3 bulan kemudian
setelah Alfath datang ke rumah Jia untuk melamarnya hubungan mereka kini semakin dekat, entah itu dari segi pandang mereka maupun orang lain. Jia merasa tak ada yang harus di sembunyikan lagi oleh Alfath karena dalam beberapa bulan lagi mereka akan membawa hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Sampai-sampai keduanya lupa dengan teman mereka Alin dan Falan, yang hari ini melaksanakan pernikahan mereka... Jia memutuskan mengajak Alfath untuk menyewa pakaian saja daripada harus beli dan biasanya Jia akan menggunakan nya hanya sekali saja, daripada harus membuang uang untuk baju yang tak seberapa berharga lebih baik menyewa saja. Di hari spesial temannya ini Jia berharap bisa mengantarnya melepas masa lajang nya tak terasa setelah pernikahan temannya hanya berselang beberapa bulan lalu ia yang menikah dengan orang yang ia harapkan bisa menjadi cinta terakhirnya. Hari sudah menunjukan pukul 10.15 dan sebentar lagi acara pernikahan Alin Dan Falan, mereka berdua bersiap-siap untuk berangkat ke acara temannya... Dengan perasaan yang tak dapat di ungkapkan keduanya menatap satu sama lain tanpa mengatakan sesuatu sampai Jia membuka pembicaraan.
"udah semua Fat?? ga ada yang ketinggalan kan???" Jia menatap pada Alfath yang sedang merapikan kemejanya.
"udah, tapi ini minta tolong benerin dong pake dasinya gimana???" Alfath sibuk merapikan dasinya yang tak kunjung rapi.
"hahahaha, pake dasi doang masa ga bisa??? Sini aku bantuin" Jia berjalan kearah Alfath dan merapikan dasinya.
"gue harap, gue ga pernah bisa pake dasi selamanya, biar gue bisa lihat muka cantik lo tiap pagi" Alfath menyingkirkan beberapa helai rambut dari wajah Jia.
Wajah Jia terlihat memerah saat Alfath menyingkirkan beberapa helai rambut dari wajahnya, tentu ini bukan pertama kalinya Alfath seperti itu padanya sudah beberapa kali selama pertemuan di masa sekolah SMA. Mungkin yang biasanya melihat Alfath dan Jia sudah tak heran jika Jia selalu membenarkan dasi Alfath setiap harinya.
"udah selesai dasinya, lain kali gue ajarin pake dasi ya??? Biar ga nyusahin kaya gini"Jia mengambil sepatu heels nya.
"you look perfect, i'm lucky to have you "Alfath menarik pinggang Jia lalu mencium keningnya.
Jia hanya bisa tersenyum melihat Alfath mencium keningnya, ia menarik Alfath keluar untuk segera bergegas ke acara pernikahan Falan dan Alin. Saat tiba ditempat acara Alfath melihat sekeliling seperti mencari seseorang, Jia yang menyadari Alfath sedang mencari seseorang segera membuyarkan lamunan nya.
"Fat? lagi nyari siapa?? Kok kayaknya serius banget lihatin kiri kanan??" Jia menggandeng tangan Alfath.
"kira-kira dhava dateng ga?? Ini cuma pertanyaan aja sih, ga harus ada jawabannya" Alfath bertanya pada Jia sambil terus mencari sosok madhava.
Alfath terus mencari hingga ia menemukan sosok yang sedang ia cari-cari, perlahan Alfath mendekti madhava yang sedang mengobrol dengan seseorang di sana.
"dhav..."panggil Alfath sembari menepuk pundak madhava.
"eh fat, apa kabar?? Mana Jia kok lo sendirian aja??" madhava menghampiri Alfath lalu menjabat tangannya.
"gue baik... Iya tau aja lo kalau gue ke sini sama Jia, oh iya lo sendiri giamana kabarnya?? Sakit ya di tinggal Alin kawin??" Alfath menjabat balik tangan Madhava.
"tadi gue pikir lo ga di undang ke sini, you know lah ya..." Alfath mengajak madhava untuk duduk.
"tadinya gue ga mau dateng, gue malu sama Alin, Fat. Gue selingkuhin dia dan sekarang gue tau rasanya tanpa dia Fat, hidup gue hampa banget tanpa dia sebelumnya gue sempet mikir mau ngajak balikan, eh tiba-tiba Falan dateng kerumah bawa undangan katanya buat gue tadinya ga mikir kalo tuh undangan pernikahan Falan sama Alin.... sekarang gue nyesel banget Fat, ngelepas Alin gitu aja, gue emang bad attitude banget Fat... Tapi lo harus tau kalau cinta gue ke Alin itu tulus Fat..." Madhava menjelaskan pada Alfath secara detail bagaimana bisa pasangan se harmonis mereka pecah karena orang ketiga yang muncul dalam kehidupannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFATH
Teen Fiction"lebih baik aku tenggelam dalam pelukmu, dari pada aku tenggelam dalam laut penyesalan. Ucapan ku memang tak semanis gula namun aku dapat menepati janjiku untuk mu" - Raden Alfath mahavira ...