bab 4

63 5 0
                                    

Semenjak saat itu Aruna jadi lebih sering mengunjungi kelas Gio untuk bertemu dengannya dan Alfath, sejujurnya ia bingung harus mendekati yang mana. Setiap kali ingin bertemu mereka Aruna selalu datang membawa kotak bekal untuk di berikan pada Alfath dan Gio. Isinya kadang beragam ia berfikir jika hanya memberikan satu jenis saja Alfath akan cepat bosan.

"fat jangan lupa di makan ya bekelnya, gue buatin lo brownies panggang, oh iya Gio kemana ya?? Nitip ini ya buat Gio" Aruna memberikan kotak bekal tersebut ke Alfath.

"ga perlu repot-repot run, ngapain ngasih gue bekel setiap hari? Gue juga ga terlalu suka makanan manis, Kenapa ga lo kasih ke Gio sendiri?? Palingan bentar lagi juga dateng" Alfath mengambil kotak bekal yang ada di tangan Aruna.

"Eh, lo ga suka makanan manis ya? Yaudah deh besok gue bikinin makanan asin aja ya?" Aruna duduk di bangku sebelah Alfath.

"sekolah tuh buat belajar bukan buat pacaran, Alfath tuh ceweknya banyak run. Mending sama gue aja wkwkwk." Gio berjalan menuju bangkunya.

"minggir lo kutu kecil, nutupin meja gue aja lo " Gio mengangkat kerah belakang milik Aruna ke sebelahnya.

"ih apa sih Gi, gue cuma mau duduk sebelah Alfath sebentar masa ga boleh sih!? Nih gue bawain sesuatu buat lo juga" Aruna memukul lengan gio.

”widih apaan nih, kayaknya enak. Makasih ya sayang” ucap Gio sambil melahap satu brownies.

"kring....kring...."
Bel pelajaran di mulai

"anak-anak ayo keluarkan tugasnya, yang tidak mengerjakan tugas silahkan berdiri di depan tiang sampai istirahat pertama" guru masuk kedalam kelas mereka.

"anjing gue belom lagi, mampus mampus dah, lo katanya tadi malem mau ngirim contekan anjing, mana?? " Gio panik karena ada beberapa nomor yang belum ia selesaikan.

"Ya sorry, semalem ketiduran mikirin cewe gue, hukuman di tanggung sendiri ya.. gue ga ikutan kali ini" Alfath tak menghiraukan temannya yang sedang bingung seperti cacing kepanasan.

"kalo gue di hukum lo juga harus di hukum, sehidup semati sama gue pokoknya" gio merobek halaman tugas milik Alfath.

"sorry fat, biar gue ada temennya. Susah senang sama-sama ya fat, gue tau lo baik orangnya walaupun kadang kaya tai tapi kita lewatin ini bareng-bareng" sambung Gio menatap depan sambil menelan ludah.

"anjing lo, masa gue ikutan kena jemur di lapangan juga? Ya mana bisa gitu anjing. Aelah gue mulu perasaan yang lo ajak, ada yang lain kaya Falan, apa Fazzwan juga ada" Alfath kesal dengan Gio.

"HEI KALIAN BERDUA!! CEPAT KEDEPAN ATAU SAYA TARIK KALIAN BERDUA!?!?" teriak guru dari depan mereka.

"ayo fat kita harus sportif, gue mati lo juga mati fat" gio menarik Alfath kedepan.

"MANA TUGAS KALIAN!? Dari tadi saya menerangkan tidak ada yang mendengar malah berisik sendiri di belakang" Tanya guru mereka dengan nada tinggi

"Sebelumnya kita mau minta maaf dulu nih bu, buku saya sama Alfath ga sengaja ke sobek sama Fazzwan bu" jawab Gio sembari mengedipkan matanya ke arah Fazzwan.

”anjing?!? Saya ga salah apa-apa bu, bohong itu Gio. Orang bukunya Alfath yang di sobek sama dia” ucap Fazzwan dengan nada sedikit marah.

"Masih kecil sudah pintar membohongi saya kamu ya!! Kalau besar nanti mau jadi apa??” ucap bu Maryam pada Gio.

”yang jelas saya ga mau jadi guru kaya ibu” jawab Gio sambil menundukkan kepalanya.

”melawan terus kamu ini, sudah sana cepat berdiri di bawah tiang bendera!!!!” ucap bu Maryam menarik baju Gio.

ALFATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang