Hello, KKN! | [4. Kunjungan Pertama]

47.9K 5.4K 4.3K
                                    

Jadi, kemarin aku udah bikin satu part khusus di Karyakarsa Gege's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jadi, kemarin aku udah bikin satu part khusus di Karyakarsa Gege's POV. Itu nyeritain kenapa Gege berhenti untuk berharap sama Kama dan malah balik benci. Ini buat yang penasaran banget aja. Kalau mau langaung baca Part 4 ini juga gapapaaa. Hehe.

Selamat membaca yaws

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca yaws. 🌸

***



Hari ini, Kama dan kedelapan laki-laki lainnya di dalam kelompok 111 itu melakukan survei ke lokasi KKN. Di Kabupaten Bandung Barat, Kecamatan Sindangsono, Desa Welasasih, mereka tiba setelah melakukan perjalanan selama lebih dari lima jam dengan mengendarai motor.

Pukul satu siang mereka tiba di balai desa. Jika saja janji temu subuh sesuai yang mereka rencanakan tidak mereka ingkari, maka bisa dipastikan mereka bisa tiba lebih awal. Ini, pukul tujuh pagi saja Yash masih harus menelepon Javindra berkali-kali.

Desa Welasasih benar-benar definisi desa terpencil dengan jarak lima kilometer dari alun-alun kecamatan. Siapa sangka, setelah melewati jalanan tanpa penghuni seperti bukit hijau, lembah, kebun kayu jati yang rimbun, dan pesawahan, mereka akan menemukan sebuah desa. Desa Welasasih ini.

Mereka duduk di dalam balai desa dengan suguhan teh manis hangat. Tidak ada yang menunda-nunda untuk langsung menikmati air yang uapnya masih tampak mengepul itu. Perjalanan dari alun-alun kecamatan cukup memacu adrenalin. Mereka melewati gapura tua yang posisinya miring dan hampir terjungkal pada ujung jembatan yang menyambungkannya dengan Desa Welasasih. Karena, Desa itu dipisahkan oleh sebuah sungai besar dari desa lainnya. Selain aspal rusak dengan lubang-lubang—yang tidak layak juga disebut lubang, karena semua bagian rusak, mereka juga harus hati-hati sekali saat melewati perkebunan kayu karena perjalanan terus menanjak menaiki bukit dengan jurang di sepanjang sisi jalan.

"Meleng dikit udah langsung bisa tahu kedalaman jurang kita, Ka," ujar Yash di boncengannya, orang sedingin dan selalu tampak tidak tertarik pada apa pun itu bahkan ikut berkomentar.

Mereka mengendarai lima motor, berpasang-pasangan kecuali Sakala.

"Ya nggak lah, kalau pun nih motor oleng, kita bakal nyangkut dulu di batang kayu." Kama melirik pohon-pohon kayu yang sengaja ditanam di sisi-sisi jalan. "Itu juga kalau nasibnya lagi baik." Lalu mereka cekikikkan.

Hello, KKN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang