergegas menghampiri motornya yang terparkir di lahan luas itu, yang joknya jelas basah karena baris air hujan baru saja berhenti turun sekitar lima menit yang lalu. Dia baru saja selesai menyingkirkan air di jok dengan telapak tangannya saat sebuah suara memanggilnya dari belakang.