Author's POV
.
.
.
Hari ini langit terlihat begitu cerah dengan awan putih dan langit biru. Angin yang bertiup perlahan membuat Angga merasa nyaman walaupun pikiranya sedang kacau sekarang. Bahkan dia berniat untuk melewatkan kelas pagi ini.
Sambil berbaring menghadap langit Angga terus memikirkan Satria yang tiba-tiba menghilang. Dia takut kehilangan sahabat terbaiknya. Walaupun sebenarnya Satria tidak pernah menganggap Angga sebagai sahabatnya.
Tiba-tiba pintu loteng terbuka dan ada seorang yang muncul membuat fokus Angga teralihkan.
Angga terkejut karena yang mucul adalah seorang yang barusan dia tolak. Iyah cowok kelas S yang mengirimkan surat cinta kepada Angga. Namanya adalah Tian, seperti anak kelas S lainya dia terlihat culun dengan kacamata, dan pakaian yang rapih.
Tapi sebenarnya Tian memiliki wajah yang manis dengan poni yang mengarah kedepan.
Angga mengambil posisi duduk setelah berbaring lalu memperhatikan Tian yang sedang ragu-ragu saat ingin memulai percakapan.
"Lo ngapain di sini?",tanya Angga.
"Em... itu.. anu.. ",jawab Tian yang kikuk sambil menggaruk belakang kepalanya.
Angga hanya heran sambil menyekritkan alisnya.
"Hah??",tanggapan Angga.
"Sebenarnya aku di suruh ambil meja baru di gudang sebelah sana.",jawab Tian yang menunjuk sebuah gudang di pojok loteng.
"Lahhh emang kenapa sama meja lu?", tanya Angga heran.
"Em... Mejaku hilang.",jawab Tian.
"Hahh?? Kok bisa? Emang meja lu bisa jalan sendiri apa?"
Angga makin heran melihat Tian yang kikuk. Tapi tiba-tiba Angga merasa kasihan setelah melihat wajah Tian yang sedih seakan menahan air mata.
"Biasalah temenku iseng hehehe...",jawab Tian dengan senyuman palsu dan mata yang mulai memerah.
Walaupun Angga enggak pinter tapi dia bisa faham kalau si Tian sedang di bully oleh teman sekelasnya. Sudah menjadi rahasia umum jika kehidupan di kelas S itu keras.
Angga jadi teringat Satria yang dulu sering dibully juga. Di saat itu, Angga selalu berusaha melindungi Satria tapi dia tidak pernah berfikir jika Satria memiliki perasaan khusus.
Angga hanya menghela nafas lalu berdiri dan mengambil meja yang ada di dalam gudang.
"Biar gue bawa aja mejanya. Kelas lu di lantai 1 kan?",tanya Angga yang sudah membawa sebuah meja.
"Ehhh jangan biar aku aja!",tolak Tian dan berusaha merebut meja yang dibawa Angga.
Tapi Angga tetap bersikeras dan membawa meja itu turun ke bawah. Melihat Angga yang bersikap baik, membuat Tian semakin berharap.
Itu memang sikap Angga. Dibalik mulutnya yang berisik dan penampilan preman alay dia sebenarnya sangat baik dan peduli pada orang-orang di sekitarnya. Tapi Tian beranggapan lain.
Satu persatu Tian menuruni tangga sambil memperhatikan Angga yang berjalan di depannya. Tian merasa sangat senang dan jantungnya mulai berdetak kencang.
Tian adalah murid yang mendapatkan beasiswa di sekolah ini, dia bukan dari keluarga kaya atau terpandang sehingga dia sering direndahkan oleh teman-temanya. Apalagi dia harus masuk kelas S.
Kelas S didominasi oleh murid konglomerat yang memiliki ambisi tinggi. Tian satu-satunya murid yang mendapatkan beasiswa di kelas itu.
Mungkin air matanya saat ini bukan karena sedih melainkan karena bahagia. Karena ada Angga yang mau membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Boy [BL]
RomanceRey, cowok yang bertampang preman tapi sangat jago dalam pekerjaan rumah tangga, misalnya memasak dan bersih-bersih. Keahliannya yang lain yakni bermain basket. Saat akan masuk SMA, Rey bertemu dengan Kenzie anak orang kaya raya yang tidak bisa...