Bab 34

16 1 0
                                    

" wah selamat ya, anak nya kembar. Bisa di lihat di sebelah sini kalau ada 2 pergerakan "

Alfath tersenyum lebar melihat Jia lalu mengusap-usap punggung tangannya.

"jika ingin melihat kelaminnya harus menunggu berapa bulan ya dok?" tanya Alfath dengan tatapan yang terus melihat ke arah monitor.

" tinggal beberapa Minggu saja ini sudah bisa di lihat kok, usianya sudah mau 3 bulan ini" dokter mematikan layar monitornya lalu membersihkan sisah gel yang masih ada di atas perut Jia.

"oh gitu ya dok, udah ga sabar lihat anak saya nih dok" Alfath membantu Jia berdiri sembari menuntunnya ke arah meja dokter.

" anak pertamanya ya pak?" tanya dokter sambil menuliskan resep obat.

"iya dok, anak pertama saya, mangkanya agak excited dok" saut Alfath menunggu resep.

" ini nanti di tebus di farmasi ya pak, terus ini foto dan buku checkup nya. Setiap check up jangan lupa di bawa ya bukunya" dokter menyerahkan semuanya pada Alfath.

" terimakasih ya dok, kalau begitu saya dan istri saya ijin pamit ya dok " Alfath dan Jia keluar dari ruangan tersebut, Alfath menunjukan foto hasil usg tadi.

"lihat nih anak kita, kira-kira dia nanti mirip siapa ya ji, kamu atau aku ?"

"mirip aku aja fat, biar anak nya baik dan suka menolong" saut Jia sambil melihat foto yang ditunjuk kan Alfath.

"temen-temen aku pasti pengen lihat anak kita, sini fotonya" Jia menyaut foto yang di bawa Alfath.

" udah aku masukin sw duluan ji, kamu lama banget soalnya" Alfath membuka handphone nya menunjukan foto yang ia posting.

Jia terus menatap ke arah foto itu, ia tersenyum lalu melihat wajah Alfath "ini anak kita ya? aku bingung harus sedih atau bahagia fat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jia terus menatap ke arah foto itu, ia tersenyum lalu melihat wajah Alfath "ini anak kita ya? aku bingung harus sedih atau bahagia fat".

Alfath hanya memeluk Jia tanpa mengeluarkan sepatah kata, lalu menggandeng nya berjalan keluar dari rumah sakit itu. Saat perjalanan pulang Jia melihat ada gerobak mie ayam, ia langsung memegang tangan Alfath lalu memohon agar mereka berhenti untuk makan di sana.

"hahaha.... kamu ngidam ya? Bentar ya aku mau puter balik dulu" Alfath langsung memutar mobilnya.

Saat Alfath ingin melepas sabuk pengamannya ia melihat Jia yang sudah berlari ke arah gerobak mie ayam itu, ia hanya tersenyum sambil menatap Jia.

"pak pesen dua mangkuk ya, yang satunya agak di banyakin kecap asinnya" Jia menoleh ke arah Alfath lalu mengajaknya duduk.

"pesen apa aja?" tanya Alfath sambil merapikan rambut Jia.

"cuma mie ayam dua, yang satunya agak asin. Kamu mau nambah bakso?"

"enggak deh, ini aja udah cukup"


Setelah menunggu 15 menit mie ayam mereka datang, wajah Jia terlihat senang saat mie ayamnya berada di meja mereka. Tanpa menunggu lama Jia langsung melahap mie ayam itu, Alfath terkejut saat melihat Jia memakan mie ayam itu "ji, pelan-pelan makannya nanti kesedak".

"ini enak banget fat, sumpah aku belum pernah makan mie ayam seenak iniii"

"pelan-pelan tapi makannya, nanti ga ter kunyah keseluruhan gimana?"

"ga perlu khawatir fat, aku kunyah nya sampai hancur kok" Jia menambah beberapa saus dan kecap ke dalam mangkuk mie ayam nya.

Alfath hanya bisa menggeleng kan kepalanya melihat tingkah laku Jia yang seperti anak kecil, mereka menghabiskan mie ayam itu dengan cepat lalu membayar dan bergegas pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah orang tua Jia mereka langsung masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu lalu mencari keberadaan orang tua Jia, terlihat mama Jia yang sedang duduk di teras belakang rumah sembari membaca majalah dan meminum segelas teh. Jia menghampiri sang ibu dari belakang lalu memeluknya dan menunjukan foto hasil usg yang baru saja ia dapatkan tadi.

"HAAAHHH...... INI APA SAYANG????INI CUCU MAMA??? KOK ADA DUA INI, KEMBAR YA??? YA AMPUN TERIMAKASIH YA SAYANG SUDAH KASIH MAMA CUCU. TERIMAKASIH YA TUHANNN"

"iya ma.... ini cucu mama, aku juga masih ga nyangka ma" ucapnya sambil mengelus perutnya.

"fat, jaga anak sama cucu mama ya sayang.... awas aja kalau ada apa-apa sama mereka bertiga. Kamu yang mama gigit fat"

Alfath menahan tawanya sambil menganggukkan kepalanya, sejenak pikirannya merasa tak enak ketika melihat Jia. Tapi ia masih harus berjuang keras untuk Jia dan anak-anak nya, ia membuang jauh pikiran buruk itu lalu memikirkan hal yang akan terjadi di masa depan. Ia menatap Jia dengan tajam lalu menoleh kan kepalanya ke arah pintu, melihat gerakan itu Jia lalu berpamitan pada ibunya lalu mencium pipinya, sang ibu mengusap perut Jia lalu menciumnya kembali. Alfath menatap mata Jia, tatapan itu cukup dalam hingga membuat Jia bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Alfath.... sontak Jia menggenggam tangan Alfath sambil menatap dalam pada matanya. 15 menit berlalu sampai salah satu dari mereka membuka pembicaraan.

"What mistake did I make, that you didn't invite me to talk and only looked into my eyes for 15 minutes ???" ucap Jia sambil mengusap pipi Alfath.

" i don't know, in my mind is you and i love u honey, i can't promise not to leave you alone "

" what did you say ???"

" I want to tell you something"

"mau ngomong apa ???"

"nanti pas di rumah kita ngobrolnya, biar enakan dikit... kalau di sini agak kurang nyaman"

"i can wait honey "


Alfath melajukan kecepatan mobilnya, saat perjalanan pulang Jia hanya bisa melihat Alfath yang terlihat sedang berkelahi dengan pikirannya sendiri. Ia tak mengerti apa yang sedang Alfath pikirkan sampai mengucapkan hal yang belum pernah ia dengar sebelumnya.




......................................


ALFATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang