Author's POV
.
.
.Kelulusan angkatan kelas tiga sudah di depan mata. Di sekitar sekolah terlihat ramai, setelah acara kelulusan yang megah usai.
Terlihat banyak rangkaian bunga yang indah menghiasi hari kelulusan. Semua siswa yang lulus hari ini terlihat sangat menawan dengan seragam formal.
Beberapa adik kelas, menyambut dan memberikan selamat kepada kakak kelas yang lulus. Mereka saling tertawa riang dan tak lupa mengambil foto yang akan menjadi kenangan.
Para member klub basket berkumpul menyambut Sean dan Evan.
Tentunya kak Sean dan kak Evan selaku kapten dan wakilnya harus undur diri dari klub basket.
Akan tetapi kabar gembira bagi semua, saat tau Sean dan Evan lolos untuk kuliah di luar negeri.
Maklum saja Sean dan Evan tidak bisa dipisahkan. Evan mati-matian belajar untuk lolos tes, mengejar Sean yang sudah mendapatkan jalur VIP untuk kuliah di luar negeri. Lebih tepatnya, Sean menjadi siswa yang diperebutkan oleh berbagai kampus terkenal.
Di acara kelulusan, semua anak basket merasa sedih karena harus berpisah dengan sosok mama papa. Yakni Sean dan Evan yang selama ini menjadi senior sekaligus pelatih mereka.
Lebih tepatnya mengasuh mereka.
"Huwaaa kak Evannnn!!!!",semua mengerubungi Evan dan memeluknya.
Yah walau terlihat jutek, Evan sebenarnya sangat peduli dengan semua member klub basket. Seakan tak mau ditinggal Evan, mereka semua sok menangis tersedu-sedu.
Terutama si Bima yang selalu menjahili Evan.
Sean hanya bisa diam sambil menggertakkan giginya, dia berusaha menahan rasa kesal saat banyak manusia yang mendekati pacaranya.
Tapi kali ini dia mentoleransinya, karena sebentar lagi dia bisa leluasa hidup berdua dengan Evan di luar negeri.
"Bim! Syukur deh lu sekarang sudah punya banyak temen. Jangan males latihan ya, dan yang penting jangan ganggu adek kelas!",ucap Evan sambil menepuk pundak Bima.
Bima yang dulu dipungut (?) oleh Evan dan Sean. Bisa dibilang begitu, karena Bima memang sosok aneh yang suka menyendiri. Tapi berkat Evan dan Sean sekarang Bima lebih terbuka.
Rakha awalnya yang terseret arus ke dunia basket mulai menikmatinya. Cowok cool yang tinggal sekamar dengan Bima ini, dulu pernah naksir ke kak Evan. Tapi hanya menjadi rasa sesaat saja, karena saingannya berat.
Bima dan Rakha yang selanjutnya menjadi generasi tertua di klub basket.
Tapi anehnya, bukan mereka berdua yang menjadi pengganti Sean sebagai kapten.
"Oh Iyah! Ada pengumuman penting!",tegas Sean yang membuat semua anggota terfokus.
Evan yang sudah tau apa yang akan dibicarakan Sean hanya tersenyum sambil menatap seseorang.
"Untuk kapten selanjutnya aku serahkan kepada..."
Semua hanya terdiam dan terus bertanya-tanya.
"Reynand!", lanjut Sean yang melirik tajam ke Rey.
Saking terkejutnya, Rey hanya diam dan melebarkan mata.
"Yakin kak Sean?",tanya balik Rey.
"Lah terus siapa lagi? Rakha bukan member tetap. Bima? Aghhh.... No komen.",ucap Sean yang melirik ke arah Rakha dan Bima.
"Ahhhh kenapa bukan akuhhh???", rengek sih Bima yang hiperbola.
"Kalo lu yang jadi kapten, nih klub bisa ancurr!!!", kesal Evan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Boy [BL]
Roman d'amourRey, cowok yang bertampang preman tapi sangat jago dalam pekerjaan rumah tangga, misalnya memasak dan bersih-bersih. Keahliannya yang lain yakni bermain basket. Saat akan masuk SMA, Rey bertemu dengan Kenzie anak orang kaya raya yang tidak bisa...