Beberapa bulan berlalu begitu cepat hubungan antara Jia dan Alfath semakin dekat, tapi di era kedekatannya ada Aruna yang terus memantau mereka dari kejauhan. Akhir-akhir ini Jia menyadari jika Aruna berusaha mendekati Alfath kembali, tapi Jia selalu percaya bahwa Alfath bisa memegang ucapannya sendiri tanpa harus diingat kan. Pagi ini Jia ada kelas, saat ia sedang berjalan menuju ruang kelasnya ia melihat Aruna sedang menemui seseorang yang sama seperti yang ia lihat di taman waktu itu, sebenar nya bukan urusan Jia mau Aruna dekat dengan siapapun tapi yang membuat Jia penasaran adalah mengapa Aruna terus menemui sosok itu setiap hari. Saat itu Jia memutuskan untuk membuntuti Aruna dari belakang, betapa terkejut nya ketika Jia melihat yang selama ini di temui Aruna adalah madhava, entah sudah sejak kapan Aruna dan Madhava menjadi dekat seperti ini tapi kabar terakhir yang ia dengar tentang Madhava adalah ketika Alin di selingkuhi oleh nya.
Saat ingin menghubungi Alfath tanpa sengaja terdengar suara notifikasi dari handphone Jia yang membuat Aruna mencari sumber suara tersebut.
"lo dengarkan Dhav?? WOII SIAPA DI SANA?? MAU NGUPING LO YA!?!?" Aruna mendekati sumber suara tersebut.
"handphone gue yang bunyi Run, kayaknya dari dosen gue deh, lo kan tau sendiri tugas gue bolak-balik revisi terus sayang??"
”ihhh!!! Lo ya, bikin gue panik aja... Tadi gue kira Jia ngikutin kita berdua, soalnya tu cewe selalu mau ikut campur urusan gue”
Langkah Aruna terhenti saat Madhava membuka suara, ia menghela nafas lega ia berfikir jika ada seseorang yang membuntuti mereka berdua. Di antara kesibukan mereka berdua Jia mencuri waktu untuk meninggalkan tempat itu, Madhava menyadari bahwa memang ada yang membuntutinya dan Aruna ia segera meninggalkan Aruna.
"huft... huft... untung aja mereka ga tau kalau ada gue yang nguping omongan mereka, tapi... Tadi Madhava bilang apa ke Aruna ya???... Sayang!?!? Mereka manggil satu sama lain sayang!?!?" Jia berhenti untuk mengatur nafas .
Saat Jia masih mengatur nafasnya tiba-tiba ada seseorang yang menahan tangan nya dari belakang, sejenak ia pikir itu adalah Aruna, kalau bukan Aruna ya jelas saja Madhava. Saat menoleh kebelakang Jia langsung menghembuskan nafas panjang karena yang menahannya adalah Alfath.
"Ya tuhan Fat!!! Aku kira siapa tadi ya ampun, bikin aku jantungan aja tau ga?? Tadi kalau aku sampe pingsan di sini gimanaa???" Jia menghela nafas sambil memeluk Alfath.
"kenapa? kok sampe gini nafas nya??? Habis di kejar apa?? duduk dulu sini kayaknya cape banget" Alfath mengusap pucuk kepala Jia.
"gapapa kok... cuma lari dari gerbang aja tadi, aku kira telat eh ternyata aku kepagian berangkatnya" ucap Jia menutupi kejadian barusan.
"tadi kenapa chat? ada yang mau di omong in?? Lihat muka kamu berantakan banget, keringetan lagi.... Ayo sini duduk dulu ah kamu kalau kaya gini bikin orang khawatir tau ga???" tanya Alfath sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi pipi Jia.
"ga adaa, tadi cuma mau tanya kamu udah nyampe apa belom. Eh taunya udah nyampe... yaudah ayo kita jalan ke kelas aja Fat, nanti duduk di sana aja ya?? Aku gapapa kok sumpah" Jia menggandeng tangan Alfath berjalan meninggalkan tempat itu.
Alfath hanya menuruti kemauan Jia tanpa bertanya kenapa ia tak mau bercerita, Jia berharap Aruna dan Madhava tak mengetahui keberadaannya. Jia berfikir sejenak apakah Madhava meninggalkan Alin karena ada sosok Aruna sebagai penggantinya, ia tak mau terus berlarut dengan pikirannya sendiri di tengah-tengah perjalanan ia bertemu dengan Alin dan Andhira yang ingin memasuki kelas juga.
"LIN...." teriak Jia dari kejauhan.
Alin yang mendengar kan teriakan Jia sontak menoleh ke arah belakang "JIAWW..... OMMMOOOO" Alin berlari ke arah Jia dan memeluknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFATH
Fiksi Remaja"lebih baik aku tenggelam dalam pelukmu, dari pada aku tenggelam dalam laut penyesalan. Ucapan ku memang tak semanis gula namun aku dapat menepati janjiku untuk mu" - Raden Alfath mahavira ...