Chapter 26~

1.1K 106 8
                                    

Kenzie'POV
.
.
.

Hari ini aku memang tidak ikut bertanding tapi entah kenapa aku ikut gugup. Sebenarnya aku tidak memberitahu Rey jika aku datang melihat pertandingannya, aku ingin membuat kejutan.

Hari ini aku memakai kacamata dan jaket hoodie milik Rey, kata Erika aku harus menyamar. Aku bingung mau memakai apa, akhirnya aku meminjam jaket milih Rey yang barusan kering.

"WOIII KENNNN! Ehhh upss!! ",sapa Erika yang menepuk bahuku dari belakang. Aku heran dia tiba-tiba menurunkan volume suaranya.

"Kenapa kamu bisa tau ini aku?? ",tanyaku ke Erika.

"Yaelahh!!  Gue mah sekelas sama pacar lu!  Tiap hari gue liat dia pake jaket butut ini hahahah! ",jawab Erika sambil bercanda. Benar juga sih, pantas Erika langsung mengenaliku.

"Kenapa aku harus menyamar hari ini?? ",tanyaku lagi.

"Lu mau nonton pertandingan apa lari maraton??  Setiap turnamen basket itu pasti banyak cewek-cewek rempong yang demen sama  para cogan.  Liat tuhhh!!  Mereka udah kayak mau nonton konser. ",jelas Erika sambil menunjuk ke gerombolan cewek yang sangat antusias dan kegirangan.

"Kalo mereka tau lu ada di sini...  Lu bakalan abis juga sama mereka.. Hahah...  Lari-lari deh jadinya ye kann??? ",tambah Erika.

Benar juga kata Erika, dulu awal masuk aku juga dikejar-kejar segerombolan cewek. Untung saja ada Rey yang menolongku.

"Oh iyah tiket lu mana?? ",tanya Erika.

Aku pun mencari tiket di setiap sakuku, tapi aku tidak bisa menemukannya. Aku mulai panik dan mencarinya di dalam dompet tapi tetap saja tidak ada. Ahhh aku ingat kurasa aku masih meletakkan tiketnya di atas bukuku yang berserakan.

"Erika!  Tiketku ketinggalan. ",ucapku resah.

"Yampunn!!  Ternyata orang pinter bisa linglung jugak ya!  Dahlah gak usah sedih gitu. Nih gua punya tiket ekstra buat lu!! Asli ini punya temen gue,tapi dia lagi sakit jadi gak bisa ikut. " ,ucap Erika yang menyodorkan sebuah tiket.

"Terimakasih Erika!"

Aku pun tersenyum mendapatkan tiket baru,  akhirnya aku bisa masuk ke stadion.

Dari kecil aku tidak punya teman, dan selalu kesepian. Tapi sekarang aku sangat beruntung memiliki teman seperti Erika. Saat di kelas, aku juga berteman baik dengan Dini dan dan adik kembarnya.

Tapi aku merasa paling santai saat bersama Erika,  mungkin karena dia tau dan mendukung hubunganku dengan Rey.
.
.
.

Hampir semua kursi penonton terisi penuh oleh para manusia yang sangat berisik. Aku mulai pusing melihat lautan manusia yang sedang heboh. Dilihat dari spanduknya saja banyak sekali perempuan yang mendukung kak Sean. Maklum sih dia sangat populer di sekolah sebagai ketua osis, kapten basket,  dan banyak prestasinya.

Tapi sayangnya sekarang kak Sean tidak bisa ikut pertandingan karena sedang di rumah sakit. Beberapa kali kak Sean mengajakku untuk bergabung dengan osis tapi aku tidak mau,  karena itu merepotkan.

"Kenn lu kok diem aja sih??  Belom sarapan?? ",tanya Erika yang sejenak menghentikan aksi hebohnya.

"Aku enggak terbiasa di situasi ramai. ",jawabku.

"Yaelah!!!  Demi pacar yah harus semangat dongg!!  Liat tuhh pujaan hati lo mulai keluar tuhhh!!! ",ucap Erika sambil menunjuk Rey yang berdiri di tepi lapangan bersama teman-temannya.

Aku pun langsung berfokus  pada Rey yang masih mengenakan jaket olahraga khas  tim basket SH. Aku sangat suka saat dia memakai jaket berwarna biru dan hitam itu.

My Dearest Boy [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang