Not Again

253 21 3
                                    

Diana POV

Aku membiarkan capuchinno di hadapanku mendingin. Tanganku sibuk meremas remas tanganku yang lain. Pikiranku kacau entah kemana. Baru saja sekitar satu jam yang lalu aku pergi dari flat. Liam marah melihat berita yang tersiar di televisi.

Tadi pagi, berita tentang Harry yang memelukku kemarin tersebar di mana mana. Di majalah, acara televisi sampai twitter dan media sosial lain. Liam memang sedikit marah padaku, tapi seperti biasa, ujung ujungnya ia hanya memperingatkanku soal perasaanku.

Apa yang membuatnya begitu mengkhawatirkan itu?

Mataku tak fokus memandang kemana mana. Aku masih belum menyentuh capuchinnoku sedari tadi. Aku memesannya hanya untuk formalitas agar bisa duduk duduk di dalam starbucks. Ponselku bergetar di atas meja.

Beberapa notifikasi dari twitter menyerangku. Makin lama ponselku makin tak berhenti bergetar. Aku membukanya dan mengecek notifikasi twitterku.

@Narrymuffins: who the fuck are you?! Stay away from my Hazza, bitch!

@xx1dlovexx: hey, you guys are amazing! Such a cute couple!

@Vivistylesx: go away, ugly.

@Cupcakemalik: love you, Diana

@snowdirect: im Diarry shipper yasss!

Dan banyak lagi mention mention masuk ke twitterku. Foto Harry memeluku sudah tersebar kemana mana. Timelineku penuh dengan orang orang yang sibuk mengejek dan memujiku.

Aku meng-lock ponselku kembali. Aku bosan setengah mati. Akusama sekali tak berhasrat meminum capuchinnoku yang sudah mendingin.

"Hey, Diana!" Pekik Eleanor tiba tiba di sampingku.

"Hey, Ele." Aku bangkit berdiri dan memeluknya.

"I miss you, what are you doing here? Sendirian?" Tanyanya. Aku tersenyum dan menjawab pertanyaan Ele dengan mengangguk.

"I miss you too! Kau darimana?" Tanyaku.

"Aku akan ke flat kalian, tapi karena sedikit haus aku mampir dulu kesini, dan ada kau!" Katanya senang.

Aku tertawa kecil melihat tingkah Ele yang sama lucunya dengan Louis. Ele menghempaskan tubuhnya di bangku dan meletakan tasnya di pangkuannya. Dia tetlihat manis dengan mantel bulu berwarna putihnya.

"Jadi, kenapa kau disini sendirian?" Tanya Ele.

"Aku hanya sedang bosan, jadi aku kesini." Jawabku tersenyum kecil.

"Di, apa kau sudah tau bahwa media menggosipkanmu dengan Harry?" Tanya Ele hati hati. Aku mengangguk.

"Aku bingung, Ele. Bagaimana jika Kendall melihatnya? Mereka sudah sering bertengkar karenaku, bagaimana jika mereka bertengkar lagi?" Tanyaku.

Ele tersenyum tipis lalu mengusap tanganku yang berada di atas meja. "Memang bagaimana ceritanya?" Tanya Ele lembut.

"Saat itu aku juga sedang ke starbucks dan keadaanku saat itu sedang sedih, aku merindukan mum dan dad, aku berjalan keluar starbucks dan salju sedang turun. Aku menangis karena sedih merindukan mum, Harry memelukku." Jelasku. Aku tak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Eleanor. Aku tak ingin membuatnya berfikir macam macam dengan Kendall.

"Begitu, ya. Jadi Harry memelukmu hanya untuk menenangkanmu kan? Hah, media memang berlebihan. Kau tau? Waktu itu juga Harry dan Louis di gosipkan gay dan memiliki hubungan khusus. Ya, aku sih mencoba biasa saja. Walaupun kau juga pasti tau bahwa perasaanku lumayan sakit melihat berita murahan itu." Kata Eleanor dengan bibirnya yang cemberut.

Diana ( H.S )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang