bab 28

13 2 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana Jia berulang tahun dan pernikahan mereka berdua hanya beberapa hari saja, Alfath sedang sibuk mempersiapkan surprise untuk ulang tahun Jia. Pagi ini Jia di undang di rumah Alfath tapi saat ia masuk di rumah tersebut seperti tak ada orang, ia berkeliling mencari bunda Alfath Jia sudah hafal tempat mana saja favorit bunda Alfath, saat berjalan ke arah taman belakang ia menemukan balon yang di gantung di pohon apel di kebun belakang rumah, ia mengikuti petunjuk itu untuk berjalan ke arah luar rumah lalu melihat ke atas. Matanya berbinar saat ia melihat banyak balon berwarna putih berterbangan di atas kepalanya. Alfath muncul dari balik balon-balon yang terbang.

”Fat?? Apa-apaan ini??? Kamu rencanain ini buat aku Fat??” tanya Jia hampir saja menangis karena terharu.

”i'ts your birthday honey, di hari spesial kamu ini aku cuma mau bilang.... Terimakasih sudah lahir di dunia, aku belajar banyak dari kamu kalau hidup ga selalu hanya tentang kita sendiri atau mempertahankan ego kita sendiri. Aku ulangin lagi ya? Thanks for coming to my life... Kamu kaya berlian yang mahal di hidup aku... Jangan pernah tinggalin aku ya? Kalau ada yang buat kamu sedih ingat ada aku sebagai rumah kamu sekarang. Sejujurnya aku takut kehilangan kamu, aku berharap kita tetap bisa bersama membangun rumah tangga dan membesarkan anak-anak kita nantinya, happy birthday pretty girl ” Alfath berjalan membawa buket bunga mawar dan sekotak kado di tangannya.

Jia berlari lalu memeluk Alfath dengan erat, ia menangis di dalam pelukan Alfath sebelumnya Jia tak pernah merasakan kebahagiaan yang bisa membuatnya menangis seperti ini.

”makasih udah hadir sayang, aku orang beruntung yang bisa dapetin kamu! Asal kamu tau, aku takut kalau tiba-tiba kamu pergi ninggalin aku. Aku selalu ada di mimpi buruk itu... Tapi sebentar lagi kamu bakal sama aku selamanya” Alfath mencium pucuk kepala Jia sambil memeluknya.

”makasih juga udah dateng di kehidupan aku Fat, kalau kamu ga hadir dalam kehidupan aku, aku ga akan tau artinya di cintai setulus ini” ucap Jia sambil sesenggukan.

Alfath menatap Jia dengan senyuman yang terukir di ujung bibirnya, rasanya ingin menangis juga tapi ia ingat jika ada satu rahasia yang masih ia simpan pada Jia. Berat untuk mengungkapnya tapi seiring berjalannya waktu Jia harus tau tentang penyakitnya itu.

” sebelum ucap janji di pelaminan besok aku mau tanya sesuatu sama kamu” ucap Alfath menggandeng Jia memasuki rumah.

”mau tanya apa?”

”kalau seandainya aku sakit terus meninggal gimana???” tanya Alfath menatap Jia.

”pertanyaan apa ini? Kok tanya beginian? Kamu sakit apa??? Jangan bilang kamu fomo in aku?? Mau bikin prank ya??” ucapnya menaikan satu alisnya.

”aku cuma tanya, biar kaya di tv doang.... Jadi gimana??? Aku nungguin jawaban kamu di sini”

”aku tau kamu kuat, kita jalanin sama-sama sampai kamu sembuh!! Jadi ga ada kata meninggal deh” Jia menatap Jia dengan senyuman.

”kalau semisal ga bisa sembuh??? Apa yang mau kamu lakuin buat aku??”

”pasti bisa!!, Tapi kenapa kamu tanya kaya gini? Kamu sakit beneran? Kamu sembunyi in apa??? Bohong aku ceburin air comberan nih Fat”

”udah di bilangin biar alai kaya di tv doang, masa harus di ulang sih?? Jadi cuma itu jawaban kamu??”

”ah gatau, mending sekarang bahas pernikahan besok deh... Ini udah tanggal 24 sedangkan kita nikahnya tanggal 27”

”ga sabar banget jadi istri aku ya?? Atau ga sabar keliling dunia sama aku???” Alfath tertawa melihat Jia.

”sok tau kamu Fat, pikirin aja ya di tanggal 24 ini kita masih santai-santai sedangkan tanggal 27 udahh nikah!! Gimana ga pusing coba?? Mana kamu sempat-sempatnya buat kejutan kaya gini lagi” Jia memegangi kepalanya.

ALFATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang