Hello, KKN! | [27. Salah Paham yang Tidak Terurai]

57.6K 7.3K 8.5K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii. 🌼

Udah baca Additional Part 26 di Karyakarsa? 😋

Udah baca Additional Part 26 di Karyakarsa? 😋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wattpad lagi BENER-BENER menguji kesabaran ya. Setelah tragedi followers ilang banyak, sekarang tiap update notifnya nggak ada terus 😡🫵🏻 tapi gimana ini aku dah kecintaan nulis di sini. Love-hate relationship banget sama Wattpad tuh 😭🫵🏻

Yang nggak mau ketinggalan update cerita Hello, KKN! follow akun instagramku yaws: citra.novy
Jangan lupa juga gabung di broadcast-nya biar kita bisa ghibah bareeeng.



Okedeee. Mau kasih emot apa dulu nih sebelum melepas kangen sama Kama? 🤣🤣🤣

Selamat membacaaa. Jangan lupa vote dan komennya dibakar yaaa. Kasih apinyaaa. 🔥🔥🔥🔥🔥

***







"Mereka udah sampai ciuman???" Yesa mengusap wajahnya yang memerah. "Ah, Lo yang bener?"

Sementara Kama hanya mengangkat bahu. Respons yang sungguh tidak berarti. Kama tahu itu.

"Lo jangan bercanda, Ka. Ulang sekali lagi, mereka beneran ciuman?" Selain terkejut, Yesa juga tampak marah. "Kalau beneran ... bisa-bisanya lo diem aja Kamaaa? Monyeeettt?"

Kama berdecak. "Kalau mereka udah jadian, dan Gege nggak keberatan atas hal itu, apa hak gue nonjok Axel? Babi?"

Kama dan Yesa saling memalingkan wajah. Saat ini, mereka tengah berada di samping posko, lorong panjang yang berada di antara rumah posko dan rumah Mak Wasih itu sepertinya memang diciptakan agar mereka mereka bisa mendiskusikan hal yang bersifat rahasia, menguping, atau hal-hal lain yang tidak bisa dilakukan secara terang-terangan di hadapan banyak orang.

Yesa masih bersandar ke bangunan kayu posko sambil memegangi dadanya saat Kama berlalu meninggalkannya ke arah belakang rumah. Dengan pemandangan sawah, juga jemuran anggota KKN 111 pagi ini yang masih menetes-neteskan air, Kama duduk di bangku kayu itu.

Hello, KKN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang