Author's POV
.
.
.Tak terasa kurang seminggu lagi turnamen basket yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Evan dan Sean pun mengikuti technical meeting yang diadakan di sebuah gedung dekat pusat kota. Setiap tim yang ikut wajib mendatangkan perwakilan agar mengatahui aturan dan jadwal pertandingan.
Sialnya mereka harus bertemu dengan Gavin. Nah siapa lagi si Gavin ini?
Saat SMP Sean, Evan, dan Gavin adalah teman dekat. Dulu Evan satu kelas dengan Gavin, sedangkan Sean berada di kelas yang berbeda. Mereka bertiga memliki kerja tim yang baik saat bermain basket.
Tapi persahabatan mereka hancur karena Gavin dan Sean jatuh cinta dengan orang yang sama, orang itu adalah Evan. Sejak saat itu, Gavin dan Sean menjadi musuh bebuyutan. Karena Gavin selalu mencoba merebut Evan dari Sean.
"Evann!!!",panggil Gavin yang menghampiri dan langsung memeluk Evan.
"Woiii!! Lepasinn gue!!! ",sentak Evan yang berusaha melepaskan pelukan Gavin.
"Van!! Gue kangen banget sama lu. ",ucap Gavin sambil terus memeluk Evan.
Tatapan Sean begitu mengerikan saat melihat Gavin memeluk kekasihnya. Sean pun menarik seragam Evan agar menjauh dari Gavin.
"Ouhh! Ada Sean ternyata. Gue kira lu enggak ikut.",sinis Gavin ke Sean.
"Gue kaptennya! Wajarlah gue ikut.",balas Sean dengan angkuhnya. Si malaikat kini berubah drastis menjadi raja iblis yang mengerikan.
"Ohhh!! Evan!! Nantik cari makan bareng yuk, gue traktir!",ucap Gavin yang tidak seberapa memperdulikan keberadaan Sean sambil meraih lengan Evan.
"Gavin! !!Sekarang Evan pacar gue. Jangan berani-berani lu nyentuh Evan!",ancam Sean dengan muka seperti seorang pembunuh.
"Hah?? Suka-suka gue dong! Gue enggak peduli! ",balas Gavin sambil tersenyum licik.
Hal itu membuat Sean semakin kesal. Sean yang selalu terlihat tenang dan ramah pun seketika berubah menjadi mengerikan. Evan pun mulai panik, kalau sampai Sean dan Gavin baku hantam di sini mereka akan didiskualifikasi dari turnamen.
"Cukup!!! Acaranya mau mulai! Kalian mau berduaan di sini terserah!! Gue mau masuk dulu!! ",kesal Evan sambil berjalan melewati mereka berdua.
Sean dan Gavin sejenak diam dan saling memberikan tatapan yang tajam. Wajah mereka seakan mengumbar kebencian satu sama lain. Mungkin jika tidak ada Evan, mereka sudah saling baku hantam saat ini.
"WOIIII!! Lelet banget sih kalian!!! ",sentak Evan dari kejauhan. Sean dan Gavin pun akhirnya mengikuti Evan dan masuk ke ruang rapat yang hampir penuh.
Jadwal pertandingan pun akhirnya diumumkan, sungguh tidak sesuai harapan. Karena pada babak pertama tim Sean dan Evan harus berhadapan dengan timnya Gavin.
Evan terus merasa khawatir karena Gavin selalu berusaha memprovokasi Sean. Membuat Sean yang tenang menjadi mudah kesal, marah, dan hilang kendali. Di saat seperti itu, Sean tidak bisa menjadi kapten tim yang baik. Dia akan mudah terpengaruh, seperti kejadian tahun lalu. Hal itu membuat tim mereka kalah di babak semifinal.
Evan hanya berharap semua akan baik-baik saja dan bisa lolos hingga mendapatkan juara nasional.
.
.
.
Keesokan harinya
di Pasar
.
"Kak!! Boleh ya beli itu?",bujuk Vina sambil menunjuk kedai boba tea. Vina adalah adik perempuan Evan yang masih kelas 3 SMP.
Saat ini, Evan dan Vina sedang berbelanja untuk kebutuhan sehari-sehari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Boy [BL]
RomanceRey, cowok yang bertampang preman tapi sangat jago dalam pekerjaan rumah tangga, misalnya memasak dan bersih-bersih. Keahliannya yang lain yakni bermain basket. Saat akan masuk SMA, Rey bertemu dengan Kenzie anak orang kaya raya yang tidak bisa...