"Give it to me if it's too heavy for you .."

183 9 1
                                    

Diana POV

"Honey, are you okay?" Mum mengetuk pelan dari luar pintu kamarku.

Aku menggelengkan kepalaku, menutup mulutku dengan satu tanganku agar dapat berhenti menangis. Agak sulit rasanya untuk mengeluarkan suara, aku tak yakin dapat menjawab pertanyaan mum dengan suara yang serak dan bindeng. Itu akan terdengar menyedihkan.

"Honey, can we talk for a second?" Mum bicara lagi.

"I can't, mum. Im too sleepy." Jawabku akhirnya, ya dengan suara yang menyedihkan ini. Tapi aku sedikit menyamarkannya agar mum tak tau bahwa aku sedang menangis. Walaupun membohongi mum juga rasanya adalah hal yang mustahil. Aku tau mum tau apapun tentangku. "But its fine. Im okay, dont worry."

Aku masih samar mendengar suara helaan mum dari luar. "Okay, out dinner time. we are waiting for you." Kata mum. "and maybe we can talk later."

Aku menghapus air mataku. "Yeah. Thank you."

"Anytime, honey. Don't forget dinner, yeah."

Ketukan langkah mum terdengar menjauh setelah menuruni tangga. Aku melangkahkan kakiku yangbterasa lemas menuju tempat tidur dan duduk di pinggirnya. Menguncir rambutku, aku berfikir tidak ada salahnya jika membersihkan tubuhku yang mulai berkeringat lagi. Aku bisa berendam dengan air hangat atau duduk diam di bawah pancuran air shower yang sejuk. Itu ide bagus, bukan? Walaupun aku tau sebelumnya aku sudah mandi sore.

Setelah menaburkan sabun bubuk aroma terapi milikku dan menguncir rambutku menjadi bun, aku mulai mencelupkan satu persatu kakiku ke dalam air hangat. Aku berendam, merasakan harum aroma bunga lili dan air hangat yang menenangkan. Menoleh kesamping, aku melihat pinselku yang tadi kuletakkan di meja kecil. Aku sengaja mengambilnya dan mengetikkan sesuatu disana.

Ponselku kudekatkan di telinga. Nada sambung terdengar beberapa kali sampai akhirnya satu suara yang sangat kurindukkan menjawab panggilan telefonku. "Hallo." Katanya.

Mataku memanas lagi mendengar suaranya. "Hai." Kataku pelan.

"Hi, Queen. What's wrong with your voice?" Tanya Harry.

"Nothing wrong, Harry. I was just a cold. Dan sedikit tidak enak badan, kurasa."

"Take a rest, sweetheart. You know you need that."

"Yeah." Telunjukku memainkan busa sabun. "Kamu sedang apa?"

"just being in the room. thinking of you, had I intended phoned but I'm afraid you're taking a break and I dont want to bother you." Harry sedikit terkekeh.

"Bother me? Seriously, Hazza, are you kidding me? Of course not. I even think you're forgetting your promise to call me." Kataku tertawa juga.

"Kenapa kau berfikir begitu? Aku bukan orang yang suka ingkar janji, jika kau ingin tau."

"Oh ya? Itu bagus jika memang begitu. Aku tidak suka orang yang ingkar janji. Terutama laki laki, karena kufikir itu tidak gentleman."

Harry tertawa. "Begitu ya? Kalau begitu kau beruntung mendapatkan pria idaman sepertiku."

Ya, benar sekali, Harry. Aku sangat beruntung.

"Tidak juga, kurasa aku tidak terlalu beruntung mendapatkan pria yang menyebalkan sepertimu." Gurauku membuatnya mendengus, jika aku sedang di dekatnya, aku tau saat ini ia sedang mengerucutkan bibirnya. Dan aku tau pasti itu sangat menggemaskan. "Aku tau kau sedang cemberut."

"How can you do that? Are you stalking me? What are you hiding somewhere and continue watching movies like that often I watch action movies? What are you hiding in a chimney or a girl you do not look, im mean..."

Diana ( H.S )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang