Author's POV
.
.
.
Setelah melakukan evaluasi, para pemain basket SH pun kembali ke rumahnya masing-masing. Hari ini mereka memenangkan dua pertandingan sekaligus, sehingga mereka lolos ke babak selanjutnya."Napa lo senyam-senyum gak jelas? ",tanya Satria ke Angga. Seperti biasa mereka berdua duduk di halte sambil menunggu kedatangan bus.
"ANJIRRLAH!!! Seru banget gak sih?? Kenapa dari dulu kita gak main basket ya Sat?",heboh si Angga.
"Ntahlah! Gue taunya lu ngajakin main game mulu. ",bales Satria.
Angga pun masih heboh dengan pertandingan tadi. Dia mulai menceritakan berbagai kejadian epic ke Satria. Satria hanya tersenyum tipis sambil memperhatikan pacaranya yang sangat antusias dengan permainan basket.
Tapi senyuman Satria mulai memudar saat melihat sosok Tian yang jalan mendekat. Satria menatapnya dengan tajam dan memancarkan aura kebencian. Angga pun heran melihat ekspresi Satria yang tiba-tiba berubah.
"Angga! ",panggil Tian yang saat ini sudah berada di depan halte.
Cowok pintar yang manis dan imut itu pun menyapa Angga dengan senyum yang ramah bak malaikat. Di sisi lain, Satria seakan mengumbar aura kegelapan disertai dengan kobaran api.
"Yo! Tian! ",balas Angga yang masih belum peka dengan keadaan. Iyah Angga mana tau kalau pacaranya itu sedang cemburu akut. Jelas-jelas Tian pernah menembak Angga dan masih berharap mendekatinya. Tapi Angga menolaknya dan menggap perasaan Tian hanya akan sampai di situ.
"Eummm.. Tadi pertandingannya keren banget. Angga juga keren. ",cletuk Tian dengan pipi yang merona. Tian masih berusaha mendekati Angga, karena Tian memang tidak tau kalau saat ini Angga sudah jadian dengan Satria.
"Wihhh!! Lu ikutan nonton juga? Wahh makasih yah Tian!! ",balas si Angga yang notabenenya seneng banget kalau dipuja-puja.
Tian pun tersenyum dan berfokus memandang Angga yang masih kegirangan. Dia bahkan tidak menyadari keberadaan Satria yang sudah memancarkan aura membunuh.
Tak lama kemudian bus yang ditunggu Satria dan Angga akhirnya datang. Tanpa basa-basi, Satria menarik tangan Angga dengan keras dan membawanya masuk ke dalam bus. Hingga Angga tidak sempat berpamitan dengan Tian.
Tian pun kebingungan sendiri dengan sikapnya Satria yang memberikan tatapan mengerikan. Padahal Tian tidak mengenal Satria.
"Sat! Jangan tarik-tarik dong! Tangan gue panjang sebelah entar! ",seru Angga yang akan duduk di bangku dalam bus.
"Masa bodo! ",balas Satria yang ikutan duduk di sebelah Angga.
Angga heran dengan sikap Satria yang mulai cuek, padahal tadi dia bisa tersenyum manis.
Angga belum bisa peka dengan sikap Satria yang so cool di luar tapi di dalam baperan, galauan, dan cemburuan. Aslinya sebelas dua belas lah sama si Kenzie. Tapi bedanya Rey punya cara ampuh buat taklukin si Kenzie.Nah Si Angga yang enggak pekaan bisa apa.
Dengan muka yang ditekuk, Satria mulai menyandarkan kepalanya ke bahu Angga sambil melipat kedua tanganya di depan dada.
"Sekali-kali lu yang jadi bantal! Gue capek mau tidur!",sahut Satria jutek tapi berdebar-debar di dalam.
"Iya-iya tuan pangeran Ac Alam! ",ucap Angga pasrah.
Satria hanya diam sambil pura-pura memejamkan matanya.
Kebiasaan Angga adalah meniup rambut Satria yang sedikit ikal dan lebat. Setelah puas beberapa kali meniup rambut Satria, Angga mulai mencium pelan rambut Satria. Satria yang bisa merasakan sensasi itu pun masih berpura-pura tidur di sandaran Angga. Sat jantung aman?
![](https://img.wattpad.com/cover/250813298-288-k779904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Boy [BL]
RomansaRey, cowok yang bertampang preman tapi sangat jago dalam pekerjaan rumah tangga, misalnya memasak dan bersih-bersih. Keahliannya yang lain yakni bermain basket. Saat akan masuk SMA, Rey bertemu dengan Kenzie anak orang kaya raya yang tidak bisa...