Bab 41

3 1 0
                                    

Mereka semua menikmati makanan yang telah di sajikan di atas meja, Jia mengambilkan segelas americano untuk Alfath lalu menyuapinya dengan sepotong toast. Alfath membuka lebar mulutnya menunjukkan apresiasi pada istrinya karena telah membuatkan sarapan pada pagi ini.

”thanks love, ini enak banget” ucap Alfath sambil mengunyah makanan.

”ur welcome.... Ga kurang garam sama lada kan?? Tadi aku less lada soalnya Alin ga terlalu suka lada” ucap Jia sambil terus menyuapi Alfath.

”eh anjing sejak kapan gue ga suka sama lada?? Gue aja kalau makan ga pedes mending ga usah makan anjing” ucap Alin sambil menatap Jia.

”sorry maksud gue Dhira, kan Dhira dari jaman kita sd udah ga doyan pedes Lin..... Masa lo lupa sih??” jawab Jia sambil menaik-naik alisnya menatap ke arah Andhira.

”yeuhhh... Gue emang ga doyan pedes kali Ji, mendingan gue ga makan kalau pedes” balas Andhira.

”kalian bertiga nih emang cocok kalau temenan, yang satu suka pedes, yang satu ga suka pedes, yang satunya netral. Emang cocok kalian bertiga nih aslinya wkwkwk ” ucap Fazzwan sambil tertawa.

Semua orang tertawa termasuk Jia dan Alfath, tak lama setelah mereka menghabiskan makanannya Jonathan berdiri dari kursinya lalu berjalan ke arah depan villa mengambil perlengkapan snorkeling yang baru saja datang. Ia menelfon Alfath lalu memintanya untuk membantu ia membawa perlengkapan snorkeling ke arah joglo. Setelah semua barangnya lengkap Jonathan, Alfath dan kedua temannya bersiap untuk pergi ke pantai.

”terus kalau kamu ninggalin aku di sini sendirian, aku harus ngapain?? Nanti kalau aku kangen kamu gimana??” tanya Alin mengantarkan Falan ke tepi pantai.

”Lin... Di sini kan ada Jia sama Andhira, you need girl time right??? It's your time sayang” ucap Falan menusap rambut Alin.

”aelah Lin, kita jagain suami lo biar ga selingkuh sama ubur-ubur... Palingan juga ntar kepincut sama ikan badut wkwkwkwk” ucap Fazzwan yang sudah bersiap di atas kapal.

”apaan sih Wan?? Nanti kalau mau balik kabarin aku ya?? Hati-hati berangkatnya” ucap Alin sambil melambaikan tangan pada Falan.

Di sisi lain Jia masih memikirkan mimpinya yang semalam, ia menatap Alfath yang mulai menaikkan barang-barangnya ke atas kapal dan bersiap untuk berangkat. Alfath yang melihat Jia hanya terdiam mulai menghampirinya, dengan tatapan mata yang tidak mengizinkannya pergi Alfath menghampiri Jia yang terpaku di tepi pantai.

”sayang??....” ucap Alfath sembari mengusap punggung Jia.

”be safe ya??? Kita ga ada yang tau kejadian apa yang sedang di hadapan kita.... Aku tunggu kamu pulang di sini” jawab Jia sambil memeluk Alfath dengan erat, dengan cepat ia mencium Alfath sebelum akhirnya menyuruh Alfath untuk bergabung dengan yang lainnya.

”FAT!!! BURUAN!! KALAU LAMA KITA TINGGAL NIH!!” teriak Jonathan dari atas kapal.

”SABAR BANG!! RITUAL DULU SAMA ISTRI!!” teriaknya dari pesisir.

Setelah mendengarkan teriakan Alfath, Jonathan turun dari atas kapal menghampiri Jia dan Alfath di pesisir pantai. Jia menatap aneh pada Jonathan lalu menaikan satu alisnya.

”tenang aja Ji, Alfath bakal gue jaga... Kalau ada apa-apa salahin gue ya??” ucap Jonathan sambil mengacak-acak rambut Jia.

”yaudah, awas aja kalau bohong” ucap Jia menatap sinis wajah Jonathan.

”sayang aku berangkat dulu ya?? Tunggu aku pulang bawa batu karang ya???” ucap Alfath mencium kening Jia lalu berlari ke arah kapal, lalu di susul oleh Jonathan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang