"gue tunggu lo di lapangan belakang sekolah, kita selesai in ini tanpa kekerasan kalau lo cowo" Alfath menepuk pundak Gio lalu berjalan keluar kelas. Gio merasa itu adalah tantangan untuk nya, ia berjalan ke arah lapangan yang di maksud Alfath.
" gue udah dateng, jadi apa mau lo sekarang?" ucap Gio sambil menatap sinis pada Alfath
"gue mau lo ngomong sejelas mungkin, kalau lo itu sebenernya suka kan sama Jia??"
"jadi lo ngajak gue kesini cuma buat itu doang? Cih, ga guna banget... Kalau lo tau jawabannya kenapa masih tanya sama gue?? Bajingan kaya lo ga pantes sama cewe sebaik Jia fat"
Gio melangkah pergi dari lapangan itu, tapi langkahnya terhenti saat Alfath memulai pembicaraan lagi .
"gue tau kok Gi, gue emang salah di sini. Tapi siapa yang bisa ngelawan takdir? Gak bakal ada yang bisa... Gue kan juga udah pernah bilang sama lo, kalau gue suka sama Jia tapi kenapa lo malah anggap gue yang bajingan sekarang??"
Gio mengepalkan tangannya lalu berbalik badan menghadap Alfath "WOII ANJING, LO KAN JUGA TAU KALAU GUE SUKA ARUNA!!! KENAPA HARUS LO TERIMA DIA JADI CEWE LO KALAU AKHIRNYA, LO BAKAL NGEJAR JIA BUKANNYA ARUNA????"
"gue ga ngambil Aruna dari lo, tapi dia yang ngedeketin gue... Apalagi lo tau kan kalau Jia masih ga bisa move on sama cowonya?"
"ya itu artinya lo terima dia gara-gara lo kasian? COWO MACEM APA SIH LO HAH?!, ANJING LO FAT.... KALAU EMANG LO GA BISA SAYANG KE DIA, YA GA SEHARUSNYA LO TERIMA DIA JADI CEWE LO TOLOL!!!!"
Gio berlari ke arah Alfath dan memukul tepat di wajahnya.
"GUE UDAH BILANG GA USAH PAKE KEKERASAN ANJING, GUE GA BERMAKSUD BUAT NGERUSAK PERTEMANAN KITA GOBLOK.. TAPI KALAU KAYA GINI GUE GA BISA DIEM AJA ANJING!! HARGA DIRI GUE TERUS LO INJAK-INJAK!!!"
Alfath menarik kerah Gio lalu menjatuhkannya ke tanah.
"gue tau lo marah sama gue, tapi ga semua masalah selesai pake kekerasan... Gimanapun juga lo tetap temen gue Gi"
"gue kecewa sama lo Fat, gue kira lo bakalan jadi temen gue, nyatanya lo malah jadi perebutan kebahagiaan gue" Gio terus memukuli wajah Alfath sampai ia mendengar suara Jia.
"GIO SINI LO!!, ANJING JUGA LO TERNYATA" Jia berjalan ke arah Gio yang terhenti saat mendengarkan suaranya.
"kenapa?...."
"PLAKKK" Jia menampar Gio dengan keras.
"lo ga seharusnya ngelakuin kaya gitu ke Alfath Gi, kalau lo sendiri ternyata belum bisa move on dari Aruna..... Gue jadi ngerti sekarang apa maksud lo deketin gue, lo cuma mau pake gue biar kesannya lo yang menangin gue kan??" Jia menatap tajam ke arah wajah Gio.
"ga gitu Ji, gue cuma mau lo ga sama dia aja... Dia tuh perebut kebahagiaan orang Ji. Gue mohon dengerin gue... Gue siap beliin apapun buat lo asalkan lo mau sama gue ya??" ucap Gio sambil menunduk ke arah Jia.
"PLAKKK" Jia kembali menampar wajah Gio.
"lo pikir gue cewe murahan ha?? Ga semua bisa lo tukerin sama uang... Gue bukan Aruna yang langsung tunduk ketika di kasih imbalan yang ga setimpal tau ga??"
"PLAKKK" Gio menampar Jia cukup kencang di pipinya.
"ga ada yang boleh ngatain cewe gue murahan tau ga?? Seharusnya tuh lo sadar Ji... Lo udah boncengan sama siapa aja ha???? Sadar ga lo pernah boncengan sama gue?? Lo tuh ga beda jauh sama cewe murahan di luar sana tau ga??" Gio mendekatkan wajahnya ke arah wajah Jia yang memerah karenanya.
Alfath tak bisa menahan amarahnya ketika ia melihat Gio menampar wajah Jia dengan kencang, ia berlari menghampiri keduanya lalu memukul Gio hingga ia tersungkur ke tanah. Dengan wajahnya yang penuh dengan amarah Alfath menarik kerah Gio lalu berjongkok tepat di atasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFATH
Ficțiune adolescenți"lebih baik aku tenggelam dalam pelukmu, dari pada aku tenggelam dalam laut penyesalan. Ucapan ku memang tak semanis gula namun aku dapat menepati janjiku untuk mu" - Raden Alfath mahavira ...